BAGIAN 11 - Wedding Days

4.5K 419 17
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Suasana rumah di salah satu kompleks daerah pusat Surabaya itu, terlihat sibuk. Sejak kemarin sore sudah terpasang tarub atau tenda, bleketepe dari anyaman janur kuning, dan tuwuhan yang terdiri dari berbagai macam buah-buahan serta sayuran yang ditata sedemikian rupa, diletakkan di kanan kiri gerbang rumah. Di halamannya ada kursi-kursi berlapis kain berwarna krem yang berbaris rapi. Bagian dalam rumah juga sudah dihias. Sejak semalam, acara pengajian telah dilaksanakan. Hataman Al-Quran hingga subuh oleh ibu-ibu pengajian RT. Siang ini prosesi siraman tengah berlangsung.

Di tengah halaman belakang, dipasang back drop dengan rangkaian bunga hidup yang mewangi. Perempuan berambut panjang terurai berhiaskan bebungaan, duduk di kursi. Bersiap menerima siraman dari para tetua yang saling memberikan doa, wejangan, dan petuah. Dengan memakai dodotan batik menawan, stagen merah, kain jarik dan roncean melati yang membungkus bagian atas tubuhnya, dia menunduk. Tangannya menengadah di pangkuan. Acara sungkeman dan pembacaan ungkapan terima kasih pada kedua orang tua yang disampaikannya tadi sebelum siraman, sukses membuat dia sesenggukan.

Kini giliran Bu Melati yang kali itu memakai kebaya hijau, menyiram dan mengelus puncak kepala Manika. "Selamat ya, Nduk. Semoga kamu bisa jadi istri soleha dan taat suami. Apapun titah suami selama itu baik, harus kamu turuti. Mama bangga sama kamu. Selalu bangga." bisiknya dan terus mengusap kepala Manika yang basah.

Manika mengangguk dan berusaha tersenyum di sela linangan air mata.

Kemudian dilanjutkan oleh Pak Rukmana yang kini ikut membelai puncak kepala Manika. Beliau begitu haru. Sejak pembacaan surat ucapan terima kasih dan pemberian restu, mata Pak Rukmana tak berhenti berkaca-kaca. Beliau tak mengira bila rencana perjodohannya ini benar-benar terlaksana. Sudah tiba saatnya untuk menyerahkan tanggung jawabnya pada pria yang akan menjadi suami putri sulungnya itu. Memikirkan Manika yang tak lagi utuh menjadi miliknya, membuat Pak Rukmana tak bisa tidur sejak semalam. Beliau jauh lebih mellow ketimbang Bu Melati. Ternyata memang benar kata pepatah. Bila kasih sayang seorang ayah itu adalah pada putrinya dan cinta pertama seorang anak perempuan adalah pada ayahnya.

"Nduk, doa Papa selalu menyertai kamu. Papa akan selalu menganggap kamu putri kecil Papa. Dan Papa akan selalu ada jika kamu butuh nasihat Papa. Semoga kamu selalu bahagia ya, Nduk." Pak Rukmana menuangkan air ke kepala putrinya sambil sesekali membacakan ayat suci dan meniupkan ke ubun-ubun Manika.

Tangis Manika yang awalnya sudah reda, kini kembali mengalir dan dia memeluk papanya erat. Bu Melati juga ikut memeluk putrinya dari belakang. Pemandangan ini tak luput dari perhatian para tamu yang awalnya tertawa, berubah mengharu-biru.

Seusai prosesi siraman yang sungguh menguras emosi, berlanjut ke acara jual cendol dawet setelahnya bersama Pak Rukmana dan Bu Melati. Malam ini selepas maghrib, acara midodareni sekaligus seserahan dari Ganendra dan keluarga juga akan berlangsung. Besok adalah akad. Di salah satu ballroom hotel di Surabaya yang sudah disiapkan dan lanjut resepsi malam harinya. Kegiatan yang begitu padat di setiap menitnya, membuat hati Manika semakin tak karuan membayangkan segala prosesi itu akan terlaksana dalam hitungan jam saja.

# # #

Suasana di ballroom hotel itu begitu khidmat. Tampak Ganendra yang sudah memakai beskap lengkap dengan keris di belakang punggung dan blangkon serta kain jariknya, duduk menghadap dan menjabat kuat tangan Pak Rukmana yang berada di sebelah penghulu sebagai wali nikah putrinya. Beliau akan menikahkan sendiri putrinya dengan lelaki pilihannya itu. Dua orang saksi yang mewakili dua kubu keluarga pun juga duduk menghadap meja. Penghulu baru saja membacakan doa kemudian mic di arahkan ke mulut Pak Rukmana.

"Bissmillahirrahmanirrahim. Wahai Ganendra Hadyan Ardiyata..." ucap Pak Rukmana.

"Saya." Ganendra menyahut mantap.

YAKIN NIKAH(?)Where stories live. Discover now