Part 3

6K 262 1
                                    

"Nindy, kamu ikut saya!" suara dingin Pak Malik membuat Nindy langsung terlonjak.

"Siap, Pak," respon Nindy dan segera bangkit mengikuti bos barunya.

Nindy masuk ruang Pak Malik dengan terlebih dahulu mengetuk pintu. Bos baru nya itu sama sekali tak menoleh, Nindy gusar untuk tetap masuk atau menunggu terlebih dahulu.

"Sampai kapan kamu akan menunggu di sana!" Pernyataan kasar yang menohon Nindy dan membuatnya semakin cemas. Baru kali ini perempuan itu bertemu dengan orang seperti laki-laki didepannya ini. Bahkan kepala kantor tak pernah memperlakukan Nindy dan teman-temannya seperti tadi.

Nindy tau kalau Pak Didi, bos lama nya yang sudah pensiun itu posisinya pasti akan ada yang mengisi tetapi Nindy tak tau akan secepat ini. Nindy masih belum tau dari mana sebenarnya Pak Malik dirotasi. Atau jangan-jangan bos barunya ini dipromosikan.

Gubraakkk...

"Kamu tidak mendengarkan saya bicara?" Wajah dihadapannya itu menegang. Nindy tersadar dari lamunannya.

"Ah, tidak... maaf, bagaimana, Pak?" Nindy meremas-remas kedua tangannya di belakang.

"Bawakan saya laporan kegiatan kantor untuk tahun ini, yang sudah, sedang, dan belum dilaksanakan," ulang Pak Malik.

Nindy bengong. Ini bukan tugasnya. Selama ini dia tak pernah diminta melakukannya, merekap kegiatan bukan menjadi bagian dari pekerjaannya. Nindy sibuk memikirkan dari mana akan mendapatkan data-data tadi.

"Kamu sudah tidak diperlukan lagi. Saya tunggu laporannya sebelum makan siang," Pak Malik mengucapkannya sambil kembali sibuk dengan laptop dihadapannya.

Nindy bergegas keluar. Aura di tempat itu sungguh gelap. Sikap dingin Pak Malik bahkan mengalahkan dinginnya air conditioner yang ada di ruangan bosnya.

Bos Baru KamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang