15. AB2 • WILL CHANGE?

17.2K 1.1K 451
                                    

AURORA BOREALIS 2|BAGIAN 15

“You are free to choose but you are not free from the consequences of your choice”

****

Brak!

Suara itu menggema memenuhi ruang tengah keluarga Cavarson. Ada Lebaron, Aurora dan juga Gladys disana.

"Lancang sekali kamu Aurora!" bentak Lebaron, "tanpa sepengetahuan Kakek kamu menanam saham di Bagaskara Group!"

"Ini hak Aurora Kek! Bisnis resort itu udah atas nama Aurora jadi Aurora berhak atasnya!"

"Tapi bukan berarti kamu bisa seenaknya seperti itu Aurora! Kakek juga masih mengambil alih di bisnis itu!"

"Nama Kakek udah di coreng dari bisnis resort itu! Bisnis itu udah atas nama Aurora Pelangi Cavarson!"

Gladys mengelus punggung anaknya, "udah Aurora, ayo masuk kamar. Nggak baik marah-marah."

"Harusnya Mamah yang kasih tau ke Kakek untuk nggak marah-marah terus dan belajar untuk nggak mementingkan ego sendiri," ucap Aurora.

Plak!

Sebuah tamparan mengenai pipi Aurora.

"Pah!" kaget Gladys.

"Semakin lama kamu semakin kelewatan, liat saja setelah ini. Apa kamu masih bisa menentang Kakek," ucap Lebaron dengan tegas.

"Silahkan, Kek, silahkan! Lakukan sesuka hati Kakek! Tapi jangan harap Aurora akan tinggal diam."

Lebaron berbalik pergi. Namun langkahnya terhenti.

"Dan jangan harap Kakek akan menuruti keinginanmu ketika nanti kamu memohon menangis pada Kakek," ucap Lebaron.

"Oh jadi Kakek ngancam Aurora! Baik Aurora terima itu."

"Satu hal yang harus kamu ingat, terlalu memikirkan perasaan orang lain hanya akan membuat hidupmu semakin rumit."

Deg

Aurora tertegun mendengar kalimat kakeknya tersebut.

Setelah itu Lebaron melanjutkan jalannya—menuju kamar.

"Aurora ke kamar dulu Mah," pamitnya seraya berjalan menuju ke kamarnya.

Setelah mengunci rapat-rapat pintu kamarnya Aurora merebahkan tubuhnya. Menatap langit-langit kamarnya.

Apa gue terlalu memikirkan perasaan orang lain?

Setetes bening merambat dari pelupuk matanya hingga jatuh ke pipinya.

Kenapa hanya karena ucapan kakek lo jadi gini Ra? Jangan buat keadaan lo justru semakin runyam, lo yang paham apa yang harus lo lakukan.

🌈🌠

Suasana pagi ini begitu dingin, kabut menyelimuti. Dan sinar sang mentari tak sepenuhnya menyinari bumi.

Seorang perempuan berbalut jaket merahnya duduk di salah satu bangku kantin yang masih kosong.

Kenapa cuma karena satu kalimat seorang Lebaron Cavarson gue jadi ragu kayak gini? Apa gue terlalu memikirkan perasaan orang lain? Apa gue udah membuat hidup gue sendiri menjadi rumit tanpa gue sadari?

Aurora menenggelamkan wajahnya dilipatan tangan yang berada di atas meja kantin.

"Ra?"

"Ra?"

"Aurora!"

Aurora terlonjak kaget, "eh iya!"

"Ngapain lo?" tanya Alana seraya duduk di bangku yang berhadapan dengan Aurora.

AURORA BOREALIS 2 [ ✓ ]Where stories live. Discover now