Part 34. Kehilangan Orang Yang Tersayang Bag 2

495 32 4
                                    

SeRa sudah merapihkan beberapa baju yang akan di bawanya
Mami pun sudah kembali ke sini

Skip kamar Rara

Selfi melihat Rara yang duduk termenung di sisi ranjangnya dengan memegang sebuah foto dia , Rara , dan tentunya sang Kakek
Selfi pun berjalan mendekati Rara

"Ra"panggil Selfi
Rara yang sadar akan keadaan sang Kakak yang berada di sebelahnya ia pun langsung memeluk Selfi dan menangis
"Ra , ikhlaskan"ucap Selfi sambil mengelus rambut Rara
"Kasihan Kakek disana"sambung Selfi
"Tapi Ka....."jawab Rara
"Iya Kakak tau , Kakak juga kehilangan sosok Kakek yang selalu ada untuk kita"ujar Selfi tegar
"Denger Kakak"ucap Selfi sambil menangkup kepala Rara
"Ini sudah takdir , ga ada yang bisa melawan takdir dari sang ilahi Ra"ucap Selfi
"Ikhlaskan , sekarang yang Kakek butuhkan bukan tangisan Ra , tapi doa dari anak dan cucunya"ujar Selfi
Rara pun mengangguk
"Sudah ya nangisnya , kasihan Kakek"ucap Selfi langsung menarik Rara dalam pelukannya
"Maka...sih..Ka"jawab Rara diiringi Isak tangisnya
Tiba - tiba ada asap dari depan pintu kamar Rara 
SeRa yang melihat gumpalan awan hitam itu mereka pun langsung menoleh
"Ikhlaskeun ieu takdir ti Gusti Allah"ucap nya lirih
(Ikhlaskan ini takdir dari Gusti Allah)
Siapa lagi kalo bukan leluhur yang menjaga keluarga SeRa
Dan seketikan berubah kembali menjadi gumpalan asap dan menghilang

"Tuh denger kata Nenek"ujar Selfi
"Ayuk Ra kita turun"ajak Selfi
Rara pun mengangguk
Mereka pun turun sambil membawa koper yang berisi baju mereka

Skip di bawah
"SeRa taruh di mobil Papa ya , disana juga udah ada baju MaPa"ujar Papa
Mereka pun mengangguk

Skip di luar
"Sini non biar Kang Dedi aja yang masukin"tawar Kang Dedi
"Makasih ya Kang"ujar Selfi sambil menyerahkan kopernya

"Sel , Ra"panggil seseorang
"Mimo!!!"teriak SeRa
Mereka pun langsung memeluk Mimo dan menangis menceritakan tentang kematian sang Kakek
Pipo yang melihat itu ia langsung mengelus bahu SeRa memberi semangat , Mimo pun mencium kening mereka

Mimo dan Pipo itu ortu IrRan(Irwan dan Randa)

"Yang sabar ya SeRa"ujar Mimo sambil memeluk SeRa
"Makasih ya Mimo"jawab SeRa

"SeRa turut berduka cita atas meninggalnya Kakek kamu"ucap Seseorang

"Bang Uwan , Ka Billar , Hari , Ka Cahu. Makasih ya Ka"ujar SeRa
"Kalian iringin ambulance?"tanya Rara
"Iya Ra , sama dua temen Papa kamu , mereka lagi ngobrol sama Papa di depan"jelas Ridwan
"Makasih Ka udah mau bantuin kami"ujar Selfi
"Sama-sama Fi"jawab mereka
"Kita tinggal dulu ya , jenazah sudah mau di mandikan"pamit Selfi
Semua pun mengangguk

