Part 1 - Ppaleun Ppaleun

2.6K 173 10
                                    

"Sial ... sial ... sial," Han Mi Ra mengumpat pada dirinya sendiri sambil terpincang-pincang saat dirinya hendak berjalan dan memakai sepatunya secara bersamaan. Dia cukup bersyukur dirinya tidak sampai tersandung saat melakukan keduanya.

Dengan tas ransel kulit yang sudah usang diapitnya di ketiak dan ponsel yang tertahan di antara dua giginya, Han Mi Ra mengunci pintu apartemennya. Setelah pintu kediamannya terkunci dengan benar, Mi Ra memasukkan ponsel ke dalam ransel dan menjinjing tas usang itu di belakang punggungnya.

Dia tidak boleh terlambat. Ini adalah hari pertamanya bekerja sebagai tim manajemen artis. Tidak jelas apa job desk pasti yang harus dia lakukan nanti tapi Mi Ra sudah cukup bersyukur dia bisa langsung mendapatkan pekerjaan di kota impiannya.

Han Mi Ra lulus dari University of Singapore tiga bulan yang lalu dan dari awal dia memang berniat untuk mencari pekerjaan di Seoul. Setelah mengirimkan resume dan proses wawancara secara video call, Mi Ra mendapatkan kabar bahwa dirinya diterima. Hari ini adalah hari kelimanya di Seoul.

Sebelum berangkat ke kota ini, Mi Ra sudah terlebih dahulu mencari tempat tinggal. Bukan apartemen yang mewah tapi lumayan layak untuk dihuni oleh manusia. Paling tidak itu yang pertama kali dia pikirkan saat masuk ke dalam apartemennya lima hari yang lalu.

Mi Ra tidak sanggup membayar tempat yang sedikit lebih bagus karena dia harus banyak berhemat di kota besar ini. Han Mi Ra adalah gadis keturunan Indonesia Korea dan sudah lama menetap di Bandung.

Mi Ra harus tinggal bersama paman dan bibi beserta anak perempuan mereka yang seumuran Mi Ra saat dirinya berusia sebelas tahun. Setelah orang tuanya meninggal dalam kecelakaan mobil. Saat itu, Mi Ra dan kedua orang tuanya yang sedang mengunjungi nenek Mi Ra di Busan, berkendara di Seoul karena orang tuanya ingin mengajak Mi Ra ke taman hiburan.

Ayah Mira adalah orang Korea, sedangkan Ibunya orang Indonesia berketurunan. Kakek dari pihak Ibunya adalah orang Belanda. Tapi Mi Ra sendiri belum pernah kesana atau bertemu dengan keluarga kakeknya di Belanda. Sedangkan nenek Mi Ra di Busan, adalah satu-satunya keluarga Ayahnya di negara ini.

Mira yang saat itu tidak sabar bermain di taman hiburan harus menelan pil pahit. Pasalnya, saat di perjalanan, terjadi kecelakaan mobil beruntun. Mi Ra yang saat itu berada di mobil yang sama dengan orang tuanya adalah satu-satunya yang selamat. Kejadian itu kadang masih muncul di mimpinya, memberikannya keringat dingin dan ketakutan yang teramat sangat.

Mi Ra sudah duduk di dalam bus dan dengan segera mengeluarkan ponselnya. Gadis itu membuka akun instagramnya. Tidak ada post dan tidak ada followers. Hanya ada satu akun yang dia follow.

Hari ini harimu akan sangat cerah. Semoga hari ini kau bertemu banyak orang baru yang sangat baik padamu dan membuatmu jadi seorang bintang yang lebih besar.

Mi Ra tersenyum setelah mengirimkan pesan itu. Dirinya memandang keluar jendela dan merasa bahagia sudah berada di Seoul. Kota itu sangat indah. Dengan banyak gedung pencakar langit dalam berbagai design dan pohon-pohon tertata rapi menghiasi trotoar di sepajang jalan.

Saat itu memasuki bulan Juni, musim panas di negeri giseng itu. Mi Ra tidak berpakaian terlalu formal hari itu karena dia sudah diingatkan untuk memakai pakaian yang sopan tapi nyaman. "Sesuatu yang bisa kau ajak untuk berlari," begitu kata Mi Sun, seseorang yang akan menjadi mentornya nanti.

Mi Ra memakai celana khaki coklat tiga per empat dan blouse putih dengan aksen bunga-bunga kecil. Rambut panjangnya dia kuncir kuda dengan poni-poni yang tidak terlalu pendek. Mi Ra tidak kenal dengan siapapun di sini. Tapi itu sama sekali tidak menganggunya.

Saat pergi ke Singapore setelah mendapatkan beasiswa penuh pun dia tidak ragu untuk segera pergi walaupun dirinya tidak pernah sekalipun kesana dan tidak ada seorang pun yang dia kenal. Paman, Bibi dan sepupunya tidak pernah merasa berat akan kepergiannya saat itu dan saat ini pula.

a Fan, an Enemy, but Then a Lover [COMPLETED]Where stories live. Discover now