35 | Half Heart

776 105 5
                                    

Hyunjin dan Jeongin adalah sepasang kekasih yang menjalani hubungan selama 1 tahun. Hyunjin menyatakan cinta ke Jeongin saat lelaki Manis itu tengah berada di kanti bersama Jisung, Felix dan Seungmin. Hubungan mereka terjalin dengan bahagia.

Hyunjin setiap hari akan datang kerumah Jeongin untuk mengajak sang kekasih Jalan, Seperti saat ini sepasang kekasih itu menghabiskan malam minggu di salah satu festival yang di adakan setiap malam minggu.

“Gue mau itu jin” Jeongin menunjuk permen kapas yang berbentuk kepala beruang lucu
Hyunjin mengangguk dan membelikan permen kapas itu untuk jeongin, setelah jadi hyunjin berikan ke jeongin yang menyambut senang permen kapas itu.

“Kita mau kemana lagi?” hyunjin menggenggam tangan jeongin yang menganggur.

“Beli boneka” ujar Jeongin semangat.

Hyunjin menghela nafas padahal dia berfikir Jeongin akan mengajaknya menaiki wahana tapi itu hanya khayalan Hyunjin karena Jeongin anti dengan wahana. Jadilah mereka berjalan menuju stan boneka, Jeongin memilih dua boneka dengan ukuran besar. Boneka teddy bear dan Panda berada di pelukkannya, sedangkan Hyunjin harus merelakan tabungannya ludes karena mahalnya kedua boneka itu.

“Kita pulang ya?” Hyunjin menatap Jeongin.

“Ih nggak mau, gue mau makan permen kapasnya dulu”

Akhirnya Hyunjin menunggu jeongin menghabisi permen kapas itu di salah satu bangku. Dia mengamati setiap gerak-gerik Jeongin yang memakan permen kapas itu dan dia terkekeh saat melihat wajah ceria jeongin saat permen kapas itu masuk kedalam mulutnya.

Hyunjin menyukai itu, menyukai yang ada pada diri Jeongin.

—skip.

Jeongin diantar menggunakan Bus oleh Hyunjin karena lelaki itu tidak membawa mobil. Setelah mengantarkan jeongin, Hyunjin memutuskan menaiki taksi menuju rumahnya, malam yang begitu melelahkan tapi Hyunjin menyukainya.

HALF HEART

Jeongin berkumpul di kantin bersama 3 temannya yang dari fakultas berbeda. Mereka akan menggibah untuk beberapa saat karena mumpung kantin sepi.

“Hubungan lo sama Kak Minho gimana sung?” tanya Seungmin menatap Jisung yang nyeruput kuah baksonya.

“Baik kok, malah mau tunangan habis ini hehe” jawab jisung nyengir.

“Kalau Lo lix?” Tanya seungmin ke felix yang udah senyum.

“Udah tunangan hehe” jawab Felix nunjukkin cincin tunangannya.

“Kalau lo min?” ganti jisung yang menanyai Seungmin.

“Masih nyiapin gedung buat tunangan” jawab seungmin.

“Kalau lo je?” tanya Felix.

“Ya biasa aja sih, orang gue nerima dia juga gara-gara dare. Hati gue udah buat guanlin” Jawab Jeongin mengabaikan pandangn terkejut 3 temannya.

“Jadi selama ini lo sama guanlin pacaran?” Tanya Jisung tak percaya.

Jeongin mengangguk membenarkan
“Terus lo ngapa nerima dare kita hah?! Lo sama aja nyakitin Hyunjin, je” Seungmin kesal.

“Ya gue nerima dia itu ada maksudnya, kan dia fuckboy kan? Nah gue mau dia rasain apa an korbannya alami” Tutur Jeongin.

Hyunjin mendengar semua itu, lelaki tampan itu mendengar lontaran-lontaran yang Jeogin keluarkan. Wajah tampan itu seakan tidak bisa mengontrol emosinya.

“Jadi lo kagak bisa bedain cinta tulus gue buat lo hah?! Jadi lo selama ini Cuma mau morotin gue? Cuma mau nyakitin gue? Asal lo tau ya, gue tulus cinta bahkan gue niat ngelamar lo tapi kalau kayak gini mending kita kagak usah kenal lagi. Apalagi waktu lo  Cuma serahin setengah hati lo buat gue , lo udah main-main soal hati dan gue kagak tau apa lo juga akan di mainin sama si guanlin. Orang kayak lo itu seharusnya malu, lo nerima gue soal Dare doang tapi gue terlalu semangat menjalani hubungan kita sebagai sepasang kekasih. Karena gue mikir lo juga cinta sama gue, sialan!” Hyunjin meninggalkan Jeongin yang terdiam di tempat duduknya sedangkan 3 temannya ikut terdiam.

