Apa Kabar Pacarmu

16 2 0
                                    

Sebelum lanjut, aku mau ucapin makasih banyak buat yang udah baca. Makasih banyak juga yang udah nge-vote. Salah satunya adalah IntanSukreni. Semoga tulisan ini bisa menghibur kalian semua. Karena memang tujuan tulisan ini untuk mengekspresikan ide-ide aku dan menghibur yang baca.

Btw, I love u all...

Arya kini berhadapan dengan Amanda. Ia melepaskan M-16 yang tersandang di bahu. Ia melepaskan G-2 Elite dari pinggang. Ia tak memiliki senjata apapun pada tubuhnya. Ia juga melepaskan rompi antipeluru untuk mempermudah gerakan. Ia tahu akan seperti apa beberapa menit ke depan terjadi pada dirinya dan Amanda.

Arya dan Amanda berjalan berputar. Amanda pun melempar handgun entah ke mana. Ia melepas blazer merah dan hanya menyisakan tanktop hitam yang menutupi tubuh atasnya. Tato kupu-kupu biru tampak di atas belahan dadanya.

Senyuman tersungging dari bibirnya. Bukan senyuman manis.

"Kamu tampan juga berseragam polisi seperti itu," ucap Amanda memuji. Benarkah ia memuji atau hanya berbasa basi.

"Menyerahlah Amanda. Kalian sudah menjadi target kami," Arya memperingatkan.

"Bila aku tak mau," Amanda masih berjalan memutar pelan dengan jarak cukup aman dari Arya.

"Hukuman mati menimpamu," jawab Arya.

"Atau kau yang duluan mati, Arya."

Bug. Amanda melayangkan pukulan ke wajah Arya. Telak tepat sasaran. Arya terhuyung ke belakang. Ia akui ia tak siap.

"Ayolah Arya. Jangan mengalah hanya karena aku perempuan," Amanda tertawa kecil meremehkan lawannya.

"Sial ..." umpat Arya dalam hati. Matanya tajam menatap perempuan yang pernah ia peluk itu.

Amanda menyerang lagi. Kali ini tendangan dari kaki kiri mengarah ke perut Arya. Arya melompat ke belakang. Ia berhasil mengelak.

Amanda lalu mengarahkan pukulan ke kepala Arya. Bukan hanya sekali, tapi dua kali, bahkan berkali-kali. Arya masih bisa mengelak. Sesekali ia menangkis.

Lalu serangan mengenai kepala Arya dari siku tangan Amanda. Arya ambruk. Ia tak menyangka Amanda akan seagresif itu. Atau mungkin, Arya yang masih enggan melawan seorang perempuan.

Arya kini terbaring dengan mata berkunang-kunang. Ia mengedipkan dua matanya. Ia melihat dengan samar perempuan di samping.

"Ooo come on Arya. I know you are a great fighter. Atau itu hanya rumor hah," cemoohan Amanda terdengar jelas di telinga Arya.

Arya berusaha bangkit. Ia menegakkan kembali tubuhnya. Ia memasang kuda-kuda. Ia memusatkan konsentrasi. Sesekali terdengar desingan peluru di sekitar dermaga. Namun ia percaya anak buahnya bisa melumpuhkan lawan. Ia hanya perlu melumpuhkan perempuan di depannya.

"Sudah siap?"

Wuuuuz, bug wuuuz buug bug

Bunyi angin terdengar berpadu dengan pukulan Arya yang dapat ditangkis Amanda. Amanda membalas dengan tendangan, namun Arya dapat menangkis juga.

Posisi yang begitu dekat memudahkan Amanda mengarahkan lutut beberapa kali ke perut Arya. Arya menjauh namun Amanda menendang dari bawah dan membuat Arya jatuh lagi.

Amanda mendekat lalu Arya menangkap kaki Amanda. Kondisi berbalik. Amanda jatuh ke aspal. Arya kini bangkit berdiri.

Heit huh heit bug

Janji Masa SMAWo Geschichten leben. Entdecke jetzt