Take 31 🎬 Fakta

32.2K 3.3K 166
                                    

Savanna melambaikan tangan saat mobil papanya melaju meninggalkan gedung wisudanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Savanna melambaikan tangan saat mobil papanya melaju meninggalkan gedung wisudanya. Hanya sebentar memang tapi Savanna senang Seno sudah mau menyempatkan diri untuk datang ke acara pentingnya hari ini.

Ia juga tidak banyak bicara dengan ibu tirinya karena memang mereka tidak dekat. Perihal kelakuan Riani yang telah mencelakai mamanya dulu, Savanna mencoba melupakan kejadian karena ia tidak ingin membuat mamanya khawatir.

"Sava, Romeo nggak datang?" tanya Farhana.

"I-itu—"

"Sava!"

Seseorang memanggilnya, bersamaan dengan Nilam yang menyenggol lengannya. Savanna langsung menoleh, matanya membulat ketika melihat Romeo datang dengan satu buket bunga mawar putih dan boneka beruang putih berukuran sedang ditangannya.

"Romeo," gumam Savanna tidak percaya.

Lelaki itu tersenyum manis begitu berada di hadapan Savanna. Gadis itu mengerjap lalu menggeleng, memastikan jika ini bukan halusinasinya karena keinginannya untuk Romeo hadir hari ini.

"Happy graduation, Sayang," ucap Romeo. "Maaf aku agak telat datangnya."

"Romeo?" gumam Savanna lagi.

"Iya, ini aku."

Savanna langsung memeluk Romeo begitu yakin jika sosok di depannya ini memang benar Romeo. Orang-orang disekitar mereka, terutama para penggemar Romeo langsung memekik heboh dan berlomba-lomba mengabaikan momen keduanya.

"Aku kira kamu nggak bakal datang," ucap Savanna. "A-aku sedih."

Romeo tersenyum kecil lalu membalas pelukan Savanna. "Maaf, aku nggak bermaksud buat kamu sedih."

Savanna menghela napas panjang untuk menahan tangis lalu mengurai pelukan mereka. Gadis itu mendongak lalu tersenyum lebar.

"Sekali lagi, happy graduation, Sayang," ucap Romeo lagi sambil menyerahkan benda yang ia bawa.

"Makasih," ucap Savanna. "Makasih udah dateng hari ini."

"Aku udah janji bakalan dateng, maaf kalo aku telat."

Romeo mengelus pipi Savanna lembut. Ia tidak bermaksud membuat Savanna sedih dan menunggu, hanya saja beberapa hari ini ia memang sibuk dan tak sempat memberi kabar kepada gadis itu. Ia bahkan baru kembali dari luar kota dini hari tadi. Hanya istirahat sebentar lalu kembali mengerjakan pekerjaannya yang belum selesai sehingga ia agak terlambat datang ke acara wisuda Savanna.

"Maaf. Aku pikir kamu lupa," ucap Savanna ketika Romeo menjelaskan perihal kesibukannya akhir-akhir ini.

"Aku nggak mungkin lupa." Romeo tersenyum.

"Dia hampir aja nangis kalo lo nggak dateng," celetuk Nilam. "Dia—aww!" Nilam mengaduh saat Savanna mencubit lengannya. "Sakit, anjir!"

Savanna mendelik sebal. "Jangan dengerin dia," ucapnya pada Romeo.

DATING FANWhere stories live. Discover now