27 | illusion

1.1K 159 25
                                    

⛓💌⛓

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⛓💌⛓

"Apa alasan kamu menetap di sini?"

Hyunjin menghentikan elusan lembutnya di pucuk kepala kekasihnya. Mata rubah itu mengerjap lucu, dongakkan kepalanya sampai hidungnya bersentuhan dengan rahang Hyunjin.

"Kenapa tanya gitu?" Tanya Hyunjin bingung. Jeongin memperbaiki posisinya, tatap dominannya dengan sendu.

"Kakak tau, harusnya kakak gak di sini.

"Harusnya kakak pergi, bukan di sini. Kakak bukan sama orang yang tepat. Aku cuma bisa bikin kakak susah." Ujarnya dengan nada menyendu. Hyunjin tarik lagi submisifnya agar mendekat, usap kepalanya lembut dan turun ke tangan-tangan mungil milik Jeongin.

"Aku tau, kehadiranku mungkin ga bakal bisa membuat keadaan berubah." Ucapnya, "Tapi, boleh aku menetap di sini untuk kamu? Aku cuma mau ngejaga kamu. Kalo kamu benci kehadiranku, aku akan tetap di sini. Aku gak mau ninggalin kesayanganku."

Jeongin menahan tangisnya. Matanya memanas dengan kristal yang mengembun di mata, membuatnya penglihatannya kabur. "Harusnya kakak gak ketemu aku. Harusnya kakak gak punya pacar kaya aku."

Hyunjin bawa rahang itu untuk dikecup. Pipi itu juga dikecup dan terakhir kecupan lama mendarat di bibir tipis milik kekasihnya. Kecupan di lepas, tapi wajahnya tidak menjauh barang sesenti pun dengan dahi menempel, "Kamu tau kalau hal yang paling berharga yang aku punya itu kamu?

"Jadi biarkan aku menjaga kamu sampai waktu kita benar-benar habis."

⛓💌⛓

Jeongin mengeratkan jaket tebal yang membungkus tubuhnya. Tangannya merogoh saku jaket tebalnya dan mengeluarkan benda pipih alat komunikasi.

"Kapan datengnya sih?" Asap keluar keluar dari mulutnya ketika berbicara atau bernapas. Sudah bisa diperkirakan kalau suhu saat ini sedang sangat rendah bagi Jeongin.

Derapan kaki yang gaduh dari kejauhan membuat Jeongin menoleh. Melihat kekasihnya yang berlari dan hampir saja tersungkur jatuh. Jeongin langsung berdiri dari duduknya.

"Lama banget sih!" Gerutu Jeongin.

"Maaf, aku kan tadi harus nutup toko dulu. Lagian kamu ngapain sih mau beli kue di tempat lain? Pacar kamu ini punya toko kue, kenapa mau beli di tempat lain sih?"

Jeongin beri cengiran manisnya, "Mau ngerasain yang lain. Di deket simpangan situ katanya ada toko kue yang baru. Kita ke sana, ya?"

Hyunjin tidak punya alasan menolak. Ia dekati Jeonginnya dan tawarkan tangan untuk digandeng, Jeongin menerima dengan senang hati. Di bawah salju di bulan desember ini, Hyunjin dan Jeongin saling bercanda di jalanan menuju toko itu.

[i] Room Full Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang