Part 28

25.3K 2.7K 253
                                    

Taeyong sedang berkutat dengan alat masaknya menyiapkan sarapan untuk ketiga lelaki tampannya. Taeyong juga tidak merasakan beberapa hal aneh di kehamilannya kali ini, tidak terlalu mual dan tidak mengalami morning sickness. Meskipun begitu ternyata Jaehyun lah yang selalu mengadu pada Taeyong kalau perutnya tidak enak, tidak bisa memakan makanan selain masakan Taeyong dan masih banyak lagi.

Kalau melihat dari apa yang pernah ia baca jika suami yang mengalami hal tersebut ketika istrinya hamil berarti suaminya sangat mencintai istrinya, ah Jaehyun memang sangat mencintainya.


Taeyong terlonjak kaget ketika merasakan pelukan dari arah belakang, menoleh sedikit ia melihat suaminya yang sudah rapi siap untuk pergi bekerja. Taeyong memajukan sedikit wajahnya untuk mengecup rahang Jaehyun. "Masih mual?"


Jaehyun terkekeh lalu mengecup pelipis Taeyong. "Tidak terlalu, kau memasak apa?"


Taeyong mematikan kompornya lalu berbalik menatap Jaehyun dengan sayang. "Aku memasak nasi goreng kimchi," Ia mengelus pipi Jaehyun lembut. "Maafkan aku kau jadi kesulitan sekarang." Sesal Taeyong. 


Iya, tadi pagi saat bangun tidur Jaehyun sudah mual membuat Taeyong merasa bersalah pada suaminya itu.


Jaehyun terkekeh pelan lalu mencium bibir Taeyong lembut. "Tidak apa, dia anakku juga." Lalu Jaehyun mengelus perut Taeyong yang masih rata. "Jangan membuat Mommy repot ya." Bisiknya.


"Tolong di ingatkan kembali jika di rumah ini tidak hanya ada kalian berdua ya Mom Dad." Dengus Jeno. Sejak tadi ia sudah berada di ujung tangga melihat kemesraan kedua orangtuanya. 


Taeyong dan Jaehyun menoleh lalu tertawa. "Kau duduk sana aku akan siapkan sarapannya." Ujar Taeyong pada suaminya.



Menurut, Jaehyun pun berjalan ke arah meja makan dan duduk disana dengan Jeno. "Dimana kakakmu?" Tanyanya.


Jeno mengedikan bahu acuh. "Tidak tau, mungkin sudah hilang terbawa hanyut di sungai Han—aduh." Jeno meringis pelan ketika merasakan kepalanya di pukul dari belakang, itu Mark.


"Kalau bicara jangan sembarangan!" Mark duduk di samping adiknya.


Jeno menoleh pada kakaknya. "Loh kenapa kau ada disini, jangan bilang kau hantu yang menyamar jadi Mark Hyung ya. Kakakku kan sudah terbawa hanyut." Jeno menunjuk Mark tidak santai.


"YA!! Jung Jeno!" Geram Mark, ia hampir saja memukul adiknya lebih keras lagi dari yang tadi.


"Jika kalian terus bertengkar maka Mommy tidak akan memberikan kalian sarapan." Seru Taeyong, ibu hamil itu meletakkan piring di depan suaminya.


"Terimakasih cantik."


Mark dan Jeno langsung terdiam karena ancaman ibunya memang tidak main-main. Taeyong meletakkan piring di depan dua anaknya juga sebelum ia duduk dan ikut sarapan dengan mereka. 


Selesai sarapan Taeyong kembali merapikan meja makan sebelum menyusul ketiga lelakinya. Seperti hari-hari sebelumnya Taeyong akan memakaikan mereka dasi, ah meskipun mereka bisa memakainya sendiri tapi tidak apa Taeyong menyukai kebiasaannya itu.


"Kalian belajar yang benar ya, jangan kecewakan Mommy dan Daddy." Ucap Taeyong pada dua anaknya, ia mengelus pipi Mark dan Jeno.


"Yes Mom, kami berangkat ya." Mark dan Jeno mengecup pipi ibunya.


"Hati-hati sayang."


Taeyong melambaikan tangan pada dua anaknya sebelum berbalik menghadap ke arah suaminya. "Aku sudah menyiapkanmu bekal jadi kau harus makan ya."


The Love of Mine (Jaeyong)Where stories live. Discover now