Shilla Diculik

24 2 0
                                    

"Mario toloooong. Gue di taman di dekat rumah Shilla..... Prak," ...

Belum selesai Joan berbicara, seseorang merampas handphone dari tangan Joan hingga terlempar jatuh ke tanah.

"Kalian berdua masuk ke mobil," perintah seseorang pada dua gadis berseragam putih abu-abu itu.

"Tidak. Kami tidak mau," balas Shilla.

"Kalau gitu, kami paksa," ketus seseorang itu lagi.

"Shil, Rio pasti akan ke sini. Kita harus mengulur waktu," bisik Joan halus pada Shilla.

Shilla mengangguk. Keduanya mengencangkan tali tas dan tali sepatu. Mereka lalu memasang kuda-kuda. Mereka bersiap mempraktikkan ilmu karate masing-masing. Walaupun masih sabuk putih, setidaknya mereka yakin bisa mengulur waktu hingga Rio datang.

Satu per satu, pria-pria itu berusaha melumpuhkan Joan dan Shilla. Dua gadis itu menangkis. Beberapa pukulan mereka mengenai para pria berkaos hitam itu.

Namun, dua perempuan itu kewalahan.

----------

Di sekolah ...

"Mario toloooong. Gue di taman di dekat rumah Shilla..... Prak."

"Yo, itu Joan dan Shilla kan? " tanya Kevin ada di samping Rio, juga mendengar teriakan dari seberang sana.

"Iya. Kita harus ke sana Vin. Loe tau tamannya," tanya Rio gusar.

"Iya. Ayooo... " ajak Kevin.

"Tunggu, Vin. Kawan-kawan, rapat hari ini gue batalin dulu. Teman gue lagi dalam masalah. Gue harus ke sana buat bantu," kata Rio pada beberapa pelajar yang bersiap ikut rapat.

"Kita ikut loe, Yo. Feeling gue gak enak nih. Loe jangan banyak tanya. Yuk cabut, buru," ujar Bian, wakil klub basket.

Mereka pun beramai-ramai meninggalkan sekolah dengan kendaraan masing-masing. Ada yang pakai motor, beberapa pakai mobil. Mereka menuju taman di dekat rumah Shilla.

----------

Di taman ...

Dua gadis itu kewalahan. Dua gadis lawan delapan pria bertubuh kekar. Lawan yang cukup berat.

Sebuah pukulan mendarat di tengkuk Shilla. Saat itu juga Shilla lemas dan pingsan.

"Shilla, bangun, Shil," teriak Joan melihat tubuh sahabatnya tak berdaya.

Brrrrm brrrrrmmmm...

"Woiiii..."

Sebuah teriakan membuat konsentrasi Joan dan pria-pria itu buyar. Joan menoleh pada sumber suara.

Ya itu suara Rio. Joan lega. Ia lalu menoleh ke arah tempat tubuh Shilla pingsan. Shilla tidak ada. Joan mengedarkan pandangan. Beberapa pria menggotong tubuh Shilla masuk ke mobil.

"Woiii lepasin sahabat gue..." teriak Joan.

Terlambat. Tubuh Shilla sudah masuk ke mobil. Delapan orang yang melawan Shilla dan Joan juga sudah masuk ke mobil.

"Kevin, loe dan yang laen kejar mobil itu. Aktifkan GPS loe, gue nyusul," perintah Rio pada Kevin.

Tanpa babibu, Kevin dan teman-temannya pun memacu motor ke arah mobil itu melaju. Tinggallah Joan dan Rio di dekat teman.

"Aaargggh,. Shilla," teriak Joan kesal.

Rio mendekat. Dia menghadapkan tubuh Joan padanya. Ia menaikkan dagu Joan sehingga mata keduanya beradu.

"Hei, hei, Joan. Tenang. Kevin sedang ngejar tuh mobil. Kita susulin ya," ujar Rio berusaha menenangkan Joan.

Tetesan air muncul dari sudut mata Joan. Rio langsung memeluk Joan. Joan membalas. Setelah Joan tenang, Rio menarik tangan Joan. Ia melirik sebuah handphone di pinggir jalan.

Ia memungut handphone itu. Ya itu handphone Joan.

"Ni pake hape gue. Ikuti GPS dari Kevin. Sampai di lokasi, loe telpon polisi buat dateng," perintah Rio.

Joan hanya mengangguk. Ia mengambil handphone Rio. Lalu ia naik ke boncengan motor Rio dan mengarahkan Rio ke lokasi yang dituju.

----------

Setibanya di lokasi, Rio melihat sebuah gudang tua berpagar putih. Rio melihat beberapa motor diparkir berjejer di luar pagar. Tapi teman-temannya tidak ada.

"Woi, Yo," panggil seseorang berseragam basket khas SMA Tunas Permata.

"Hei, Diko. Mana yang lain?" tanya Rio yang sudah turun dari motornya.

"Mereka di dalam. Udah masuk lima menit lalu," jawab Diko.

"Gue ikut masuk. Diko, loe di sini sama Joan. Jo, telpon polisi. Tunggu di sini, " kata Rio pada Diko dan Joan.

"Iya. Hati-hati, Yo. Selamatkan Shilla," pinta Joan.

Rio mendekati Joan. Ia lalu mencium pucuk rambut Joan.

Rio tersenyum. "Demi loe, gue akan berhati-hati. Karena gue punya janji ama loe kan," bisik Rio.

Joan tersenyum. Tapi hati dan pikirannya tak lepas dari kekhawatiran saat melihat Rio melangkah masuk ke gudang tua itu.

Buuuug... Sebuah bunyi terdengar begitu Rio masuk melewati pagar...

Tbc

Janji Masa SMAWhere stories live. Discover now