Fakta Yang Sulit Dipercaya [bonchap]

791 62 14
                                    

'Mark.. tolong aku~'


















'kumohon~'





















'ungkap semuanya~'

Deg

Mark langsung terbangun dari tidurnya, keringat membasahi dahi lelaki tampan itu, dan nafasnya pun memburu, ini bukan pertamakalinya Mark bermimpi seperti itu. Sejak kematian Lexa, Mark menjadi sedikit tidak tenang dan ia sering mendapatkan mimpi buruk seperti tadi walaupun tidak setiap hari, tapi itu cukup membuat Mark merasa tidak nyaman.

Mark melirik jam di dinding menunjukkan pukul tujuh pagi menandakan ia harus bekerja sekarang, Ia turun dari tempat tidurnya dan langsung bergegas membersihkan diri.
Tanpa pamit, dengan dinginnya Mark melewati Wendy yang berdiri di dekat pintu keluar, ia menyalakan mesin mobilnya dan pergi begitu saja tanpa melirik Wendy sedikitpun, Wendy hanya menghela nafasnya ia tahu kalau Mark masih marah kepadanya. Sudah berbagai cara Wendy coba untuk membuat Mark yakin tapi tetap tidak bisa.

.
.
.

Mark berhenti sejenak sebelum dirinya memutuskan untuk pergi ke suatu tempat terlebih dahulu di banding tempatnya bekerja, ia terus menancapkan gasnya sampai jalanan terlihat sepi dan hanya ada beberapa orang saja yang ada di sana. Mark memarkirkan mobilnya dan turun sambil membawa satu ikat bunga di tangannya, setelah sampai di tempat yang ia tuju, Mark mendudukkan dirinya di antara nisan lalu menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"sudah lama sekali aku tidak mengunjungimu, Lexa. aku berfikir aku membencimu tapi ternyata aku salah, aku terus saja memikirkanmu bahkan kamu selalu datang di setiap mimpiku" Mark mendengus pelan sebelum ia kembali berucap, "Lima tahun.... lima tahun sudah kamu pergi, lima tahun juga aku hidup dengan kata sepi. ibuku juga sama sepertimu, meninggalkanku di sini sendiri, tapi aku kuat bukan? aku sudah kehilangan dua orang yang aku sayangi tapi aku tetap hidup untuk membuat kalian tersenyum di sana" Mark meletakkan bunga itu, "aku akan ke sini lagi.. sampai jumpa" ia pun berdiri dan pergi dari sana.

tanpa sepengetahuan Mark, ada seseorang yang mengintip dari balik pohon, orang itu menghampiri nisan milik Lexa dan mengambil bunga yang tadi disimpan oleh Mark lalu dihancurkannya bunga tersebut hingga tak berbentuk








"kamu bodoh Mark"


.
.
.

"total belanja saya berapa?" tanya seseorang yang mempunyai suara berat

"tiga pul-" Mark memicingkan matanya kepada seorang pelanggan itu, "-Felix?"

Lelaki yang tadi di sebut Felix pun tersenyum lebar, "hai... tadi aku lihat seseorang keluar dari mobil itu" Felix menunjuk mobil milik Mark, "aku kira aku salah lihat, tapi ternyata itu memang benar kamu. oh iya, kamu ini orang berada tapi kenapa bekerja di sini? bahkan kamu punya mobil.. aneh"

"aku hanya menggunakan waktuku yang kosong dan mengisi kebosananku" jawab Mark

Felix tertawa dan menepuk nepukkan tangannya, "kamu bekerja hanya untuk mengisi kebosananmu?!" Felix kembali tertawa membuat Mark sedikit heran dengan teman lamanya ini

"apanya yang lucu?" tanya Mark dengan sangat datar

Felix hanya menggelengkan kepalanya dan berhenti tertawa, "oh iya, katanya kamu masuk jurusan kedokteran ya? wah.... hebat sekali"

"terimakasih." dingin, ya itu lah yang di terima Felix

Felix sedikit heran dengan tingkah laku temannya ini, tapi tak lama setelah ia berfikir ia baru sadar kalau temannya telah kehilangan dua orang tersayangnya yang membuat sifat Mark turun drastis

tunanetra [•MarkLee•][END]Where stories live. Discover now