05

23.9K 1.5K 14
                                    

Setelah berganti baju, Jean menidurkan tubuh lelahnya di kasur kapuk miliknya.

Sepi. Itu yang ia rasakan sekarang.

Semenjak meninggalnya Ibu dan Bapaknya beberapa bulan yang lalu, membuat dirinya luntang lantung seperti ini.

Pindah dari rumah sederhana yang dia tinggali dulu bersama Bapak dan Ibunya, karna harus membayar hutang pada beberapa teman Bapaknya. Lalu memutuskan untuk tinggal di tempat kost kecil di gang sempit ini.

Tak ada yang istimewa disini, hanya berisikan beberapa barang yang memang sangat dibutuhkan olehnya.

Jean bersyukur karna harga kamar kost ini setiap bulannya tak menguras uang yang ia punya, dan juga bersyukur karna bisa bekerja disaat semua orang tak butuh pekerja seperti dirinya. Ijasah sampai SMP dan belum tamat SMA, mana belum ada pengalaman.

Jean, gadis dengan wajah yang terlihat cantik rupawan itu memiliki bola mata yang terlihat bewarna coklat kehitaman, bulu mata yang lentik dan alis yang pas untuk melengkapinya. Pipi sedikit chubby dan hidung yang mancung menambah kesan lucu diwajahnya.

Gadis itu terlelap.

***

Setelah mendapat gajinya bulan ini, Jean langsung pulang untuk membayar uang kost yang memang di bayar tiap bulannya.

Di dalam angkot ini hanya ada dirinya, dua orang pria dan wanita yang duduk di samping kanan dan kirinya. Lalu wanita paruh baya yang duduk di pojok sendiri dan seorang gadis berseragam putih biru di hadapan wanita tua itu.

Sesaat dirinya seperti ada yang menyenggol tubuhnya, bukan, bukan menyenggol. Lebih tepatnya seperti tangan yang masuk ke dalam tasnya. Kemudian mencoba menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri, mungkin perasaannya saja.

Angkot yang ia tumpangi berhenti karna gedoran dari pria di sebelah kirinya. Jean kira yang turun hanya pria itu saja, ternyata wanita yang duduk di samping kanannya juga ikut turun.

Jean melihat gelagat mereka, seperti mencurigakan. Lalu tangannya mulai membuka dan mengecek isi di dalam tasnya, tak ada yang hilang.

Tapi tunggu!

Amplop coklat miliknya tak ada. Sejurus kemudian dia juga ikut turun dan membayar angkot itu.

"Kalian copet ya?!" sarkasnya pada pria dan wanita yang berada didepannya.

Mereka menggeleng dan saling menatap satu sama lain. Kemudian tanpa Jean sadari, mereka berdua berlari menjauhi Jean.

Jean tersadar dan mulai mengejar kedua orang itu. "Copet!!!" teriaknya berkali-kali.

Jalanan disini ramai pengendara, tapi tak ada pejalan kaki. Dan tak ada pula yang membantu Jean untuk menangkap kedua copet itu.

"Aduh," pekiknya saat terjatuh menyandung batu. Jean melihat kepergian mereka yang mulai masuk ke dalam angkot yang berbeda.

Sial! Makinya dalam hati.

"Ck, terus aku bayar kost pake uang apa? Uangku tinggal lima puluh ribu, mana dari kemarin juga Ibu kostnya nagih."

Kemudian mencoba berdiri. Setelah berdiri, Jean menyetop angkot yang kebetulan lewat di hadapannya.

***

"Ayo Jean, mana?" Seorang wanita paruh baya menengadah tangannya ke arah anak kostnya itu. Sudah dua hari ia menagih tapi Jean belum juga membayar tepat waktu.

"Maaf bu, Jean abis dicopet," jawab Jean sambil menunduk.

Bu Utami selaku pemilik kost tersebut melotot kesal kearah Jean, "Alasan kamu ya?! Dari kemarin saya tagih nggak dibayar, terus sekarang alasannya dicopet? Kamu kira saya bodoh, Jean?!"

"Beneran Bu, saya dicopet tadi pas abis ngambil gaji. Saya janji deh Bu, seminggu lagi saya bayar."

"Heh? Kamu kira saya gak butuh duit juga? Enak aja main seminggu."

"Lima hari, deh, Bu." Bu Utami menggeleng tegas. "Tiga hari gimana?" Ibu kostnya itu tetap menggeleng.

Jean menghela nafas kasar, "Dua hari, deh, Bu saya janji."

"Oke, tapi kalo kamu nggak bayar ... angkat kaki aja dari sini." Setelah mengucapkan itu, Bu Utami melenggang pergi dari sana.

Didalam kostnya, Jean memikirkan bagaimana caranya untuk membayar tagihan bulan ini?

Apa iya, dia harus meminjam Tante Zaline?

Mungkin, itu bisa ia coba.

***

Malam ini, Jean sudah bersiap untuk bekerja lagi. Dan niatnya ingin meminjam uang Tante Zaline.

"Maaf ya Jeana, Tante juga lagi ngirit. Perusahaan Tante abis kena kerugian yang lumayan."

Jean mengangguk paham, "Iya, nggak apa-apa Tante. Makasih ya. Kalo gitu Jean pamit dulu, Assalamualaikum."

Zaline tersenyum paksa. Bukan karna ia tak ingin meminjamkan uangnya, tapi memang perusahaannya mengalami kerugian. Membuat dirinya harus berhemat.

"Wa'alaikumsalam."

"Kak, maafin Zillo yah kalau nggak bisa bantu juga. Zillo juga nggak ada uang sebanyak itu, uang saku Zillo abis dipotong sama Mama," sesalnya karna tak bisa membantu Jean.

Jean mengangguk seraya tersenyum, "Nggak apa-apa Zillo, tenang aja."

"Ya udah aku pamit dulu, Assalamualaikum," lanjutnya.

Zillo tersenyum dan melambai kearah Jean, "Waalaikumsalam Kak, Kak Jean hati-hati."

***
TBC

Hati-hati zaman sekarang, apalagi di masa pandemi ini, kejahatan ada di sekeliling kalian.

Jangan lupa juga terapin 3 M, tahu kan? Mencuci tangan, Memakai masker, Menjaga jarak.

Sekian, terima vote👍🏻

JEANWhere stories live. Discover now