Teman Baru ...

86 3 2
                                    

Di sinilah Joan. Berada dalam sebuah ruang kelas yang baru. Ya, dia menjadi siswa baru di SMA Tunas Permata. Sebuah sekolah bergengsi di kota ini.

Joan celingak celinguk melihat seisi kelas. Namun ia tak menemukan apa yang dia cari.

"Hhh, gak ada satupun yang aq kenal di sini. Apa mereka di kelas lain kali ya," gumam Joan sambil menghela napas.

"Hei, kok wajah loe muram gitu? Yang happy dong. Kan loe dah jadi siswa SMA," kata seorang pria yang tiba-tiba duduk di depan bangkunya.

Joan mengarahkan penglihatannya ke cowok itu. Keren, pikir Joan. Kulit sawo matang, tapi senyumnya manis.

Joan membalas senyuman cowok di depannya.

"Nah kan kalau senyum gitu, loe tampak lebih manis."

"Iiih gombal banget sih," jawab Joan kesel.

"Gue akan bilang yang sebenarnya. Jadi no time for gombal-gombalan," kata cowok itu.

"Oiya kenalin. Nama gue Mario Perdana Putra. Panggil gue Rio," cowok itu mengajaknya kenalan plus menyodorkan tangannya untuk bersalaman.

Joan tersenyum lagi menerima uluran tangan perkenalan dari Mario. "Nama gue Joan Alexandria Hanafi. Salam kenal."

"Hanafi. Mmm kayaknya gue pernah dengar nama belakang Hanafi itu. Aaah tapi sudahlah. Gak perlu dibahas. Loe dari SMP mana?" tanya Rio lagi.

"SMP Mutiara Kasih," jawab Joan pendek.

Kriiiiing kriiiing...

Bel sekolah berbunyi. Tanda jam pelajaran akan segera mulai.

"Jo, gw duduk di bangku belakang loe ya. Kayaknya bangku ini udah ada orangnya deh. Dah ada tasnya soalnya," pinta Rio sambil menunjuk tas di kursi yang ia duduki.

"O iya. Silakan," jawab Joan.

Tak lama seorang guru perempuan pun masuk ke kelas. Dia adalah Bu Ratna yang akan menjadi wali kelas Joan dan Mario serta teman-teman mereka.

---

Dua jam mata pelajaran berlalu. Bu Ratna sudah meninggalkan kelas. Beberapa siswa juga meninggalkan kelas. Ada yang ke lapangan, ada pula ke kelas lain, dan sebagian lain ke kantin.

"Jo, makan yuk. Gue laper ni," ajak Rio yang sudah berpindah duduk ke kursi samping Joan.

"Loe ajakin gue? Emangnya loe gak punya temen di kelas ini buat loe ajakin ke kantin?" tanya Joan.

"Abuset nih cewek nanya begitu. Seumur-umur cewek pasti tanpa tanya mengiyakan ajakan gue ke kantin. Lah dia malah nanya," bisik Rio dalam hati.

"Mmm ama loe aja deh. Boleh ya. Yuk," tanpa basa basi, Rio langsung menarik tangan Joan keluar kelas.

"Eh entar dulu. Jangan main tarik tangan dong," Joan protes dan berusaha melepaskan tangannya.

"Lah kenapa?" tanya Rio heran. Gila, pikir Rio, baru kali ini ada cewek protes dan mengempaskan tangannya.

"Gue udah janji ama temen gue buat makan di kantin. Dia ada di kelas X IPA 2. Kalau loe mau makan bareng gue, kita harus jemput temen gue dulu di kelasnya," tanpa menunggu jawaban, Joan berlalu menuju kelas tujuannya.

Anehnya, Rio tetap ikuti langkah Joan. Bagaimana gak aneh, baru kali ini Rio mengikuti kata-kata seorang cewek yang baru ia kenal. Tapi sepertinya Rio gak masalah tuh.

"Joan...," suara seorang perempuan menyambut Joan di depan kelas X IPA 2.

