39

17K 1.2K 51
                                    

Jean berjalan dengan langkah ringan menuju tempat fotocopy di sebrang sekolah. Tadi, dia disuruh Bu Tati untuk mem-fotocopy. Ternyata, mesin fotocopy di sekolahnya rusak dan belum selesai diperbaiki.

Setelah menengok kanan dan kiri dan memastikan aman untuk menyebrang, Jean berjalan sembari membawa tumpukan kertas milik Bu Tati.

Langkahnya terhenti saat selembar kertas jatuh, Jean menunduk dan berjongkok mengambilnya.

"JEAN AWAS!" Kepalanya menoleh melihat Pak Satpam yang menatapnya awas. Kedua alisnya mengerut, beberapa detik selanjutnya matanya melotot saat mobil dengan kecepatan tinggi melaju ke arahnya.

Kakinya terasa beku tak bisa bergerak. Tubuhnya bergetar takut saat mobil itu semakin mendekat.

Bruk

Kertas-kertas itu berhamburan di jalanan. Jovan memeluk erat tubuh gadis yang berada di atasnya. Kedua tangannya mengepal erat mengingat percakapannya dengan Oji semalam.

Flasback on

Jovan menatap heran ketika Oji mengajaknya berbicara di dalam toilet. Raut mukanya terlihat waspada.

Oji berdehem pelan. "Jadi, kemaren gue ga sengaja lewat toilet deket mushola." Alis Jovan terangkat satu saat suara Oji menggantung.

"Ini dari apa yang telinga gue denger. Laras lagi ngerencanain sesuatu buat nyelakain Jean." Jovan menggeleng tak paham.

"Gue tahu lo marah sama Jean, tapi seharusnya lo dengerin dulu penjelasan dia. Lo lebih milih percaya sama orang kaya Laras ketimbang kembaran lo sendiri, sob. Gue saranin, besok lo awasin Jean." Setelah mengucapkan itu, Oji pergi dari tempat itu meninggalkan Jovan yang termenung di tempatnya.

Sadar dari lamunannya, Jovan membasuh wajahnya dan pergi dari sana.

Flashback off

"Everything is gonna be okay," Jovan berkata dengan nada pelan di dekat telinga Jean. Tanpa berlama-lama, tangannya mengangkat Jean ala bridal style.

Ia tak bisa membayangkan jika saja dia tak tepat waktu menyelamatkan Jean.

***

Setelah memastikan mobil yang ditumpangi ketiga saudaranya menjauh dari pekarangan sekolah, Jovan berbalik menuju suatu tempat.

Jovan menyuruh kedua sepupunya untuk membawa Jean pulang agar kondisinya membaik. Biarkan masalah ini dia saja yang mengurusnya.

Kantin sekolah.

Plak

Semua perhatian pengunjung kantin jatuh pada sosok yang baru saja menampar seorang siswi.

"Jo–jo?" Laras memegangi pipinya yang terasa panas, matanya menatap tak percaya kepada Jovan.

"Itu balasan karena lo bohongin gue."

Plak

"Itu balasan karena lo nampar Jean." Semua orang melotot tak percaya saat Jovan kembali melayangkan tamparannya.

Tangannya kembali terangkat hendak menampar kembali tapi dia urungkan. Jovan teringat kata-kata seseorang.

"Kamu kenapa, sih?!"

"Lo yang apa?!" sungutnya dengan emosi.

"Kamu tiba-tiba tampar aku, cuma belain cewek gatel itu?!"

Jovan menatap tajam tepat di manik mata Laras, membuat sang empu mendadak takut. "Jaga omongan lo."

"Emang bener, 'kan?! Dia itu cewek gatel Jo, jangan percaya sama dia," geram Laras.

JEANحيث تعيش القصص. اكتشف الآن