07

21.9K 1.3K 5
                                    

"Eh anjing," umpat siswa itu saat mendengar seseorang berteriak di dalam kelasnya. Kemudian, mengedarkan pandangannya ke penjuru kelas ini.

Kedua alisnya bertautan bingung, pada kemana? batinnya.

Jean mengintip di balik pintu kelas. "Ka-kamu bu-buk-kan hantu, kan?" tanyanya seraya menatap takut seorang siswa dengan wajah khas bangun tidur itu. Namun bedanya, siswa itu sedikit pucat seperti hantu saja. Pikir Jean.

Sedikit linglung saat ada yang mengajaknya bicara, lalu matanya menemukan sosok yang sedang bersembunyi di balik pintu kelasnya.

Dia mengerutkan alisnya lagi, "Lo siapa?"

"Kamu, buk-an ... hantu atau zombie, kan?" tanya Jean memastikan.

Setelah kesadarannya penuh, akhirnya dia sedikit paham sekarang terhadap siswi yang ketakutan di balik pintu kelasnya.

Ia menggeleng, lalu tangannya terulur merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Kelas gue kok sepi? Lo tahu?" tanyanya tanpa menjawab pertanyaan Jean.

Mendengar itu, Jean bernafas lega. Ternyata seorang siswa itu bukan hantu atau zombi.

Jean kembali masuk kedalam kelas untuk menuntaskan acara beres-beresnya yang tertunda.

"Anak kelas 'mu di aula semua."

"Kok bisa? Perasaan tadi masih rame?" gumam siswa itu.

"Mungkin kamu ketiduran, tadi ada kejadian pecahnya jendela. Jadi kelasmu disuruh Bu Diah belajar di aula," jawab Jean ketika mendengar jelas gumaman siswa itu.

"Terus, lo kok bisa ada di sini?"

"Panjang ceritanya, udah kamu cepetan ke aula."

Siswa itu mengangguk, meski ia yakin siswi yang dia ajak bicara tak menghadapnya. Bahkan dia juga tak kenal siswi itu.

Beranjak dari sana dan segera pergi keaula. "Bego banget gue," gumamnya pelan seraya menggaruk rambutnya yang tak gatal.

Jean yang mendengar itu, langsung menatap siswa yang sudah hilang keluar kelas dengan pandangan aneh. Tak memusingkan itu, dia pun segera melanjutkan sisa-sisa pekerjaannya.

***

"Romeo ... Romeo ... kamu itu ya, selalu ... aja, kalo nggak madol ya tidur di kelas."

Siswa yang dipanggil Romeo itu menatap heran ke arah Bu Diah, "Emang salah, Bu?"

Bu Diah berkacak pinggang mendengarnya, "Sana kamu hormat di depan tiang bendera, sekarang!"

"Baru juga bangun Bu, nanti aja yah," tawarnya seraya terkekeh pelan, membuat Bu Diah semakin marah terhadap siswa nakalnya itu. "Udah sana sekarang! Sampai jam istirahat kedua selesai!"

"Eh ... eh ... Jean? Kamu udah selesai beresin kelasnya?" Jean mengangguk dan tersenyum ramah sebagai jawaban. "Nih, sekarang kamu awasin dia sampai jam istirahat kedua selesai."

Jean melotot kaget, matanya menatap Bu Diah dan siswa yang dia ingat tidur didalam kelas XI IPS 3 tadi.

"Yah Bu ... saya mau masuk ke kelas, Bu," tolaknya.

"Udah kamu saya yang ijinin, gampang. Yang pasti, kamu harus awasin dia."

Jean mengangguk pasrah. Urusan pertama sudah selesai, kok malah ditambah lagi urusannya. Dumel Jean dalam hati.

"Udah yuk cabut, daripada telinga lo panas denger omongannya Bu Diah."

Sebelum Bu Diah menambah hukumannya, Romeo langsung menarik lengan kanan siswi yang ia dengar namanya adalah Jean itu.

"Sabar ... sabar," ucapnya sambil mengusap dadanya pelan, dan berbalik guna melanjutkan materi.

***

Jean menatap siswa itu sedang mengelap keringat yang mengucur di pelipisnya. Ia sedikit kasihan pada siswa itu.

Lalu dengan ide yang tiba-tiba datang, Jean pergi dari sana tanpa pamit pada cowok itu.

Romeo, menatap siswi itu yang melengos meninggalkannya. Heh? Lari dari tugas? Dasar. Pikirnya.

"Dasar Bu Diah, nggak tau apa kalo gue aus nih," dumelnya seraya mengusap tenggorokannya.

Tiba-tiba, ia merasakan dingin disekitar pipinya. Romeo menolehkan kepalanya kekanan.

"Nih buat kamu, pasti haus, 'kan?" Romeo menatap cewek itu bingung, lah?

"Kenapa?" Jean heran dengan sikap cowok itu yang terus menatapnya. "Lho, bukannya tadi lari dari tugas?"

Jean menatap sebal kearah cowok itu, "Ngawur aja kalo ngomong! Nih ambil, cepet." Mendengar itu, Romeo mengambil botol itu dengan cepat. Lalu menegaknya hingga tersisa setengah.

"Thanks ya." Jean mengangguk, lalu kembali berdiri ditempatnya semula.

"Heh! Gue kira lo mau nemenin gue disini." Jean melotot kaget akan hal itu, "Enak aja!"

Romeo terkekeh pelan melihat wajah itu, wajahnya sangat lucu.

***

Setelah menyelesaikan tugas untuk mengawasi siswa yang ia ketahui bernama Romeo, Jean langsung saja bergegas menuju kelasnya.

"Lo kemana aja, sih, Jean? Lama banget," tanya Beby saat melihat Jean yang tiba-tiba duduk disampingnya.

Jean mengambil salah satu buku tulis di dalam tasnya dan mulai mengipas-ngipaskan buku itu ke arah wajahnya. Sungguh suasana di kelasnya sangat lah panas.

"Tadi abis disuruh beresin pecahan kacanya, aku disuruh ngawasin anak kelas situ yang dihukum sama Bu Diah," jelasnya.

Beby mengerutkan keningnya, "Siapa? "

"Nggak tahu siapa, tapi tadi Bu Diah manggil anak itu Romeo."

"Romeo ...?" Beby sedikit tak asing dengan nama itu, tak urung dirinya mengendikkan bahunya acuh.

"Ya udah lah, lo udah makan?"

Jean menggeleng. Semenjak ditinggal Ibu dan Bapaknya, Jean tak pernah membeli jajan saat istirahat disekolah. Mungkin hanya membeli air minum untuk mengganjal perutnya yang lapar, karena ia harus berhemat. Syukur-syukur saat Beby membelikannya.

"Nih gue tadi beliin lo roti," ujar Beby sambil menyodorkan sebuah roti sisir padanya.

Jean mengambilnya dengan senang hati. "Thanks ya Beby." Beby mengangguk sebagai jawaban.

***
TBC

Pov aku pas dikasi jajan gratis, "Lagi dong." 🙂👍🏻

JEANWhere stories live. Discover now