3.11 Gatra

13.3K 2.2K 861
                                    

Gatra

Akhir-akhir ini, gue lagi suka banget sama lagu One Ok Rock yang judulnya Wherever you are

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Akhir-akhir ini, gue lagi suka banget sama lagu One Ok Rock yang judulnya Wherever you are. Entah itu di mobil, di motor sambil pakai earphone, atau di RS pas jam istirahat sekali pun, gue pasti selalu memutar lagu yang sama. Alasannya? Nggak tau, suka aja, padahal gue bukan orang yang menyukai segala hal soal Jepang dan lebih condong suka pada musik serta film-film barat- apalagi kalau Disney, sampe hafal gue tuh sama OST Tangled yang judulnya I See The Light.

Mungkin karena Kaila kali ya?

Gue juga baru tahu dekat-dekat ini sih, tepatnya setelah kita berdua menjadi dua orang yang saling terbuka satu sama lain. Kaila itu half Korean half Japanese. Bukan keturunan, melainkan dia suka dua budaya yang memang lagi digandrungi oleh rata-rata remaja dan dewasa. Kalau Korea, dia suka banget sama Bigbang dan drama bergenre Thriller. Sedangkan kalau Jepang, dia suka banget anime Kimi No Na Wa dan juga One Ok Rock.

Nggak nyangka sih, padahal gue kira cewek oneng kayak dia sukanya nonton Tukang Ojek Pengkolan atau Ini Talkshow di Net TV. Tapi seleranya boleh juga, mana nyambung banget lagi kalau gue ajakin ngobrol soal film-film Disney. Pengetahuannya sangat luas, nggak cuma enak diajak ngobrol soal hobi, tapi juga soal hal-hal lain termasuk soal politik dan pemerintahan sekali pun.

Biasanya setelah selesai praktek, gue akan mendapati Kaila yang sudah menunggu gue di ruang tunggu klinik rehabilitasi medik. Tapi kali ini gue nggak melihatnya, sempet melihat ke sekeliling untuk mencari perempuan itu siapa tau dia lagi ngobrol sama perawat atau tenaga medis lain namun gue tidak melihatnya di mana pun.

"Nyari apaan lo?"

Tumben Bang Arel belom pulang, padahal ini udah hampir jam empatan. "Duit, jatoh bang." ucap gue asal yang sontak membuat laki-laki itu mengalihkan pandangannya pada lantai.

"Berapa? Kok bisa? Ah elu, sayang kalo udah ada yang mungut." Kadang oon-nya sebelas dua belas sama abang gue; Catra. Cuma bedanya, bang Arel ini lebih berkelas dikit oon-nya, nggak parah-parah banget gitu lah.

"Bang, elah, bercanda doang gue." Laki-laki yang sampai melihat kolong kursi tunggu itu kembali berdiri tegak dengan wajah kesal, merasa ditipu. "Gue nyariin orang, bukan nyariin duit."

"Keterlaluan lo, berani-beraninya bercandain seorang mata duitan kayak gue." Mata duitan apaan, fakir rupiah mah iya. Tapi kayaknya semua orang di Manjiw kayak gitu juga deh, terkecuali tiga orang yang gak perlu gue sebutkan siapa. "2x24 jam gak ketemu orangnya laporin polisi aja. Gue duluan." pamitnya, bisa-bisanya Bang Arel keingetan buat bikin laporan orang hilang.

Gue menggeleng, menatap kepergiannya yang kini berjalan santai menuju pintu keluar. Baru saja gue hendak berbalik, gue dikagetkan oleh seseorang yang menabrak badan gue kencang. Alih-alih berhenti dan minta maaf, laki-laki yang pakai kacamata berlensa warna merah itu malah bersikap seolah-olah dia tidak melakukan dosa.

TIGA BELAS JIWAWhere stories live. Discover now