Berpisah [-25-]

590 70 29
                                    

.
.
.
selamat membaca
enjoy~
.
.
.

Suasana yang lumayan berisik membuat Mark sedikit tidak nyaman dari duduknya, ia hanya menggores gores tongkatnya ke lantai sambil sesekali menghentak hentakan kakinya. Ibu Mark yang melihat anaknya murung pun berniat bertanya.

"kenapa?" Ibu Mark membelai surai anaknya dengan lembut, tetapi hanya dibalas gelengan dari Mark

"kenapa Mark? Apa kamu tidak mau pulang ke kanada? Atau.. Batalkan saja pen—"

Mark memotong, "aku belum sempat pamit ke teman teman bahkan Evelyn pun belum aku beritahu. Itu membuat ku kesal!" ucap Mark dengan nada yang sedikit meninggi

"maafkan ibu.. Ibu akan menghubungi Evelyn ya, suruh dia datang bersama dengan Lexa" Ibunya mengeluarkan ponsel dari saku lalu menggerakan jarinya untuk mencari kontak Evelyn.

.

Ibu Mark sudah mencoba kira kira lima kali untuk menghubungi Evelyn tapi tak ada yang mengangkat. Sampai akhirnya suara teriakan yang cukup nyaring terdengar oleh Ibu dan Mark atau mungkin seluruh pengunjung bandara. Ibu Mark menoleh ke asal suara dan ternyata matanya mendapatkan Evelyn yang sedang berlari sambil menarik lengan Lexa.

"hah...hah.. Ibu! Kenapa tidak memberitahuku?" Tanya Evelyn sedikit kesusahan

"maaf.. Ibu lupa"

Lexa mengalihkan pandanganya ke arah Mark yang terlihat kebingungan, lantas ia pun menghampiri kekasihnya dan duduk di sampingnya.

"Mark.." panggil Lexa

"l-lexa, maaf.. Maafkan aku karena aku tidak memberitahumu jika hari ini aku akan pergi" Mark menunduk menyesal

"tak apa..." Lexa merogoh tasnya mencari sesuatu, dan setelah yang dicari dapat ia pun memberikannya kepada Mark, "Mark, ini aku punya kenangan untukmu. Tolong jaga baik baik! Ini mahal, kamu buka setelah operasi ya hihi"

"apa isinya?" tanya Mark

"dimana mana hadiah itu tidak boleh diberi tahu! Jika diberi tahu nanti buka  kejutan" Evelyn sedikit menyingkirkan rambut Mark yang panjang

Mark pun tersenyum dengan tangan yang menggenggam erat pemberian Lexa, lalu mulutnya bergerak yang tampak seperti 'terimakasih' namun tanpa suara.

"Mark! Kamu baik baik di sana, jika kamu melihat nanti banyak wanita yang lebih canti dari apada Lexa mu" ucap Evelyn seenaknya yang langsung mendapatkan pukulan dari Ibu Mark

"mulutnya harus aku sarjanain dulu ya?" balas Mark sinis

Lexa terkekeh kecil, "kalau pun kamu memacari gadis lain, aku baik baik saja"

"gak! Enak aja kalau ngomong! Kamu tetep punya aku dan aku tetep punya kamu!"

Semuanya tertawa kecuali Lexa yang hanya menampilkan senyuman tipisnya.

.
.
.

Sepi, dingin, dan terasa hampa, inilah yang sedang dialami oleh seorang gadis siapa lagi kalau bukan Alexandra. Ia terus saja menatap langit langit kamarnya dengan fikiran yang bercampur membuatnya sangat frustasi

"kamu mengalami Radang selaput otak dan sumsum tulang belakang...."

"....jika kamu tidak melakukan operasi kemungkinan hidupmu tidak akan bertahan lama"

"jangan sembunyikan apapun dari kakak.. Kakak selalu ada untukmu"

"jangan tinggalkan aku... Kumohon"

tunanetra [•MarkLee•][END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang