4.4 Arel

10.4K 2.1K 502
                                    

Arel

Dari yang pernah gue dengar, manusia itu selalu membutuhkan penjelasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari yang pernah gue dengar, manusia itu selalu membutuhkan penjelasan. Mereka akan selalu haus akan alasan, selalu ingin mendengar apa penyebab dari suatu hal tak peduli itu rasional atau irasional. Dan dari yang gue tangkap setelah bertahun-tahun berurusan dengan psikologis manusia, gue jadi paham bahwa terkadang satu kalimat penjelas yang menggantung saja sudah cukup membuat seseorang merasa tenang.

Mau itu kebohongan, ataupun kejujuran, manusia bisa merasa puas dengan mudah asalkan mereka mendapatkan jawaban. Mungkin hal inilah yang membuat gue jauh-jauh berangkat ke daerah Cileunyi sepulang kerja sore itu. Gue ingin mendengar apa yang sudah enggan gue dengar. Gue ingin merasa tenang, gue ingin— setidaknya mendapatkan sedikit saja kejelasan soal kenapa dia hilang tanpa kabar.

"Gimana tante Nindi?"

Dibawah jembatan penyeberangan Al-Ma'soem, ada sebuah rumah makan sederhana yang letaknya bersebelahan dengan toko kerajinan wayang. Gue ada disana, dengan seorang laki-laki yang tampak lebih tua termakan oleh usia.

"Baik, selalu sehat. Bunda kamu?"

"Sangat baik juga, Pa. Bahkan mungkin ... bahagia?"

Dia meminum teh manis dingin dari dalam gelasnya lalu tersenyum tipis, "Syukurlah, makasih udah jaga bunda dengan baik."

"Sampe sekarang Arel masih nggak paham kenapa Papa lebih milih tante Nindi daripada Bunda." Gue sangat benci dengan obrolan yang penuh basa-basi. "Kalau Papa nggak bahagia sama Bunda, kenapa Papa bertahan sampai punya Arel dan Rafael?"

"Arel," Papa perokok, maka tidak heran kalau tubuh dan napasnya selalu mengeluarkan bau tembakau yang khas. "Kamu tau nggak, bahwa yang paling mengerikan di dunia ini adalah masa lalu? Ketika kamu nggak bisa berdamai dengan mereka, maka kamu harus berperang dan siap untuk kalah."

Gue belum menangkap maksud pembicaraan dia itu apa.

"Ada masa lalu yang belum usai diantara Papa dan Nindi. Kita yang belum damai kemudian berperang, lalu kalah. Papa tau kalau Papa salah, sangat tau makanya Papa sampai nggak punya muka untuk ketemu kamu dan Rafael."

"Kenapa Papa nggak pilih untuk menang?"

Kenapa harus kalah disaat ada pilihan lain; yaitu menang?

"Karena Papa nggak mau lagi melawan."

Atau harusnya; karena Papa emang nggak punya perasaan dan tanggung jawab yang sebesar itu terhadap Bunda serta dua anaknya.

"Rafael selalu nanyain Papa." Gue mengalihkan pembicaraan, "Dia selalu kepo dengan gimana keadaan Papa-nya sekarang. Tapi kayaknya, kalau Rafael nanyain Papa lagi, Arel udah tau jawabannya, Papa baik-baik aja dan keliatan sangat bahagia."

"Makasih, Pa, udah pergi dari Bunda." Gue nggak peduli meski gue dibilang lancang, "Makasih udah berhenti egois sama Bunda, udah lepasin Bunda sehingga kita nggak perlu lagi hidup sama orang tempramental yang ... nggak pernah sayang sama kita. Terus bahagia sama keluarga Papa yang sekarang, meskipun Arel tau Papa nggak akan peduli, Arel cuma mau bilang beberapa hal."

TIGA BELAS JIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang