Good Night, Rio

10 2 0
                                    

Joan keluar dari kamar mandi lalu duduk di sofa depan Arya. Arya pun mulai bersiap untuk bertanya.

"Kamu gimana kabar, Jo?" tanya Arya.

"Hah?" jawab Joan canggung.

Duh kenapa nanyain itu ya. Kan mau ngomongin kasus, rutuk Arya dalam hati.

"Kamu gimana kabar? Apa ada efek pada dirimu akibat kejadian di rumahmu?" tanya Arya lagi, ngeles.

"Ooo, kabar aku baik, Bang. Gak ada masalah," Joan menjawab. Jujur, Joan sedikit gugup. Karena tak biasanya ia memberi keterangan polisi sendirian.

"Mmm, Bang. Soal kasus, apa yang harus aku jawab?" Joan bertanya balik, to the point.

"Ooo iya. Sebenernya aku udah dapat keterangan dari Kevin, Daffa, Axel, Bi Hana, dan Pak Rudi mengenai malam kejadian itu. Aku juga udah nanya papa kamu soal identitas dan hubungan papa kamu dan Pras ..."

"Lalu, keterangan apa lagi yang harus aku kasih, Bang?" Joan memotong kalimat Arya. Joan juga bingung kenapa dia melakukan itu.

"Aku hanya mau mencocokkan keterangan mereka dengan keterangan kamu. Prosedur," jawab Arya.

"Ooo..."

Joan pun bercerita mulai dari ia terbangun di tengah malam karena haus. Ia mendengar suara bisik-bisik, hingga kegaduhan di luar kamar. Joan sempat mengirim pesan ke nomor Rio.

Lalu Pras yang masuk ke kamarnya dengan membuka paksa kunci pintu. Ia diikat, dipaksa untuk memberikan informasi.

Rio datang. Perkelahian terjadi. Hingga akhirnya Rio tertembak.

Joan menjelaskan itu dengan detail. Tidak ada yang dikurang-kurangi, atau dilebih-lebihkan.

"Oke, Jo. Aku rasa keteranganmu sudah cukup. Aku harap bisa menggunakan keterangan itu untuk menghukum Pras dan kawan-kawannya, juga pada kasus sebelumnya," ungkap Arya.

"Iya Bang."

"Aku boleh nanya sesuatu, Jo?"

"Apa, Bang?"

"Kamu dan Rio pacaran?"

Joan tersenyum mencurigakan dengan pertanyaan Arya. Masa polisi bertanya hal privasi, pikir Joan.

Belum sempat Joan menjawab, pintu ruang rawat terbuka. Daffa dan Kevin masuk.

"Lho ada Bang Arya. Ada apa, Bang?" tanya Kevin yang menyadari abangnya di dalam ruangan.

"Biasa, tugas polisi," jawab Arya yang masih duduk di sofa. Arya kesal sedikit sih. Dua bocah itu masuk tiba-tiba. Jadinya kan Arya tidak bisa dengar jawaban Joan.

"Ooo... Jo, udah malem. Loe pulang gi. Malem ini gue nemenin Daffa jagain Rio," kata Kevin beralih pada Joan.

"Ooo oke. Bentar. Gue pesen taksi online dulu," Joan lalu mengambil handphonenya dan membuka aplikasi taksi online di handphonenya.

"Bareng aku aja. Aku juga dah mau pulang," Arya menawarkan bantuan.

"Nah bener. Searah kan rumah loe ke kantor polisi," usul Kevin.

"Emang Bang Arya mau balik ke kantor polisi?" tanya Joan pada Arya.

"Itu bisa diaturlah," jawab Arya.

"Udah Kak Joan bareng Bang Arya aja. Lebih aman. Polisi ini. Ntar besok Kak Joan ke sini lagi. Tapi besok pagi ampe sore gue di sini kok," ujar Daffa.

"Emang loe gak sekolah?"

"Besok ada rapat guru, jadi anak-anak diliburkan, Kak Jo."

"Ooo oke deh. Gue pulang dulu ya. Bentar Bang. Gue beresin barang-barang gue dulu."

Janji Masa SMAWhere stories live. Discover now