19

20.3K 1.4K 19
                                    

Paginya, Jean bercekcok dengan Smith karena Smith mau mengantarnya ke sekolah, tapi langsung ditolak mentah-mentah oleh Jean.

Akhirnya, Jean berangkat menggunakan angkot. Meskipun di belakang angkot ada mobil milik Daddynya itu. Katanya untuk mengawasinya. Jean tersenyum penuh arti, dirinya merasa sangat bahagia sekarang.

"Pagi Beby," sapa Jean pada sahabatnya yang sudah sibuk dengan alat tulis dan bukunya.

Beby berdehem pelan lalu melihat jam yang bertengger dilengan kirinya. "Tumben lo dateng jam segini Je? Kesiangan?" tanya Beby tanpa melihat wajah Jean.

"Angkotnya lama tadi," jawabnya asal.

"PR biologi lo, udah?" tanya Beby sekali lagi tanpa melihat wajah Jean.

Jean menunjukkan buku biologinya pada Beby. "Udah dong."

"Lihatttt," pintanya dengan nada memohon. Jean mengangguk dan memberikan bukunya.

***

Jam istirahat kedua berdering. Jean berniat mengembalikan jaket milik Romeo, karena kemarin dia lupa membawanya.

Setelah tadi menghampiri cowok itu di kelasnya, ternyata cowok itu tidak masuk sekolah sejak kemarin. Dengan berat hati, Jean kembali menyimpan jaket itu.

Tibanya di kelas, tangannya ditarik oleh seseorang yang tak lain adalah sahabatnya sendiri.

Setelah menyeimbangkan tubuhnya untuk melangkah, Jean sedikit menoleh kearah Beby. "By ... aku, kan, dah bilang mager ke kantin."

Beby hanya mengendikkan bahu acuh seakan omongan Jean bukan masalah. Dan dengan berat hati Jean menuruti kemauan sahabatnya itu.

***

Dan di sini lah Jean, duduk tegak di bagian penumpang mobil bermerk Mercedez Benz berdua dengan Smith. Sedangkan di bagian depan ada pak sopir dan Bian yang sedang fokus melihat layar laptopnya.

Kejadian beberapa menit yang lalu membuatnya seakan merasa bersalah pada Bian.

Tadi, Jean sedang asik menunggu Beby yang memesan makanan. Tiba-tiba Bella dan teman-temannya menghampirinya. Menggebrak meja dan membentaknya. Di tambah Beby yang seketika itu datang membawa dua minuman berwarna. Seakan memiliki ide cemerlang, Bella mengambil salah satu gelas di atas nampan yang di bawa Beby lalu menyiramkannya ke arah Jean.

Merasa tak ada yang basah, Jean mendongak. Matanya melotot kaget kala melihat Bian yang menjadi korbannya.

Ah itu, kejadian itu tak luput dari pandangan Smith sejak tadi. Ya, Smith mengawasi Jean dari pagi tadi. Ketika melihat itu, Smith langsung menyuruh Bian melindungi Jean.

Seisi kantin syok melihat apa yang terjadi. Lalu tanpa sepatah kata pun, Bian menarik tangan Jean dengan lembut. Membawanya ke mobil yang sudah ditunggu Smith di dalamnya. Sedangkan dirinya mengganti bajunya yang basah dengan kaos yang diberi oleh Smith.

***

Sedari tadi, Jean merasa jika Daddynya itu sesekali menghirup nafasnya dengan panjang. Seperti banyak pikiran.

Tak tahan dengan kondisinya itu, Jean menyenggol pelan lengan besar itu.

Smith menoleh. "Ada apa?" tanya Smith dengan nada lembut.

"Sedang banyak pikiran?" Ingin sekali Jean mengatakan 'Daddy' tapi lidahnya seakan tak mau bergerak untuk mengucapkan kata itu.

Smith menggeleng. "Bukan banyak, tapi banyak sekali." Ditambah kekehan kecil di akhir kalimatnya.

"Jangan sampai sakit," tegurnya yang dijawab dengan senyuman yang tulus. Itu yang Jean tangkap dan membuat hatinya tenang.

"Ini, kita mau kemana?" tanya Jean dengan heran yang sejak tadi tidak tahu tujuannya kemana.

Smith tersenyum penuh arti, "We're back home, Sayang."

"Oh yah, kamu juga punya dua Kakak laki-laki dan satu kembaran lho," lanjutnya dengan riang yang membuat Jean sedikit takut melihat bagaimana ekspresi saudaranya saat melihatnya.

Iya, Jean takut. Karena Smith bilang, dulu dirinya dinyatakan meninggal. Dan sekarang lihat, dirinya dibawa pulang dengan keadaan sehat wal'afiat.

Smith melihat putrinya yang terlihat takut itu membuatnya tersenyum sekali lagi, "Jangan takut, mereka gak bakal gigit kok."

"Okay," jawabnya mencoba tenang.

***

Matanya menatap bingung pada bangunan besar bewarna putih didepannya. Disebelahnya, Smith merapikan jas yang dia pakai.

E'Hospital Jakarta

Sesampainya di depan pintu bercat putih itu, Jean menatap Smith yang terlihat tenang.

"Kita, kesini dulu yah. Selain Daddy, ada satu orang lagi yang nungguin kamu dari kemarin," ujar Smith yang mengerti pikiran Jean.

Jean mengangguk, kemudian ikut melangkah masuk kedalam kamar inap rumah sakit itu.

***
TBC

Finally ketemu juga! Uwuu abis ini bakalan ketemu siapa lagi ya🤔

JEANWhere stories live. Discover now