BAGIAN 12 - Mr. & Mrs.

4.9K 440 12
                                    

Manika membuka mata perlahan. Dia mencoba mengenali ruangan tempatnya berada. Kamar luas bergaya mediterania dengan warna dominan krem-merah yang tertata rapi dan tak dia kenali. Manika melihat ke kanan dan kiri. Sunyi. Tak ada suara apapun. Dia menguap sambil mengingat-ingat. Adegan-adegan di kepalanya berkelebat.

Satu... Acara pernikahan yang sakral dan meriah telah usai.

Dua... Semua keluarga dan kerabat meninggalkannya.

Tiga... Dia melepas segala atribut pengantin.

Empat... Nuansa kamar yang nyaman serta energi yang terkuras, membuat rasa lelahnya terbayarkan.

Lima... Saat terbangun untuk ke kamar kecil, dia mendapati seorang pria tidur di sofa.

Hah?! Manika membelalak. Fungsi organ tubuhnya kembali setelah lima detik ingatan, lewat di pikirannya. Manika buru-buru duduk dan menatap berkeliling. Kesadarannya pulih. Dia ingat sekarang! Ini adalah suite room hotel lokasi yang sama dengan perhelatan pernikahannya. Seusai acara resepsi semalam, setelah membersihkan segala dandanannya, dengan kelelahan juga rasa kantuk yang mendera, dia langsung terlelap di atas kasur.

Manika menyingkap cepat selimut yang membalut tubuhnya dan menunduk memerhatikan penampilan. Lengkap. Masih lengkap. Gaun tidur sutra panjang berenda warna ungu dengan kimononya masih terpasang erat.

Ah... dia lega. Setelah meregangkan tubuh beberapa saat, bangkit dari kasur, kemudian berjalan ke tepian kamar dan membuka keseluruhan gorden panjang nan berat yang menutupi jendela hotel. Matahari pagi masuk. Dia berdiri menghadap jendela sambil bersedekap. Pemandangan pusat kota Surabaya yang tak kalah sibuk dengan ibu kota, terhampar luas di hadapannya. Gedung-gedung kantor, hotel, dan menara pencakar langit tak ada bedanya dengan pemandangan yang dia lihat melalui jendela apartemen di Jakarta.

Manika menghela napas. Menerawang. Statusnya sekarang telah berubah. Dia sudah menjadi seorang istri. Kewajibannya pun bertambah. Tanggung jawabnya tak hanya pada diri sendiri melainkan pada suami. Gila. Ini benar-benar gila. Dalam kurun waktu tiga bulan saja, bila Tuhan berkehendak maka semua pun akan terjadi.

Dia merapatkan tali kimono gaun tidur. Rambutnya yang terkena cairan hairspray, terasa kaku dan semakin liar saja. Dia menarik semua rambut ke atas, memutar berkali-kali dan menggelungnya.

"Morning." Suara bas yang rendah dan bernada lembut, terdengar dari arah pintu kamar.

Manika yang tengah asik memerhatikan keluar jendela, dibuat terkejut. Dia menoleh cepat dan benar saja, Ganendra masuk kamar hanya dengan bathrobe yang membungkus tubuh gagahnya.

Apakah dia baru saja mandi? Manika melihat sekilas. Rambut Ganendra berantakan dan agak basah, beberapa terjuntai ke dahi. Wangi sabun bercampur cologne yang segar, menyeruak di ruangan yang beraroma bunga itu. Buru-buru, Manika melihat keluar jendela lagi.

Kok jadi aku yang malu? Refleks, dia menyentuh pipinya yang menghangat.

"Kenapa? Sepertinya kaget gitu?" tanya Ganendra lagi dan membuka lemari besar di samping tempat tidur, seberang sisi Manika.

Manika tak menyahut. Dia masih menekan pipi dengan punggung tangannya sambil mengingatkan dirinya sendiri.

Ganendra mengulum senyum. Dia mengeluarkan koper untuk mengambil pakaian. "Aku tadi udah telepon room service untuk bawain sarapan kita ke kamar."

Manika menajamkan telinganya. Dia memastikan ucapan Ganendra barusan. 'Aku' katanya? Manika merasa janggal mendengar sebutan baru yang Ganendra ucapkan. Biasa menggunakan 'saya', kini berubah 'aku'.

YAKIN NIKAH(?)Место, где живут истории. Откройте их для себя