22-Seporsi Nasi Goreng Bi Imah

601 80 10
                                    

Udara malam kini mulai memasuki pori-pori kulit lengannya yang tidak terlindungi oleh apapun. Veylania Callista, wanita itu duduk menghadap ke arah jendela kamarnya yang sedikit terbuka untuk melihat indahnya langit malam hari  ini yang dihiasi oleh terangnya bulan purnama.

Kepalanya yang mendongak perlahan menunduk menatap ke arah sebuah cincin berwarna emas yang menjadi cincin pernikahannya dengan Jevan. Helaan nafas berat keluar lagi dan lagi dari mulut Veyla. Tak pernah ia bayangkan serumit ini perjalanan cintanya dengan Jevan. Hanya karena sebuah kesalahpahaman semata semuanya menjadi hancur.

Di saat berbagai argumen yang dilakukan oleh batin dan pikirannya, tiba-tiba Veyla teringat dengan perkataan Rina perihal rumah tangganya.

Flashback On

Veyla memasuki rumahnya dengan tangan yang menggenggam cincin pernikahannya dan memasang sorot mata yang sendu. Pikirannya tengah kacau sekarang. Rasa bersalah hinggap di benaknya ketika melihat Jevan yang sangat sabar menghadapi egonya yang tinggi ini.

Veyla sempat bertanya pada dirinya sendiri, apakah dia ini pantas untuk seorang Jevan Alvaro yang penyabar? Dan mengapa ia selalu bersikap semaunya saat Jevan hendak menjelaskan semuanya?

Wanita berambut kecoklatan itu memijat pelipisnya pelan. Pening mulai melanda kepalanya karena berbagai macam pikiran yang saat ini tengah melanda otaknya. Veyla terus menyeret langkahnya hingga berpapasan dengan sang bunda di ruang tengah.

Dengan kedua mata yang sudah berkaca-kaca, Veyla langsung menghambur ke pelukan Rina lalu menumpah ruahkan tangisnya di sana. Veyla tak tahu harus berbuat apa. Ia benar-benar dalam kondisi bingung sekarang. Di satu sisi, ia masih sangat marah dengan apa yang ia lihat di Amerika kemarin, tetapi di satu sisi, Veyla tak tega melihat Jevan seperti ini.

Veyla semakin mengeratkan pelukannya pada sang bunda ketika Rina mulai membelai lembut rambutnya. Wanita yang telah berumur itu paham dengan apa yang terjadi di rumah tangga anaknya. Perbedaan pendapat, kesalahpahaman, adu mulut, memang lumrah terjadi di dalam sebuah rumah tangga. Namun, bagaimana caranya kita harus menghindari hal itu agar terhindar dari keputusan yang tak diinginkan, yaitu perceraian.

"Veyla sayang, Bunda memang nggak tahu apa permasalahan rumah tangga kalian. Bunda juga nggak maksa untuk kamu cerita sama Bunda. Bunda yakin kamu sudah cukup dewasa untuk mengatasi masalah sendiri." Rina mulai membuka pembicaraan di tengah tangisan Veyla yang semakin pecah.

"Di dalam sebuah rumah tangga memang pasti ada lika-likunya. Pasti ada kesalahpahaman, cek-cok, atau perbedaan pendapat yang terjadi di antara suami dan istri. Itu lumrah, Veyla. Tapi jika di dalam sebuah rumah tangga di antara kalian tidak ada yang ingin mengalah untuk menjelaskannya atau mendengarkan penjelasan, masalah itu gak akan selesai. Kepercayaan juga harus ada di dalam sebuah hubungan. Jika kamu selalu menduga yang tidak-tidak terhadap pasangan dan selalu berasumsi sendiri dalam satu kali lihat, maka kepercayaan itu tidak tertanam di dalam diri kamu. Tapi jika kamu percaya dengan pasangan kamu, kamu pasti mau mendengarkan penjelasannya."

Rina mengembuskan nafasnya sebelum melanjutkan kalimatnya. "Bunda tahu betul Jevan bukanlah laki-laki yang berani macam-macam. Kalau dia memang berbuat macam-macam di belakang kamu dan gak sayang sama kamu, buat apa dia ngejar kamu jauh-jauh dari Amerika ke sini? Buat apa dia rela ninggalin kerjaan dan kuliah dia buat nemuin kamu di sini, Veyla?" tanya Rina yang semakin membuat Veyla memeluk bundanya erat.

"Maafin Veyla, Bunda..." ucap Veyla terdengar lirih.

Rina hanya tersenyum simpul. "Jangan minta maaf ke Bunda, minta maaf ke suami kamu," sahut Rina lalu mengangkat wajah Veyla dan menghapus air mata anaknya tersebut. "Kalau semuanya masih bisa diperbaiki, jangan sekali-kali kamu mengambil keputusan yang nantinya berdampak sama rumah tangga kamu, ya?" Nasihat yang diberikan Rina barusan diangguki dengan antusias oleh Veyla. Setelah itu, ia kembali memeluk bundanya untuk menenangkan diri sejenak.

Stay Where stories live. Discover now