Take 16 🎬 Cegukan

34.9K 4K 461
                                    

Sekitar jam 7 malam, Savanna sudah sampai di apartemen Romeo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sekitar jam 7 malam, Savanna sudah sampai di apartemen Romeo. Katanya, malam ini Romeo tidak ada kegiatan apa pun setelah shooting tadi yang berakhir jam 3 sore tadi. Melihat Romeo malam ini, Savanna tidak melihat adanya perbedaan dengan tadi siang. Artinya, kondisi Romeo masih sama—lelaki itu belum sembuh total.

"Harusnya kamu istirahat aja, kenapa minta aku dateng ke sini? Aku tau, kamu belum sembuh betul."

"Kemarin blind date kita belum selesai." Romeo tersenyum kecil. "Ayo lanjut."

"Tapi kamu lagi sakit, aku nggak—"

Ucapan Savanna terhenti ketika Romeo tiba-tiba saja merebahkan tubuhnya di sofa, dengan membuat paha Savanna menjadi bantalannya. Sontak saja Savanna terkejut, dia melotot dan tubuhnya menegang.

"Aku baik-baik aja, Va," ucap Romeo sambil menatap Savanna dari bawah. "Nih, coba aja." Romeo meraih tangan Savanna, membawa telapak tangan gadis itu ke keningnya. "Nggak demam lagi, 'kan?"

Savanna mengerjap pelan.

"Kamu laper nggak?" tanya Romeo sambil memainkan tangan Savanna. "Aku laper sih, tapi bingung mau makan apa."

"Engh..." Savanna menahan napas, berusaha untuk tidak cegukan namun nihil. Cegukan itu tetap datang karena perlakuan Romeo yang memainkan tangannya membuat Savanna berdebar bukan main.

"Ini yang aku suka dari kamu." Romeo berucap sambil terus memainkan tangannya, seolah membiarkan Savanna cegukan lebih lama. "Kamu beda. Unik."

"U-unik?"

"Hmm." Romeo bergumam. "Nggak tau kenapa, setiap kali kamu cegukan, aku ngerasa terhibur, jadi gemes sendiri. Itu terjadi saat pertama kali lihat kamu cegukan di acara fan meeting aku. Kalo orang lain yang jadi kamu saat itu, mungkin mereka maju sambil jerit-jerit pelan. Tapi kamu malah cegukan."

Savanna tidak begitu paham kenapa Romeo tiba-tiba saja membahas cegukannya. Savanna hanya ingin Romeo berhenti memainkan tangannya dan beranjak dari pangkuannya, demi kesehatan jantungnya. Savanna ingin pulang ke rumah setelah ini, bukan ke rumah sakit—karena jantungnya terus berdebar heboh.

"Aku pengin jadi alasan kamu selalu cegukan," ucap Romeo.

"Ma-maksudnya?"

"Iya, aku pengin jadi alasan kamu selalu cegukan, yang artinya kamu cuma boleh gemes ke aku aja, jangan ke yang lain."

Savanna menggigit bibir bawahnya. Belum hilang cegukan serta debaran jantungnya, sekarang sekujur tubuhnya panas luar biasa. Ada rasa menggelitik di perutnya begitu Romeo mengatakan itu.

"Romeo," panggil Savanna pelan. "Aku mohon stop."

"Stop apa?"

"Stop bikin aku cegukan. Aku capek." Savanna meringis sambil menepuk dadanya pelan. "Dada aku juga sakit. Jantungnya nggak mau diem."

DATING FANWhere stories live. Discover now