HALF HEART

Jeongin menyesal membuat hyunjin marah dan yang membuatnya merasa dikhianati adalah saat melihat Guanlin jalan dengan Jihoon. Sudah lebih 1 tahun dirinya tak bertemu kembali dengan Hyunjin, dan selama itu juga teman-teman jeongin mulai menikah satu persatu begitupun dengan 3 sahabatnya.

Sore hari yang indah, Jeongin berjalan di sepanjang trotoar dengan perasaan menyesalnya. Jeongin mencintai hyunjin, tapi rasa itu datang di saat hyunjin menghilang setelah mendengar pengakuan Jeongin soal Dare.

“Hyunjin, aku minta tolong. Tolong gendong Jia sebentar aku mau mengambilkannya susu dulu di tas”

Jeongin menengok kearah kanan dan mendapati Hyunjin dengan seorang wanita serta bayi berusia 2 bulan di gendongan Hyunjin. Wanita itu mengambil botol susu dari tasnya dan dia berikan ke Hyunjin.

“Ah pintar anak mama” Wanita itu mencium pipi gembil bayi itu.

Hyunjin tersenyum melihat interaksi wanita itu dengan bayi yang lelaki itu gendong. Pandangan Hyunjin tak sengaja menatap manik rubah Jeongin, biasanya hyunjin akan tersenyum tapi kali ini lelaki itu mengabaikannya.

“Sayang mari kita pulang” Hyunjin menghentikan wanita itu yang masih menggoda bayi itu.

“Katanya mau makan, kamu bohong ih. Aku tuh laper, kamu dari tadi pagi ngajak jalan-jalan tapi belum beliin aku makan sama sekali” Wanita itu merengut sebal.

“Iya iya dasar Hwang Minji” Hyunjin mengusak gemas rambut Minji.

“aku gendong Jia dan ke resto dulu kamu harus meeting” Minji mengambil alih Jia
Minji dan Jia meninggalkan Hyunjin yang menatap Jeongin, jeongin melangkah ragu ke arah hyunjin.

“Hyunjin” cicit Jeongin pelan.

“apa?” dingin, kaliamt itu terkesan dingin.

“Apa kamu masih mencintaiku?” Tanya jeongin.

Hyunjin menghela nafas, di tatapnya manik rubah yang pernah menjadi manik favoritnya.

“kamu sudah melihat semuanya, aku sudah memiliki keluargaku sendiri. Dulu aku mencintaimu dengan tulus tapi kamu yang membuatku menghilangkan rasa cintaku untukmu. Aku telah berbahagia dengan Minji dan Anak kita, aku menyatakan cintaku saat itu karena aku ingin menghindari perjodohan dengan Minji apalagi aku sangat mencintaimu sejak kita duduk di sekolah Menengah. Tapi waktu aku mendengar sebuah fakta yang menyakitkan, aku memutuskan menerima perjodohan dan belajar mencintai Minji. Awalnya memang sulit tapi perlakuannya yang sabar membuaku membuka hati untuknya, Walaupun setiti namamu selalu ada di setiap pikiranku”

Jeongin menangis, sakit? Tentu.

“Apa aku tidak mempunyai kesempatan hiks” isak Jeongin lirih.

“Walaupun kamu mempunyai kesempatan, walaupun aku membuka hatiku lagii itu mustahil. Aku tidak bisa jatuh kedalam jurang yang sama untuk kedua kalinya, aku memiliki jurang yang lain. Jurang lain dengan situasi berbeda, dia Minji jurang yang aku maksud. Aku sudah bahagia je, kamu tidak bisa mengambil kebahagiannku” Jelas Hyunjin menghela nafas.

Hyunjin menatap jam tangannya meetingnya sudah selesai dan di tangani asistennya, Dan dia harus segera menuju istri dan anaknya.

“Aku pamit, carilah kebahagiaanmu. Aku bukan kebahagiaanmu karena aku telah menemukan kebahagiaanku sendiri. Ini bukan salahku ataupun salahmu, Setengah hati yang kamu berikan kepadaku saat ini. Maaf, aku tidak bisa memberikan setengah hatiku lagi untukmu. Kita bukan takdir je, walaupun kita takdir kamu harus bisa nerima jika kamu tidak lagi yang pertama untukku”

Hyunjin meninggalkan Jeongin yang menangis, wajah manis itu dibasahi air mata yang mengalir deras membasahi pipi Jeongin. Hyunjin telah bahagia dengan kehidupannya berbeda dengan dia yang masih terbayang masa lalu, terbayang saat-saat bersama Hyunjin. Jeongin menyesal kenapa tidak dari lama dia memebrikan hatiya untuk Hyunjin.
Sekarang menyesal pun tidak ada gunanya, karena Hyunjin telah membatasi dirinya dengan dinding pertahanan yang kokoh. Tidak ada yang bisa meruntuhkan dinding itu kecuali sang pemilik.




Written By

afifah-zulfa

[i] Room Full Of LoveHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin