29. AB2 • KERTAS LUSUH

16.2K 1.4K 837
                                    

AURORA BOREALIS 2|BAGIAN 29

Now Playing : Dream—BolBBalgan4

“Pernah pada kemarin, pernah pada hari ini, namun belum tentu pernah dengan hari esok”

***

Deru suara motor terdengar memasuki sebuah pekarangan rumah yang besar dan elite itu. Berlapis cat abu-abu di padu dengan putih, menambah kesan elegan rumah tersebut.

Pengendara motor itu mematikan mesinnya dan kemudian melepas helm fullface yang menutupi kepalanya.

Dia,

Adimas Alaska Bagaskara.

Langkah kakinya yang panjang, membuatnya nampak gagah ketika berjalan memasuki rumah tersebut.

"Tumben."

Alaska menoleh pada sumber suara itu. Dan berdirilah seorang pria gagah dengan secangkir kopi di tangannya, siapa lagi jika bukan Hutomo Bagaskara, ayahnya.

Alaska menyernyit, "tumben, maksudnya?"

"Tumben kamu pulang ke rumah sebelum tengah malam, kesambet apa kamu?" Hutomo kembali menyesap kopinya.

Siapa yang tidak hafal dengan tingkah Alaska. Seorang ketua geng Alger yang kerjaannya hanya berkutat di markasnya. Dia jarang sekali pulang ke rumah, meskipun pulang, seawal-awalnya, dia akan pulang tengah malam. Itupun hanya untuk tidur sebentar atau sekedar mengambil barang yang dia butuhkan.

"Jadi, Alaska nggak boleh gitu pulang sebelum tengah malam? Ini juga rumah Alaska." Alaska memutar malas matanya.

"Ya aneh aja."

Alaska melangkahkan kakinya menaiki tangga,"udah lah, Alaska mau ke kamar."

Sebelum sampai di kamarnya, Alaska melihat pintu kamar adik tirinya—Seina, sedikit terbuka.

Cowok itu diam-diam mengamatinya, ngapain dia di depan laptopnya?

Brak!

Alaska menendang pintu kamar Seina, membuat perempuan di dalamnya terjingkrak. "Kak Alaska."

"Ngapain lo?" tanya Alaska dengan nada tidak sukanya.

"Lagi ngerjain tugas, Kak, tumben jam segini udah pulang?"

"Dih, suka-suka gue kali. Ini rumah juga rumah gue, nggak boleh gitu kalo gue balik jam segini?"

Seina tersenyum kikuk, "ya bukan gitu, Kak, aneh aja gitu."

"Orang-orang rumah ini pada nggak jelas semua, giliran gue balik cepet dibilang tumben, giliran gue nggak balik ntar dibilang gelandangan."

"Ya bukan gitu, Kak Alaska," ucap Seina menutup laptopnya, lalu berjalan mendekati Alaska. "Kakak mau aku buatin apa? Kopi? Teh? Susu?"

Alaska menepis tangan Seina yang ada di lengannya. "Nggak perlu."

Kemudian cowok tersebut pergi menuju kamarnya yang tidak jauh dari kamar Seina. Baru saja dia akan membuka kenop pintu, tiba-tiba dia tersentak dan buru-buru berbalik menuju kamar Seina.

"Eh jadi deh, buatin gue kopi aja. Sama ambilin buah sekalian, ntar antar ke kamar gue," perintah Alaska.

Seina mengangguk dan kemudian turun menuju dapur. Setelah di rasa aman, Alaska memasuki kamar Seina.

"Berani-beraninya lo main-main sama hal kayak gini Seina," gumam Alaska, "lo udah hancurin keluarga gue, hancurin persahabatan gue sama Aurora, dan sekarang lo mau menghancurkan teman-teman Aurora? Kalo gitu, siap-siap aja lo bertemu dewa maut lo!"

AURORA BOREALIS 2 [ ✓ ]Where stories live. Discover now