"Shilla...," jawab Joan.

"Yuk makan. Gue laper," ajak Joan sambil mengelus-elus perutnya.

"Ayok. Eh btw nih kenalin. Temen baru di kelas gue, namanya Kevin," Shilla memperkenalkan cowok di sampingnya ke Joan.

Kevin pun mengulurkan tangannya bersalaman dengan Joan. "Hai, gue Kevin."

"Gue Joan."

"Mmm Jo, gue gak dikenalin?" semua mata memandang ke arah pemilik suara.

Joan lupa dengan cowok yang mengikutinya. Dia pun menepuk jidatnya.

"Oiya gue hampir lupa. Kenalin temen baru gue juga di kelas. Dia pingin ikut ke kantin bareng. Dia Mario," ujar Joan.

"Gue Mario. "

"Gue Kevin."

"Gue Shilla."

"Udahan dong sesi perkenalannya. Ke kantin yuk. Gue laper. Keburu bel lagi ntaran," ajak Joan sambil menggandeng lengan Shilla. Kevin dan Mario berjalan di belakang para cewek itu.

"Yo, loe gak mau gandeng lengan gue juga kayak mereka tuh," tanya Kevin sekenanya pada Mario.

Jelas Mario geleng-geleng kepala. Bergidik juga dia mendengar pertanyaan Kevin.

"Mmm Vin. Sori nih. Loe normal kan," tanya Mario.

"Bapuk loe, Yo. Ya normallah," jawab Kevin sambil menepuk pundak Mario.

---------

Di kantin, Mario duduk di samping Joan. Kevin duduk di sebelah Shilla. Mereka saling berhadapan.

Mereka telah memesan makanan masing-masing. Joan memesan mi ayam dan es jeruk. Mario pesan mi bakso dan es jeruk. Kevin pesan nasi goreng dengan es buah. Dan Shilla pesan kwetiau goreng dengan es teh manis.

Pesanan pun datang. Mereka bersiap menyantap.

Menjadi sebuah kebiasaan, Joan mengambil sumpit dari wadah di depannya. Ia mengelap sumpit itu dengan tisu bersih.

"Loe mau pake sumpit juga?" Joan menawarkan sumpit itu ke Mario.

"Enggak. Gue gak bisa pakai sumpit," jawab Mario.

"Ooo..." tanggap Joan.

Joan lalu mengambilkan sendok dan garpu, lalu mengelapnya dengan tisu basah. Ia lalu meletakkan sebuah tisu di meja, tepat di samping mangkok baksonya Rio.

"Ni pake. Udah gue bersihin sendok dan garpunya," ujar Joan.

Rio kaget. Ternyata Joan baik juga menyediakan sendok dan garpu buat dia.

"Loe mau pake saos atau sambel, pake kecap?" kekagetan Rio bertambah mendengar tawaran Joan.

"Sambel sama kecap," jawab Rio berusaha menenangkan kekagetannya.

"Mmm Joan, loe lakuin ini semua buat gue? Kan kita baru kenal," tanya Rio.

"Dah gak aneh, Yo. Itu artinya Joan nyaman ama loe. Dia akan lakuin itu ke orang yang bikin dia nyaman saat duduk di sebelahnya. Tapi belum berarti dia suka ama loe," yang menjawab itu adalah Shilla. Ya jelas aja Shilla tahu kebiasaaan Joan. Mereka kan sahabatan sejak masih SD.

"Jadi loe jangan GR, Yo," ledek Kevin yang duduk di seberangnya. Rio garuk-garuk kepala mendengar ledekan Kevin.

Sementara Joan tampak asyik menyantap mi ayamnya. Dia lalu menoleh ke Rio yang masih bengong.

"Kenapa loe? Gak suka?" tanya Joan.

Rio geleng-geleng kepala.

"Ya udah makan. Bentar lagi bel masuk lho."

"Iya..."

Tbc

Janji Masa SMAWhere stories live. Discover now