11 | The Best Midnight

1.7K 205 14
                                    

(click me)

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

(click me)

"Are u okay? Ayo, gapapa untuk nangis, gapapa untuk mengeluh. Ayo, keluarin semua hal yang mengganjal. Aku bakal denger semua keluh kesah kamu, hanya disini."

Kedua mata berair Hyunjin menatap wajah sang malaikat hidupnya. Dengan wajah cantik, mata tajam, hidung menantang, dan bibir yang selalu mengeluarkan suara penenang bagi hatinya.

Definisi mengeluh bagi Hyunjin hanya menangis, bibirnya tak pernah mengucapkan semua beban yang ia punya. Bibirnya hanya mampu bergetar ketika ia menangis, dan mungkin menangis sudah menjadi bagian dari Hyunjin. Siapapun boleh katakan Hyunjin lemah, cengeng dan lebay.

Namun, hanya itu pelampiasan yang dapat Hyunjin lakukan. Bahkan mulutnya tak pernah sekalipun mengeluh tentang hidupnya.

Dirasa sudah cukup, Hyunjin mulai mengatur nafasnya dan berhenti menangis. Melihat si manis tengah tersenyum menatap dirinya.

"Jangan sering nangis ya? Kasian tubuh Kakak, kapanpun Kakak bisa ngeluh ke aku. Setiap malam aku bakal nunggu Kakak disini."

Hyunjin tidak menjawab, matanya sibuk menelisik setiap inci wajah si manis.

"Awas, jangan sampai lupa namaku lagi ya. Kalau gitu aku pergi, sampai bertemu di malam berikutnya."

Hyunjin memandang si manis yang makin menjauh, kemudian dirinya beranjak. Matanya melirik arloji yang melekat di pergelangan tangannya, ternyata sudah tengah malam. Hyunjin menyesal tak mengantarkan Jeongin pulang, mau di susul pun ternyata Jeongin sudah tidak ada. Ah tapi percuma juga, Jeongin tak pernah mau diantar pulang. Iya, pemuda manis itu bernama Jeongin.

⛓💌⛓

"Uang gajian udah dibawa belum? Kata Pak Bos, yang punya kasbon bakal dipotong gajinya." ujar Minho yang baru saja melihat Hyunjin keluar dari cafe, tempat Hyunjin bekerja.

Hyunjin mengangguk. "Bulan ini gue gak kasbon untungnya, jadi masih aman lah." jawab Hyunjin.

"Gue punya banyak kasbon Jin, bingung mau bayar kuliah pake apa. Niatnya mau nyari kerja lagi, tapi badan gue gak bisa dibagi dua." ucap Minho kemudian menghampiri Hyunjin, berniat untuk pulang bersama.

"Lo nyari yang shift malam aja, gue juga di toko Cici ngambil bagian malam. Lumayan buat bantu bayar kuliah." timpal Hyunjin.

"Iya juga sih, tapi gak bikin badan drop kan?" tanya Minho.

Hyunjin menggeleng. "Gue sih nggak. Kalaupun badan gue ngerasa cape, gue selalu ngeluh sama seseorang. Dan hasilnya bikin gue semangat lagi."

[i] Room Full Of LoveDove le storie prendono vita. Scoprilo ora