21. AB2 • ALGER MERINDUKAN ANGELNYA

15.4K 1.3K 579
                                    

AURORA BOREALIS 2|BAGIAN 21

"Jarak itu sebenarnya tak pernah ada. Pertemuan dan perpisahan dilahirkan oleh perasaan. Karena jarak juga hanyalah sebuah letak geografis, bisa ditempuh oleh apapun demi membayar tuntas kerinduan"

****

Markas Alger.

Kelima inti Alger tengah duduk melingkar di balkon lantai atas. Tempat yang biasa di gunakan untuk rapat ketika akan ada pertempuran.

Enam kursi yang biasanya terisi semua, kini hanya terisi lima orang. Kursi di hadapan Alaska masih tepat pada posisinya. Tak ada yang berani menempatinya.

Alger kehilangan Angelnya.

Sosok perempuan tangguh yang sangat ceria. Namun tak segan-segan menunjukan sisi kerasnya ketika anggota Alger ada yang terluka.

Sosok perempuan yang penyayang. Meskipun mereka tau bahwa dia tak mendapatkan kasih sayang yang cukup dari keluarganya.

Sosok perempuan yang mempunyai sifat kepedulian tertinggi meskipun dia tak banyak mendapat kepedulian dari orang-orang di sekitarnya.

Dan kini,

Alger merindukan sosok itu.

Merindukan Sang Angel Alger.

"Ini kenapa sih setiap kita mau bahas sesuatu di tempat ini. Pasti ujung-ujungnya malah diem-dieman gini," ucap Aryan memecahkan masalah.

Semua menoleh pada Aryan, "ayolah, daripada gini mending kita makan aja keluar? Gimana? Gue tunggu kalian di luar oke."

Aryan bangkit dari kursinya dan kemudian berjalan turun ke bawah. Dia bohong. Dialah orang paling kehilangan sosok Angel Alger. Sosok perempuan yang sudah dia anggap seperti adik kecilnya.

Ini kali kedua gue kehilangan sosok adik kecil Ra.

Flashback On

Pemakaman yang begitu hening. Hanya isak tangis yang menyelimuti. Orang-orang berpakaian hitam satu persatu pergi meninggalkan tempat itu.

Seorang cowok masih terisak seraya memeluk batu nisan. Bahkan baju hitamnya sudah kotor terkena tanah perkuburan itu.

"Kenapa pergi Sil? Abang sendirian sekarang."

"Kamu bohong kan, kamu itu nggak pergi kan! Sil! Bangun! Peluk abang sekarang."

"Silaaaaa! Bangun!"

Cowok itu semakin tidak karuan. Bahkan dia berniat mencabut batu nisan yang sudah tertancap di gundukan tanah itu.

"Yan Yan!" Titan menarik lengan Aryan, namun cowok itu terus memberontak.

"Yan! Lo apa-apaan sih! Sila udah pergi! Lo nggak mau kan buat dia sedih di sana! Jangan kayak gini Yan!"

Aryan bangkit dan kemudian menghadap Titan.

Bugh!

"Yan!" anggota Alger terkejut dengan tindakan Aryan.

AURORA BOREALIS 2 [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang