Apa yang sebenarnya terjadi? [-27-]

574 70 10
                                    

.
.
eps kali ini banyak gaje-nya ya... mohon maap:)
.
.
selamat membaca
enjoy~
.
.
.

sudah hampir tiga minggu Mark berada di kanada tetapi ia belum juga melakukan operasi, ia tidak ambil pusing tentang itu karena ibunya yang akan mengurus semuanya. Kali ini Mark sedang membayangkan betapa indahnya dunia jika nanti, ia akan melihat orang orang yang selama ini menjaganya, menemaninya, dan mendukungnya.

.

Hari ini tepat saat tengah hari Mark sedang memakan potongan buah semangka yang di berikan oleh Wendy tak lupa ditemani oleh gitar kesayangan miliknya, sesekali ia memetik gitar yang menghasilkan nada indah darinya. tak lama kemudian, ada seseorang yang membuka pintu kamar Mark dan menghampirinya siapa lagi kalau bukan ibunya, ibunya duduk di samping Mark lalu tersenyum.

"Mark.." panggil ibunya dengan lembut

"iya, ada apa?"

"ibu ingin memberitahumu sesuatu... jadi dengarkan baik baik ibu ya" Ibunya membelai surai hitam Mark dengan lembut, "saat kamu melihat nanti, tolong lindungi orang orang yang kamu sayangi, jangan membuat mereka pergi dari kamu. Ibu percaya sama kamu"

Mark menjawabnya dengan anggukan yang pelan dan menggumamkan kata kata seperti 'aku berjanji', lalu ia mengangkat tangannya mencari wajah sang ibu setelah tangan Mark bersentuhan dengan pipi ibunya, ia mengusap lembut dengan ibu jari dan tersenyum, namun ada yang aneh saat ia menyentuh pipi ibunya, pipinya terasa hangat dan sedikit basah, "ibu menangis?" tanya Mark yang langsung merubah wajahnya menjadi suram

Ibunya menggapai tangan anaknya dan menggenggamnya, "tidak... ibu tidak menangis. ah iya! kamu belum makan kan? kita makan bareng ya" ajak ibu Mark

Mark mengangguk, "ibu duluan, aku mau abisin semangka dulu"

setelah mendengar itu, ibunya langsung pergi dari kamar Mark tapi saat keluar dari kamar, wanita paruh baya itu melihat Wendy yang sedang berdiri menyandarkan tubuhnya pada tembok.

"kenapa?" tanya ibu Mark

Wendy menegakkan tubuhnya dan menatap saudarinya "apa kakak yakin dengan keputusan kakak?"

ibu Mark mengangguk dan tersenyum manis, "iya.. sudah jangan bicarakan ini dulu, tugasmu hanya perlu menjaga Mark"

Wendy menghela napas kasar, "baiklah" ia pun menunduk menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah dengan mata yang sedikit buram dan basah

.
.
.

Sudah hampir jam setengah dua belas malam tapi Lexa belum menutup matanya, ia memperhatikan jari jari tangannya yang pucat dengan kuku yang membiru. Ia merasa sangat kedinginan dan kepalanya terasa sangat berat, tubuhnya bergetar, tangannya ia gunakan untuk meremat rambutnya sambil mencoba menggerakan bibirnya yang mengeluarkan kata kata 'dingin' dan 'pusing.

Kevin yang menyadari pergerakan adiknya langsung menghampiri Lexa, "kenapa?" tanya Kevin

"pusing.." jawab Lexa dengan lemah

Mendengar itu Kevin langsung menggenngam tangan adiknya, "bertahanlah Lexa.. kakak mohon" lirihnya

Lexa pun menarik napas banyak dan yang ia cium hanyalah bau obat obatan, "maaf.. maaf karena aku sudah merepotkan kakak"

Kevin menggeleng dengan keras, "tidak! kamu tidak merepotkan kakak. kakak mau kamu sembuh agar kita bisa seperti dulu lagi"

Lexa tak merespon apa apa, ia memperhatikan layar TV yang mati dan memantulkan gambaran dirinya yang terlihat sangat buruk dengan wajah yang kurus dan mata yang sayu.

.
.
.

.
.
.

eps kali ini gak jelas banget astagaaaa!!!
gara gara pemikiranku yang selalu berubah ubah jadi pusing bikin cerita sendiri kan huhuuuu:((
maapin yaaa...

nih aku kasih makeu aja

nih aku kasih makeu aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

.
.
.

TBC
JANGAN LUPA VOTE KOMEN YA
MAKASIH :D


.
.
.
Tunanetra [MarkLee]
Chapter 27
.
.
.

tunanetra [•MarkLee•][END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang