Rasa sakit [-28-]

612 69 8
                                    

.
.
.
selamat membaca
enjoy~
.
.
.










Mark bisa mencium aroma obat obatan di sini, ya.. ia sedang mempersiapkan diri untuk melakukan operasi. Mark menautkan kedua tangannya dan berdoa agar semuanya berjalan dengan lancar dan baik baik saja, di sela sela itu Mark mengingat pesan ibunya

'Saat kamu melihat nanti, tolong jagalah orang orang yang kamu sayangi'

Lalu Mark pun menarik nafasnya dalam dalam dan mengangguk yakin pada dirinya sendiri, "aku berjanji ibu" gumamnya lalu menarik kedua sudut bibirnya yang berhasil membetuk sebuah senyuman.

Tiba tiba ada yang menepuk pundak Mark, "Mark... Saat kamu melihat nanti, kita bisa tinggal bersama ya" ucap wanita yang biasa disebut Wendy.
Di samping Wendy, ada Renjun yang sedang tersenyum tipis.

"Benarkah? Aku dan ibu tidak akan kesepian lagi jika kalian akan tinggal bersama kami" ucap Mark dengan antusias

Wendy tersenyum dan mengelus punggung Mark, wanita itu juga menaruh kepalanya di pundak Mark lalu matanya mengeluarkan tetesan air, Renjun yang melihatnya langsung menggenggam erat tangan Wendy dan mengisyaratkan Wendy untuk tidak menangis, untung saja pundak Mark tidak basah karena air mata Wendy.

'Maafkan aku Mark...'

.
.
.

Semakin hari keadaan Lexa semakin buruk, ia sudah tidak kuat menahan semua rasa sakit yang di alaminya tapi di sisi lain ia juga harus berjuang dengan rasa sakitnya untuk membuat kakaknya senang.

Lexa meremat kuat selimut yang menyelimuti  dirinya untuk menyalurkan rasa sakit di kepalanya. Saat ini ia sedang sendiri karena kakaknya yang harus pergi bekerja, jadi ia tidak bisa mengeluh kesakitan.

Saat sendiri seperti ini, tiba tiba pintu rungan terbuka dan menampilkan Evelyn, Felix, dan juga Lia yang masih menggunakan seragam sekolah.

"Lexa... Kami ingin melihat keadaanmu" ucap Lia dengan sangat lembut dan pelan

Lexa hanya mengangguk dan tersenyum dengan lemah.

Evelyn pun menarik salah satu kursi dan ia pindahkan ke samping dimana Lexa berbaring, Evelyn pun menggenggam tangan Lexa dan menatap mata sahabatnya yang terlihat sayu.

Lexa yang sudah tidak kuat akhirnya menangis, "a-aku aku... Sudah tidak kuat lagi hiks.. Sa-sampai kapan a-ku akan terus menderita seperti ini?" tenggorokannya terasa sakit saat mengucapkan kalimat tadi.

Lia menggeleng dengan kuat, "aku tau kamu kuat, kamu juga harus yakin kalau kamu bisa sembuh!" mata Lia berkaca kaca

Sedangkan Evelyn? Dia hanya menunduk dan menangis tanpa suara, ia tidak kuasa melihat sahabatnya kesakitan. Dan Felix hanya memperhatikan dengan raut wajah yang terlihat sedih juga khawatir.

"A-aku sudah mencoba untuk yakin tapi aku tidak bisa, Rasa sakit ini terlalu besar daripada keyakinan ku hiks.." setelah Lexa mengucapkan kalimat itu, tak ada yang bisa menjawabnya lagi sampai akhirnya ada seseorang yang datang siapa lagi bila bukan Kevin

Kevin yang terkejut melihat adiknya yang sedang menangis langsung menghampirinya, "kenapa?" tanya Kevin dengan nada khawatir

Lexa tersenyum singkat sebelum menggeleng.

Tangan Evelyn yang tadinya menggenggam tangan Lexa beralih untuk menarik ujung jas yang dikenakan Kevin, "kak, mari kita bicara di luar... Biar Lia dan Felix yang menemani Lexa di sini" ucap Evelyn dan di jawab anggukan oleh Kevin.

.

Kevin dan Evelyn duduk di kursi yang di sediakan rumah sakit untuk menunggu. Sebelum Evelyn berucap, ia menarik nafas terlebih dahulu agar suaranya tidak bergetar karena menahan tangisan.

"Kak, bi-bisakah..." Evelyn menarik nafas lagi sebelum ia melanjutkan ucapannya, "bisakah kakak mengikhlaskan Lexa?" Evelyn menunduk memperhatikan sepatunya.

Kevin yang tidak mengerti pun mengerutkan dahinya, "maksudmu apa?"

"Tolong biarkan Lexa melepas semua rasa sakitnya, aku tidak tega melihatnya hidup dengan rasa sakit yang ia alami" kali ini Evelyn mengangkat kepalanya untuk menatap Kevin

Kevin yang terkejut dengan apa yang dikatakan Evelyn, langsung menggeleng dengan keras dan membalas tatapan Evelyn, "tidak! Kakak tidak akan membiarkan Lexa pergi begitu saja!" setelah mengatakan itu, Kevin pun langsung pergi meninggalkan Evelyn yang masih menangis sendirian.

.
.
.


.
.
.

:)

Makin sini makin gaje aja ini cerita:""))Aku harus gimana ini?? Huhu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Makin sini makin gaje aja ini cerita:""))
Aku harus gimana ini?? Huhu...

.
.
.

.
.
.

TBC
AYO DI VOTE SAMA KOMEN YA
MAKASIH :D

.
.
.
Tunanetra [MarkLee]
Chapter 28
.
.
.

tunanetra [•MarkLee•][END]Where stories live. Discover now