13. AB2 • SERPIHAN

17.2K 1.2K 714
                                    

AURORA BOREALIS 2|BAGIAN 13

Now playing : Can You See My Heart—Heize

"Bahwa perempuan itu sangat sensitif perihal urusan hati, sekali ada yang menyakiti hatinya dengan kata-kata yang tajam bak pedang, goresan lukanya nggak akan sembuh secepat membalikan telapak tangan"- Aurora Pelangi Cavarson

****

Matahari sudah menampakan sinar kejinggaannya, dengan setelan dress berlengan panjang dengan rok span selutut. Dia. Aurora Pelangi Cavarson melenggang memasuki sebuah restoran bernuansa klasik milik Bagaskara Group.

"Semua udah di siapkan kan?" tanya Aurora dengan anggunnya.

"Sudah Aurora, tinggal tanda tangan kalo keduanya setuju," jawab Fedrick.

"Kakek belum tau soal ini kan?"

"Tuan Cavarson nggak dateng ke kantor hari ini."

"Nice."

Setelah sampai di meja yang sudah di janjikan, mereka melihat Hutomo Bagaskara dan juga sekretarisnya.

"Selamat sore Om Hutomo."

Keduanya berjabat tangan, "selamat sore juga Aurora, mari duduk."

"Sekarang udah berani pegang bisnis sendiri Ra?"

Aurora tertawa renyah, "iya Om, lagian kan sudah seharusnya Aurora ambil alih bisnis resort ini."

Aurora berdeham seraya membenarkan posisi duduknya.

"Sebelumnya Aurora mewakili kakek Aurora meminta maaf yang sebesar-besarnya perihal pencabutan saham di Bagaskara Group. Maaf karena kakek udah lancang melakukan itu sepihak tanpa ada pertimbangan terlebih dahulu," jelas Aurora.

"Iya nggak apa-apa, tapi jujur Om ini kaget karena mendengar pencabutan saham itu yang secara tiba-tiba."

"Karena kemungkinan kakek nggak bakal menanamkan saham kembali ke Bagaskara Group jadi, untuk itu Aurora akan kembali menanamkan saham dari bisnis resort Aurora."

"Kamu serius Aurora?"

"Iya Om," Aurora menoleh pada Fedrick, "suratnya Om."

Fedrick memberikan sebuah stofmap pada Hutomo, "tinggal tanda tangan saja jika Tuan menyetujuinya."

"Ini kamu nggak meminta kompensasi apapun kan Aurora?"

Aurora menggeleng, "enggak Om, ini murni tanda maaf Aurora karena kelakuan kakek."

Setelah itu Hutomo menandatangani surat itu.

Drrt!

Fedrick mengecek ponselnya dan sebuah pesan pop up terpampang dilayar.

Nadia : Tuan Cavarson datang ke kantor

Garis wajah Fedrick berubah tegang, Aurora yang menyadari itu menoleh dan mengerutkan keningnya.

"Tuan Cavarson datang ke kantor, Om harus segera kembali, kamu bisa menikmati jamuan dari Tuan Bagaskara terlebih dahulu," bisik Fedrick pada Aurora.

Aurora mengangguk.

"Tuan Bagaskara, sebelumnya maaf saya tidak bisa menikmati jamuan yang telah Tuan sediakan jadi saya pamit. Masih ada urusan kantor," ucap Fedrick.

"Oh sayang sekali, tapi ya sudah tidak masalah, terimakasih sudah hadir," ucap Hutomo.

Setelah itu Fedrick pergi.

"Silahkan dimakan Aurora." ucap Hutomo.

"Iya Om."

AURORA BOREALIS 2 [ ✓ ]Where stories live. Discover now