Janji [-23-]

603 76 11
                                    

.
.
.
selamat membaca
enjoy~
.
.
.


Lexa membuka matanya sedikit demi sedikit, ia melihat ada tiga orang yang sedang memandanginya, dan ia bisa mencium bau obat obatan di ruangan ini.

Baru saja Lexa ingin bangkit, tubuhnya ditahan oleh seseorang, "istirahatlah, keadaanmu belum pulih sepenuhnya" Lexa kembali berbaring dan memegangi kepalanya

"pusing" gumam Lexa yang masih bisa didengar

Seseorang mengusap pelan rambut Lexa, "tadi ada adik kelas yang lihat kamu pingsan di toilet. Jadi kita bawa ke sini" Lexa pun kembali melihat sekeliling, ya! Ini UKS yang untungnya bukan rumah sakit

"yasudah.. Kami keluar dulu" kedua PMR itu pun tersenyum dan memutuskan untuk keluar menyisakan Evelyn dan Lexa di sana.

Evelyn menghampiri Lexa dan menggenggam tangannya, "Lexa... Kenapa kamu jadi kaya gini sih? Dulu kamu kuat dan gak gampang sakit sakitan"

Lexa bisa melihat mata sahabatnya itu berkaca kaca, Lexa langsung mengusap pipi sahabatnya, ia tersenyum dan menggeleng lemah. Evelyn yang melihat Lexa tersenyum malah semakin menangis.

.
.
.

Mark sedang menenggelamkan wajahnya di tumpukkaan sweater abu-abu yang ia bawa, fikirannya bercampur aduk tak karuan

'kamu tidak berguna Mark! Kamu pacar yang sangat buruk!' Mark terus saja menyalahkan dirinya sendiri

'jika aku tidak buta mungkin aku bisa menjaga Ibu, Lexa, Evelyn dan orang lainnya. Aku lemah! Aku terus saja berlindung pada manusia yang seharusnya aku lindungi! Aku menyusahkan! Aku cacat! Aku tidak sempurna!'

Tidak terasa, tangan kiri Mark mematahkan pensil pensil miliknya hingga tangannya terluka akibat kayu kayu pensil yang lumayan tajam. Tapi Mark tidak merasakan sakit apapun.

Seseorang pun menghampiri Mark, "Mark, aku pula—"

"pulanglah." Belum sempat Samuel melanjutkan pembicaraannya, Mark sudah memotong

Samuel yang sedikit heran dengan tingkah teman sebangkunya hanya diam tak menjawab lalu pergi.

Beberapa waktu kemudian, Lexa dan Evelyn datang, Lexa sudah berjalan seperti biasa  dan tidak lemas bahkan saat di jalan ke kelas pun Lexa melemparkan candaannya pada Evelyn.

Kedua gadis itu melihat Mark yang sedang menenggelamkan wajahnya di tumpukan sweater pun menghampiri Mark. Tapi mereka terkejut melihat luka yang ada pada tangan kiri Mark dan darahnya pun sudah menetes pada meja

"astaga Mark, kamu ngapain aja? Kenapa bisa kaya gini?" Lexa mengambil kotak P3K di dalam tasnya dan segera mengobati luka Mark.

Saat diobati Mark hanya diam dengan air muka yang susah dibaca.

Tak lama Mark pun membuka suaranya

"Maaf.."

Kedua gadis itu mengerutkan dahinya bingung

"kenapa?" tanya keduanya

"m-maaf.. Maaf karena aku tidak bisa menjaga kalian. Padahal kalian selalu menjagaku" Mark menunduk, "ini semua karena kecacatanku" suaranya mengecil

Lexa menghembuskan nafasnya pelan, "Mark.. Aku tidak suka kalau kamu bicara seperti ini. Kamu akan pergi ke kanada untuk operasi bukan? Jadi jangan seperti ini ya" suara Lexa sangat sangat lembut sehingga membuat Mark merasa semakin tidak berguna

Mark hanya mengangguk dan meniupi lukanya yang sudah diobati

.
.
.

Dua hari setelahnya, Mark dan Lexa membuat janji bertemu di sebuah taman yang tidak jauh dari kompleknya. Mereka bertemu pada malam hari yanh kebetulan sangat dingin.

Lexa datang membawa sebuah gitar milik kakanya. Ia mempelajari gitar hanya untuk menyanyikan Mark sebuah lagu yang ia rasa sangat tepat untuknya dan Mark

"Mark, aku membawa gitar. Aku belajar gitar demi kamu loh.. Aku mau nyanyi boleh ya, selagi sepi" ucap Lexa

Mark tersenyum lalu mengangguk semangat

Lexa mulai memetik gitar dan menciptakan nada yang tidak asing di telinga orang orang

I have died everyday, waiting for you~
Darling, don't be afraid, I have loved you for a thousand years~
I'll love you for a thousand more~

And all along I believed, I would find you~
Time has brought your heart to me, I have loved you for a thousand years~
I'll love you for a thousand more~

Lexa menghentikan aktifitasnya.

"indah" ucap Mark pelan

"mark, selama kamu di sana tolong jaga diri kamu sendiri, aku yidak mau mendengarmu terluka" Lexa memainkan jari jari Mark

Mark terkekeh, "harusnya aku yang berkata seperti itu. Tolong jaga diri kamu baik baik jangan biarkan sesuatu menyakitimu. Tunggulah aku hingga aku kembali. Janji?" Mark mengacungkan jari kelingkingnya

Saat itu juga dada Lexa terasa seperti ditekan kuat, matanya mulai memanas dan memerah, tapi Lexa tetap menautkan jari kelingkingnya pada Mark

"janji"

Keduanya pun tersenyun dan melepaskan tautannya

'tuhan..  kumohon jangan hilangkan dia dari hadapan dan hidupku'

Mark berdoa di dalam hatinya

























'tuhan...  kumohon jagalah dia, aku tidak mau jika sesuatu terjadi padanya, aku tidak mau jika ada yang menyakitinya. Kumohon jagalah dia' —Lexa

"maaf" gumam Lexa yang untungnya tidak didengar oleh Mark

.
.
.

Gak bisa bikin yang ngena banget hueeee😭😭
Aku gatau mau adegan gimana yang bikin ngena:"))
.

Gak bisa bikin yang ngena banget hueeee😭😭Aku gatau mau adegan gimana yang bikin ngena:"))

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

MARK JADI PACARKU YUK:-D

GANTENG+GEMOY MARK TUH GAK NGERTI😭

.
.
.

.
.
.

TBC
plis jangan sider:(
kasihanilah aku.g:V
Jangan lupa voment ya
makasih semua:D
.
.
.


.
.
.
Tnanetra [MarkLee]
Chapter 23
.
.
.








tunanetra [•MarkLee•][END]Where stories live. Discover now