Terungkap [-26-]

618 71 10
                                    

.
.
.
selamat membaca^^
enjoy~
.
.
.

Sejak kejadian saat itu, Kevin menjadi sangat memperhatikan adiknya agar tidak melakukan sesuatu yang tidak diinginkan lagi. Seperti sekarang, Kevin mengantarkan Lexa ke sekolah dan meminta Evelyn menjaganya juga saat disekolah. Tentang Lexa, Kevin sudah memberitahu tentang kejadian di waktu yang lalu.

Saat ini Kevin sedang sibuk menatap layar laptop, jari jarinya bergerak dengan cepat merangkai kata kata untuk sebuah proposal yang ia buat, dirinya ditemani oleh Jacob—teman kerja Kevin sekaligus sahabat. Tiba tiba ponsel milik Kevin menyala, di sana tertera nama 'Dr. irene' Kevin pun mengangkat telfon dari irene

"selamat siang dokter"

"selamat siang.. Maaf bila saya mengganggu waktu anda, tapi bisakah kita bertemu sekarang?"

"maaf.. tapi saya sedang bekerja"

"ini menyangkut Lexa"

Mendengar nama adiknya disebut langsung saja Kevin mematikan laptopnya dan mengambil jasnya.

"mau kemana?" tanya Jacob yang menahan tubuh Kevin untuk pergi

"maaf tapi aku harus pergi sekarang juga" jawab Kevin dengan cepat dan langsung pergi meninggalkan temannya yang hanya menatap kepergiannya dengan bingung

.
.
.

Irene mengetuk ngetukan jarinya ke meja, ia sedang menunggu Kevin datang. Selagi Kevin berada di perjalanan, Irene memikirkan kata kata yang pantas untuk nanti di jelaskan kepada Kevin mengenai Lexa. tidak lama setelah itu, munculah lelaki yang tadi Irene hubungi. Irene pun menyuruh Kevin duduk.

"saya bingung harus bagaimana cara menjelaskannya kepada anda" ucap Irene dengan tatapan yang terlihat ragu

"jelaskan saja secara terang terangan" sebenarnya jantung Kevin berpacu tidak normal sejak tadi, tapi ia harus tahu keadaan adiknya seperti apa

"sebelumnya saya benar benar meminta maaf karena harus merahasiakan hal ini dari anda..." Irene menarik nafas panjang sebelum ia melanjutkan penjelasannya, "begini... Lexa meminta saya untuk tidak memberitahu anda tentang penyakitnya yang belum bisa disembuhkan" kata kata yang keluar dari mulut Irene membuat Kevin mengerutkan keningnya

"tunggu... apa maksud anda?" jantung Kevin semakin berdetak cepat kali ini

lagi lagi Irene menarik nafas panjang, "iya, Lexa belum benar benar sembuh dari penyakitnya atau bisa dibilang penyakitnya semakin parah. Entah kenapa saat itu saya bisa terbujuk olehnya agar ia bisa pulang" mendengar penjelasan dari Irene, Kevin mengepalkan tangannya kuat

"bukankah anda ini dokter? setahu saya tugas anda adalah menyembuhkan pasien, bukan memperburuk keadaannya" mata Kevin sudah mulai memerah

"saya tahu.. saya salah. Maafkan saya" Irene menundukkan kepalanya tubuhnya sudah bergetar

"lalu saya harus bagaimana? saya mau adik saya sembuh. hanya dia yang tersisa dihidup saya" mata Kevin sudah benar benar basah, hanya tinggal ia berkedip air matanya sudah jatuh

"bawa lagi dia ke rumah sakit"

setelah itu Kevin langsung pergi untuk menjempu Lexa. Perasaan Kevin saat ini bercampur tak karuan, ia marah sekaligus sedih

.
.
.

Kevin sudah sampai di depan sekolah Lexa, dan kebetulan saat itu juga waktunya seluruh siswa untuk pulang. Kevin melihat adiknya sedang bersama Evelyn yang baru saja keluar dari sekolah, Kevin segera turun dari mobilnya dan menarik paksa Lexa sampai sampai gadis itu meringis kesakitan, Evelyn yang terkejut hanya diam mematun di tempat, karena ini pertama kalinya dalam hidup Kevin bersikap keras pada Lexa.

Kevin menjalankan mobilnya dengan cepat menuju rumah sakit membuat Lexa ketakutan, tapi saat sampai di tempat tujuan Lexa terkejut.

"kenapa kakak bawa aku ke sini?" tanya Lexa yang masih menggenggam erat sabuk pengaman yang terpasang di tubuhnya

"kakak udah tau semua, Lexa." nada bicara Kevin sangat dingin dan terkesan menakutkan membuat Lexa tidak berani untuk membuka suara

"kenapa?" Kevin melanjutkan pembicaraannya, "kenapa kamu menyakiti diri kamu sendiri?"

Lexa menunduk, "a-aku tidak yakin kalau aku akan sembuh"

"Lexa.. kakak akan melakukan hal apapun demi kamu sembuh! bahkan bila nyawa kakak menjadi taruhannya kakak sanggup karena yang terpenting di sini adalah kamu!!" Kevin berbicara dengan nada tinggi

Lexa mengangkat kepalanya, "AKU LELAH JIKA TERUS BEGINI!!!" nada bicaranya tak kalah tinggi dengan kakanya, "kakak fikir mudah untuk menahan rasa sakit ini?!! setiap hari aku harus meminum obat! menghabiskan waktuku hanya dengan berbaring! KAKAK FIKIR ITU MUDAH?!!!" keduanya sudah mengeluarkan air mata

"oleh karena itu kakak ingin menyembuhkanmu agar kamu bisa terbebas dari rasa sakit!! kakak tidak mau jika harus kehilangan kamu!!" jawab Kevin

"memangnya kenapa? jika aku mati pun aku tidak akan sendirian di sana, ada ayah dan ibu yang menungguku" secara tidak sadar Kevin menampar Lexa setelah Lexa mengeluarkan kata kata tak pantas itu, Lexa pun semakin menangis sambil memegangi pipinya yang panas

"JANGAN EGOIS LEXA!!!! KAKAK MENYAYANGIMU!! KAKAK MELAKUKAN SEMUANYA DEMI KAMU TAPI APA BALASANNYA?!!" emosi Kevin sudah tidak  bisa lagi dikontrol

Lexa melepaskan sabuk pengamannya, "jika kakak menyayangiku tolong biarkan aku mati sendiri"

Setelah mengatakan itu, Lexa keluar dari mobilnya dan berniat untuk pergi, namun saat hendak pergi tubuhnya ditahan oleh wanita yang disebut dengan Dokter Irene. "tolong hargai usaha kakakmu untuk memyembuhkanmu, Lexa."

.
.
.

.
.
.

.
.
.

cangtip banget kenapa sih?:")berasa makin kentank kan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

cangtip banget kenapa sih?:")
berasa makin kentank kan...

btw Marknya aku sembunyiin dulu ya hehe


.
.
.

.
.
.

TBC
jangan pada sider lohh
AYO DI VOTE
MAKASIH SEMUAA
.
.
.

TBCjangan pada sider lohhAYO DI VOTE MAKASIH SEMUAA

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
Tunanetra [MarkLee]
Chapter 26
.
.
.

tunanetra [•MarkLee•][END]Where stories live. Discover now