Skip 40 menit kemudian jenazah Kakek sudah di mandikan dan dikafankan

"Kang Dedi bawa mobil ikutin ambulance"suruh Papa
"Siap Tuan"jawab Kang Dedi
"SeRa kalian ikut mobil Mami sama Nenek ya"ucap Papa
SeRa pun mengangguk
"Sar kamu di mobil aja biar Mas sama Mbak aja yang di ambulance kasian Riana"ucap Mama
Sara pun mengangguk
Mereka semua pun menuju mobil
"Pak Dem , biar Riana sama Selfi aja , kasihan Mami"ucap Selfi
"Ya udah Selfi maaf ngerepotin di kursi yang belakang sudah di pasang kasur biar memudahkan Riana untuk di taruh"ucap Pak Dem
"Ra kamu jaga Nenek di kursi yang ke tiga ya"ujar Selfi
"Ya Ka"jawab Rara
Mereka pun masuk mobil
Mami sama sekali tidak bersuara dari tadi hanya isakan tangisan yang terdengar
Sirine ambulan dan motor polisi sudah di bunyikan
Rara yang mendengar suara itu ia menangis kembali
Tapi dari luar semua sahabat mereka dan juga Mimo Pipo memberi semangat kepada SeRa
Melihat semua Sahabat memberikan semangat Rara pun menahan tangisnya karena ia baru sadar di sebelahnya ada sang Nenek yang tak ada hentinya menangis
Mobil pun berjalan
Dan jam pun sudah menunjukan pukul 12 lebih kemungkinan mereka sampai pukul 03 pagi esok hari
Mereka semua mengikuti ambulance dari belakang setiap ambulance mendekat dengan mobil Mami kembali menangis
Pak Dem pun bingung dengan sikap Mami yang terus menangis
Ia hanya bisa menguatkan dengan menggegam tangan Mami sebagai tanda semangat
Lain hal dengan Rara ia terus menguatkan Nenek walaupun hati nya ingin menangis
Selfi memandang  jendela kaca sambil berderai air mata

Skip pukul 03.45
Ambulance dan mobil telah sampai di rumah Kakek
Sudah ada tenda yang terpasang di sana , bendera yang terpasang didepan pagar , orang yang sudah berkumpul , dan ada sanak sodara disana

Kami semua pun turun
Jenazah sudah diturunkan dan terdengar isakan tangis dari keluarga dan kerabat Kakek
Setiap orang yang mengucapkan belasungkawa Nenek kembali menangis dan pingsang
Alief yang melihat kedatangan SeRa ia langsung lari dan memeluk
Mereka bertiga menangis di dalam dekapan
almarhum Kakek juga termasuk dekat dengan Alief cucunya

Skip pukul 07.35
Pukul setengah delapan lewat semua sudah berada di pemakaman
Kakek sudah di kebumikan
Keluarga dan sodara berada di putaran makam Kakek
"Ke yang tenang ya disana , Rara akan ikhlaskan kepergian Kakek"ucap Rara di dalam hati
"Pak , bapak yang tenang di sana Adiezty , Sara  , Inul akan selalu kirimkan doa untuk bapak"ucap Mama membuka suara
Dan di angguki oleh Sara dan Inul  sambil memegang batu nisan Kakek
"Ke maaf ya Fi belum bisa bahagiain Kakek"ucap Selfi dalam hati
"Padahal Fi pengen banget kalo nanti Fi nikah , Fi pengen ada Kakek disana tapi takdir berkata lain , Fi relakan kepergian Kakek , Fi ga mau Kakek menderita dengan penyakit Kakek"sambung Selfi dalam hati sambil menangis
"Ke , makasih selalu ada buat Alief"ucap Alief dalam hati
"Mas yang tenang disana , saya akan selalu doakan Mas dari sini"ucap Nenek sambil mengelus batu nisan Kakek
"Sebaiknya kita pulang karena sudah mendung"ujar Mama semua pun menyetujui
Mereka pun pulang kerumah Kakek dan bebersih

                        

                          .          Bersambung..........





Jangan lupa vote dan Comment ya
Tinggalkan jejak guys
Apakah akan ada  kesedihan kembali di keluarga ini?atau ada nya kebahagiaan??
Tunggu in kelanjutannya ya
Selamat membaca
Semoga suka ceritanya
♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
                  

Sister's Affection for You Her SisterWhere stories live. Discover now