Dingin [-19-]

744 79 14
                                    

.
.
.
Selamat membaca
enjoy~
.
.
.


Ibu Mark, Evelyn, dan Felix sudah berada di depan kamar milik Mark, lalu salah satu dari mereka mulai membuka pintu dan memasuki kamar tersebut dengan hati hati takut membangunkan Mark.

Mereka melihat Mark sedang meringkuk dengan selimutnya dan sweater abu abu yang selalu ia pakai saat tubuhnya terasa dingin. Tubuh Mark terlihat bergetar.

"Mark.. Ini aku Evelyn dan Felix, kami kemari untuk menjenguk kamu" ucap Evelyn sambil mendudukan dirinya di pinggiran ranjang milik Mark

Mark membalikan badannya "dingin sekali.." Mark berbicara dengan nada yang bergetar dan cukup serak

Evelyn pun maraih tangan Mark untuk digenggam, setelah itu dia memeluk sepupunya "sudah hangat?" suara dan pelukan Evelyn terasa sangat hangat di teling Mark

'dekat sekali mereka berdua' batin Felix. Ia mendadak tidak bisa melakukan apa apa padahal ia sendiri sering mengobati temannya yang sedang sakit

Evelyn melepaskan pelukannya dan beralih menatap Felix, "heh! Katanya mau bantu" nada bicara Evelyn yang tadinya lembut berubah menjadi galak

"beda ya nada bicaranya" Felix menatap sinis ke arah Evelyn

"iyalah! Kamu kan sehat, jadi gak perlu aku lembutin" ejek Evelyn

Felix pun mendengus kesal dan langsung membuka keresek obat yang tadi sudah dibeli, tapi mendadak ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan dan apa yang harus ia berikan, ia hanya memandang obat obatnya

Evelyn mengambil alih, "ck! Gimana sih? Katanya wakil ketua PMR, jaga Mark aku mau ambil minum"

Felix pun menurut, ia langsung menghampiri Mark dan duduk di tempat dimana saat Evelyn memeluk Mark juga.

Karena Felix tidak tahu apa yang harus ia lakukan, akhirnya ia bertanya "mau aku peluk juga?" suara berat itu membuat Mark bergidik ngeri

"gak! Aku masih normal" -Mark

"ck! Aku juga masih normal, aku masih suka cewek ya..." Felix memberi jeda untuk ia bertanya kembali, "kamu sama Evelyn pacaran? Keliatan deket banget" nada suaranya tidak seperti bercanda tapi seperti mengintimidasi dan sangat berat

Mark menggeleng lemah, "aku sama dia bersaudara, lagian aku sudah memiliki kekasih. Kenapa? Kamu suka ya? Dia suka sama Samuel, jangan berharap kamu"

Oke. Pernyataan Mark berhasil membuat Felix cukup terkejut, entah kenapa seperti ada petir yang menyambar dirinya dan ada yang membuat hatinya tergores.

"oh" hanya itu yang bisa Felix jawab

'hhhh ada apa dengan diriku? Hey hati kenapa kamu seperti tersakiti? Astaga'  Felix mengusap dadanya, wajahnya memerah, untung saja eajahnya yang memalikan tidak bisa Mark lihat

Tidak lama dari itu, Seseorang membuka pintu dan terlihat nampan yang berisi air hangat dan satu mangkuk yang berisi mie pedas

"yak! Kamu gila ya? Ngasih orang sakit kok mie sih?!" -Felix

"ini buat aku! Aku lapar tau!" ucap Evelyn sambil menaruh nampan itu di nakas

Evelyn membantu Mark untuk duduk dan ia pun langsung memberikan obatnya kepada Mark.

"nggak dikasih kakan dulu?" -Felix

"Aku udah makan tadi" Mark yang malah menjawab

Selama beberapa puluh menit berlangsung, tidak ada yang berani membuka suara, sampai akhirnya suara dering telfon terdengar dari ponsel milik Evelyn

"Renjun.." gumam Evelyn

Mark mendengar gumaman dari Evelyn pun tersenyum lebar

Evelyn mengankat panggilan tersebut

"yaaakk!!! Kenapa kamu jarang menghubungiku?!!"

Evelyn menjauhkan ponsel dari telinganya karena suara melengking tersebut

"hehe.. Maaf injun" -Evelyn

Tangan Mark menggenggam Evelyn, "berikan kepadaku"

Evelyn pun memberikan ponselnya pada Mark

"renjun.. Ini aku, Mark." -Mark

"astaga kakak... Aku sangat merindukan mu" -renjun

"aku juga sangat merindukanmu, aku akan ke kanada beberapa waktu lagi. Oh iya, bagaimana keadaan kak Wendy?" -Mark

"dia baik kak" renjun

Mark hanya tersenyum dan langsung memberikan ponsel kepada pemiliknya.
Sang pemilik hanya berpamitan dan langsung menutup saluran telfonnya.

Felix yang dari tadi hanya diam akhirnya membuka mulutnya

"aku pulang" felix tersenyum kecut dan melangkahkan kakinya

"tunggu tunggu, aku juga mau pulang. Kita pulang bersama" Evelyn beralih ke Mark, ia membaringkan dan menyelimuti sepupunya, "Mark, aku pulang dulu ya. Jangan nakal, jangan susah dikasih tau"

Mark hanya menjawab dengan anggukan

Evelyn pun menarik lengan Felix dan menuju Ibu Mark yang sedang memasak lalu mereka berpamitan.

.
.
.

Selama di perjalanan, Evelyn hanya mengekori Felix yang berada di depannya, entah kenapa Evelyn merasa Felix berbeda. Ia menjadi lebih diam dan tidak banyak tersenyum

Evelyn melingkarkan lengannya di lengan kiri Felix agar berhenti berjalan, "kamu kenapa? Sakit? Dari tari kamu diam terus" tanya Evelyn

Felix hanya menggeleng dan masih tetap pada ekspresinya yang dingin, perilaku Felix membuat gadis di sebelahnya melepaskan lengannya yang melingkar

Setelah beberapa menit, akhirnya mereka sampai di depan pagar rumah milik Evelyn.

"masuklah." suara itu sangat berat dan menakutkan menurut Evelyn, jadi gadis itu hanya menurut dan melambaikan tangannya

Felix terus memperhatikan Evelyn sampai dia benar benar masuk ke dalam rumahnya, lalu ia menghembuskan nafsanya yang dari tadi terasa sangat sesak

Felix memukul mukul kepalanya, "ayolah... Kenapa aku bersikap seperti itu? Memalukan sekalii" Felix terus memukul mukul kepalanya

Tanpa Felix sadari, Evelyn memandang dari jendela kamarnya, Evelyn memandang Felix dengan khawatir akan sesuatu yang lelaki itu alami.

.
.
.

Eps kali ini masih fokus sama Evelyn ya:)
Bingung mau ngasih apa ke epsnya Mark sama Lexa:))))
Mohon maap...
Konfliknya gak terlalu ngena ya? Aku gak bisa bikin konflik yang serius:)))
Maafkan..


.
.
.

TBC
JANGAN LUPA VOTE + KOMEN
MAKASIH!
.
.
.

TBCJANGAN LUPA VOTE + KOMENMAKASIH!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
Tunanetra [MarkLee]
Chapter 19
.
.
.

tunanetra [•MarkLee•][END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang