36 | Best Part

902 136 16
                                    

jika hidup adalah sebuah film, maka jeongin adalah part terbaik bagi hyunjin.

———

"aku bisa membuatmu, jatuh cinta kepadaku meski, kau tak cinta kepadaku," lantas gelak tawa jeongin terdengar kencang, menertawakan hyunjin yang baru saja bernyanyi menggunakan gitar yang tentunya hasil meminjam dari sobat baik nya.

"yaampun dek jeongin, jangan ketawa begitu, kakak mu nggak kuat." ujar hyunjin, menahan gemas mati-matian lantaran suara tawa serta wajah si manis benar-benar meminta untuk disayang.

"kak hyunjin kenapa nyanyi di koridor begini sih? kaya tukang ngamen tau gak? nanti diusir mang sadut bisa-bisa." sembari menggeleng tidak habis pikir dengan kelakuan kakak kelasnya tersebut.

"loh ganteng gini masa disebut pengamen sih dek?" protes hyunjin layangkan, bibirnya mengerucut tidak terima.

jeongin cubit pipi hyunjin kencang, buat empunya pipi mengaduh keras walau tidak bisa berbuat banyak lantaran kelewat sayang sama yang cubit.

"kak hyunjin balik gih! jangan ngamen di depan kelas jeongin, jeongin ga punya receh," sembari mengeluarkan saku celananya, "tuh liaat!!"

"kakak ga minta uang buat bayarannya kok je, kakak mau hatimu saja boleh?" pinta hyunjin lembut, matanya menyipit lantaran tersenyum lebar sembari menatap jeongin lembut.

yang dimintai melotot tidak percaya, pegang dadanya takut-takut kemudian menggeleng kencang, "nggak mauu! kak hyunjin jangan nyeremin begitu, hati jeongin cuma ada satu, jangan direbut!"

setelahnya, si manis berbalik kemudian berlari menjauh; takut hatinya benar-benar dicuri oleh maling yang kini malah tertawa gemas melihat kepergian jeongin.

"yaampun dek jeongin, kapan sih kamu berhenti bikin hati kakak joget disko?" sembari menyentuh dadanya yang terasa berdetak kencang.

BEST PART

"sejak kapan lo main gitar?" tanya sobatnya yang tidak lain adalah lee felix.

pemuda yang mendapat label sebagai seorang pemuda baskara itu menggendikkan bahunya acuh, "kapan-kapan kali?"

felix mengangkat sebelah alisnya bingung, terserah si pemuda baskara sajalah.

"ayo ngantin, katanya ada pujaan hati lo di sana." ajak felix sembari melangkah terlebih dahulu.

dengan semangat anak bangsa, hyunjin berlari mengejar ketertinggalan nya, demi dek jeongin, bumi serta merta isinya pun rela ku arungi.

basiiii!!!

sampai kantin, hyunjin dengan semangat arahkan tungkainya pada bangku tempat jeongin-nya serta jisung dan seungmin duduki.

"selamat pagi dunia~" sapa hyunjin ceria, matanya tatap jeongin dengan binar penuh afeksi.

"pagi kak hyunjin, kok dunia sih?" heran jeongin, matanya mengerjap sembari memiringkan kepalanya pertanda bingung.

batin hyunjin menjerit keras, lemah hyunjin tuh lemaahh!!

"sekarang ini kakak lagi berhadapan sama dunia," jawabnya seraya mengelus surai karamel si manis lembut.

"tapi ini jeongin kaakk!" pikirnya si manis, dunia yang dimaksud hyunjin bisa saja nama orang lain.

"sayangku, bagi kakak kamu duniaku." disambut dengan sambitan dari seungmin lantaran mual mendengar hal dangdut di pagi hari yang cerah ini.

BEST PART

jemarinya secara teratur mengetikkan sebaris kalimat di komputer berwarna hitam yang masih terlihat mengkilap, matanya fokus pandangi kalimat yang disertai foto-foto berisi beberapa pria yang terlihat cukup dewasa di layar.

"selera dia berat ternyata bro," ujar changbin di daun pintu, badannya menyender pada pintu dengan tangan yang terlipat di depan dada.

"mau nyerah aja?" tanya changbin kasual.

"gue ga yakin bisa nyerah gitu aja," jawab hyunjin seraya menatap nanar layar komputernya yang kini tengah menampilkan banyak hal mengenai jeongin disana.

"lo tau kan bin, dalam sekali tatap sama si adek, lo bakal tanpa sadar nyerahin hati lo buat dia sepenuhnya?" setelahnya ia berdiri, menutup komputernya kemudian melangkah keluar dari kamarnya yang entah kenapa terasa minim oksigen.

"itu sih emang lo nya aja yang bucin." ejek changbin, telak menyerang hyunjin tepat di ulu hati. faktanya memang begitu, hyunjin terlampau jatuh terlalu dalam pada jeongin. hatinya hanya untuk jeongin seorang, bukan yang lain.

"emang kenapa sih kalau suka sama dia? salah ya?"

"gue ngga bilang apa-apa???"

"oh iya.."

lantas hening, dan percakapan pun berakhir dengan tidak etis nya.

BEST PART

jeongin berlari dengan ceria mengejar jisung yang tengah berlari menjauhinya. jeongin sekarang ini sedang menjadi meng nya, maka dari itu teman-teman sekelasnya yang lain berlari menjauh lantaran takut gantian menjadi tumbal dalam permainan kejar-kejaran tersebut.

"jiiii? haloo, han jisung anaknya pak soleh ngumpet dimana yaa?" panggil jeongin berusaha memancing jisung untuk segera keluar dari persembunyiannya. namun nihil, jeongin tidak bisa melihat batang jakun jisung sedikitpun.

kemudian tanpa sengaja, jeongin melihat sebuah rambut muncul dari balik daun-daun lebat. senyum jahil terpampang dibibirnya, dengan cepat ia rengkuh tubuh orang yang tengah bersembunyi secara mendadak; berniat mengejutkan.

"eeekkㅡcopot-copot!" latah nya keluar, jeongin dengan sigap longokkan kepalanya, tatap pemuda yang ternyata bukan jisung yang dicarinya.

"loh? kak njin?!" heran jeongin, bukannya segera menjauh, si manis malah anteng dalam posisi memeluknya.

"dek jeongin, ngapain sih ngagetin begitu? untung kakak ga punya hati loh ya," dengar ucapan si kakak barusan, jeongin jadi penasaran dan dengan santainya memegang dada hyunjin, "loh ini ada detakan nya kak? ngadi-ngadi yaa??!" tuduh jeongin main-main.

"hati kakak kan sudah kakak serahkan semuanya untuk kamu dek, mana mungkin kakak berbohong sih," balas hyunjin seraya bangkit berdiri tanpa melepas pelukan jeongin dibelakangnya, inisiatif; ia gendong jeongin tiba-tiba.

"kakak bisa rasain ngga?" tanya jeongin lembut, kepalanya menumpu pada pundak hyunjin sedang kepalanya tatap wajah hyunjin dari samping.

tampan seperti biasa.

"rasain apa sayang?"

"jantung jeongin.. kenceng banget ga sih kak?"

hyunjin terkekeh geli, bisa dirasakan nya jantung jeongin yang bertedak seirama dengan jantungnya. sama-sama menggila.

"ini salah kakak."

"loh, kok begitu?"

"karena kakak berikan hati kakak buat jeongin, detakan nya jadi lebih kenceng dari biasa. pokoknya salah kakak!"

"terus kenapa ga kamu tolak aja hem?"

"nggak mau, hati kakak terlalu berharga buat jeongin tolak. mau jeongin jaga aja biar tetep terawatㅡ" sembari si mungil usakkan kepalanya pada leher hyunjin, "boleh?"

"tentu, kalau begitu kakak berikan hati kakak sepenuhnya untuk kamu ya sayang. jaga baik-baik, karena kakak pun akan berlaku begitu untuk hatimu juga."




Written By

hariburuk

[i] Room Full Of LoveWhere stories live. Discover now