38 | Cinta, Mati

806 128 3
                                    

"bertengkar lagi?"

kemudian jeongin menunduk, sembunyikan matanya yang sembab lantaran menangis terlalu lama. pemuda dihadapannya berdecak, tarik jeongin dalam dekap hangatnya kemudian biarkan rubah tersebut menangis lebih leluasa.

"kali ini apalagi?" tanyanya, dari nada suara saja sudah jelas seberapa bosannya dia.

"kak hyunjin marah karena jeongin pulang bersama kak jeno sore kemarin. katanya, jeongin terlihat seperti lintah yang menempel pada siapapun. sakit kak.. hati jeongin sakit.." suaranya serak dan sumbang, buat hati pemuda yang tengah mendekapnya ikut teriris.

"putuskan saja, kenapa masih bertahan sih? kamu tau, cintamu bisa membunuhmu."

"tidak bisa. jeongin sudah terlampau suka kak.."

helaan nafas terdengar berat, "terserah mu lah, jangan sampai bedebah itu main tangan padamu, mengerti? jika dia melakukannya, laporkan padaku. akan kubuat dia merasakan sensasi pedihnya kerak neraka."

jeongin menggeleng cepat, sakit membayangkan orang yang dicintainya menderita. tidak, jeongin tidak bisa.

⛓💌⛓

"habis melacur dimana kamu? dengan kim seungmin si mantanmu itu hm?" sindir hyunjin tajam, tubuhnya bersandar nyaman di dinding. jeongin sempat terperanjat kaget melihat nya.

menunduk takut, jeongin menggeleng cepat. "kami teman kak," jawab jeongin, berusaha berani.

"teman yang berpelukan mesra ya?" kembali, hyunjin lontarkan kata. tubuhnya bergerak maju, berdiri menjulang dihadapan jeongin yang terlihat begitu mungil dimatanya.

"kak, kami tidak begitu!" balas jeongin, berkilah atas tuduhan hyunjin barusan.

"kakak lihat tangannya rengkuh pinggang mu. senang diperlakukan layaknya jalang ya?" hina hyunjin tajam, matanya menyorot tajam. jeongin sampai bergidik ngeri dibuatnya.

"kak! aku tidak begitu!"

"tidak begitu apanya?! kakak lihat pakai mata kepala kakak sendiri jeongin! SENANG KAMU MELACUR DIMANA PUN?! SENANG YA DISENTUH SANA SINI OLEH PARA KAKAK-KAKAK AN MU?!"

jeongin menunduk, takut mendengar bentakan hyunjin barusan. bibirnya digigit kencang, tahan sakit di hatinya. benci sekali rasanya, jeongin benci.

"kak! cukup! jeongin tidak begitu!!"

"LALU APA?! jeongin sudah ribuan kali kakak bilang, BERHENTILAH MELACUR JALANG KECIL!" sentak hyunjin lagi, jeongin angkat wajahnya. pertontonkan rupa kacau dari eloknya karya yang kuasa, matanya berkaca-kaca, beberapa tetes air mata turun basahi pipinya, bibir bergetar hebat lantaran tahan tangisnya kuat-kuat.

apa hyunjin terenyuh?

sedikit.

hatinya masih gundah gulana, memikirkan bagaimana kekasih mungilnya dipeluk pemuda lain selain dirinya, maka amarah yang dikeluarkannya.

"jeongin bukan jalang! kak, jeongin bersumpah kak seungmin hanya teman, tidak lebih!"

kemudian yang terdengar hanya suara saling membentak dan berteriak. yang satu menyalahkan sedang yang satu berusaha menjelaskan walau tidak ada tanggapan baik.

jeongin benci kak hyunjin.

lalu, apakah jeongin masih mencintainya?

masih. dengan sangat dan teramat dalam.

⛓💌⛓

pintu diketuk namun tidak ada jawaban.

ini sudah ke sekian kali, dan hyunjin belum dapatkan balasan sedikitpun.

panik.

pintu digedor kemudian berganti menjadi dorongan kencang dari tubuhnya, sampai akhirnya suara pintu yang terbuka paksa terdengar. hyunjin berhasil mendobrak pintunya.

"jeongin?" panggilnya lembut.

"sayang, sudah tidur?"

masih tidak ada balasan, hyunjin tatap kasur jeongin; berantakan, pisau buah yang sebelumnya hyunjin letakkan dimeja samping kasur menghilang.

dengan cepat hyunjin beralih ke samping tempat tidur, dan benar. ada jeongin disana, dengan pisau tertancap dihatinya.

"jeongin ini tidak lucu!" seru hyunjin panik, kemudian ia mendekat dengan cepat.

jeongin masih hidup, hanya saja lemah. hyunjin panik, bingung harus melakukan apa. sampai kemudian suara lemah jeongin terdengar, "hiks—kak hyunjin, hati jeongin sakit.."

yang lebih tua gigit bibirnya, berusaha tahan diri agar tidak menangis kini, terlambat. satu, dua tetes air meluncur dari maniknya begitu saja.

apa.. kesalahannya sedalam itu?

"jeongin, maafkan kakak.. huks maafkan kakak. ini salah kakak.." ujar hyunjin lirih, menunduk disamping jeongin lantaran perasaan duka tiba-tiba menyergapnya.

"jeongin benci kakak. j–jeongin juga.. suka, suka sekali dengan kakak.." kemudian jeongin diam. benar-benar diam.

tangan besar milik yang lebih tua bergerak, cabut pisau dihati kekasihnya kemudian tanpa ragu dia tusukkan pisau itu ke hatinya.

perlahan, hyunjin rasakan dunianya berputar. dan disisa nafasnya, ia berujar,

"mari bertemu di kehidupan selanjutnya, jeongin."

sejujurnya, bukan pisau buah yang mencelakakan mereka.

cinta mereka yang terlampau besarlah penyebabnya.

dengan jeongin yang membenci namun disusul cintanya yang tidak terbendung.

dan hyunjin yang kelewat suka sampai maut pun tidak lagi terdengar seperti mimpi buruk jika itu bersama jeongin-nya.

mereka mati bahagia.





Written By

hariburuk

mrs. bubu rajin banget yah :D —admin

[i] Room Full Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang