Part 41

2.7K 132 0
                                    

Voli air dimulai, Nindy dan teman-teman lain di pinggir lapangan riuh meneriaki para pemain. Tidak mudah memang meloncat dan berlarian di air untuk merebut bola. Mata Nindy tak lepas mengikuti ke mana saja Pak Malik berpindah. Semoga apa yang dilakukannya tidak ketahuan.

"Horeee," Nindy berdiri sambil berteriak ketika tim Ilman berhasil mencetak gol untuk kesekian kalinya. Kali ini yang berhasil menyumbang skor adalah Pak Malik. Orang-orang menoleh pada Nindy, segera perempuan itu kembali duduk karena malu.

Mungkin salah ketika tadi Nindy sempat melihat senyum bosnya. Nindy terlalu jauh berkhayal.

Beberapa teman perempuan mengajaknya turun ke air, mereka ingin ikut bermain voli karena beberapa pemain sudah keluar kolam. Lambaian tangan Ilman membuat Nindy akhirnya memutuskan ikut turun.

Nindy masuk tim Ilman tentu saja. Laki-laki itu menariknya mendekat. Seketika Pak Malik menjauh dan keluar dari arena. Nindy memperhatikan perpindahannya. Bosnya itu menjauh dari kolam dan tak lama kemudian sudah tak terlihat lagi oleh Nindy.

Malam itu, Nindy keluar dan mengunci kamarnya. Teman sekamarnya sudah berangkat terlebih dahulu untuk makan malam setelah dijemput oleh temannya yang lain. Nindy belum siap-siap saat itu jadi meminta untuk ditinggal.

Di jalan menuju gedung tempat ruang makan telah disajikan, seseorang mendekatinya. Penerangan yang kurang di sekitar sana membuat Nindy tak bisa dengan jelas menangkap sosok itu dengan matanya.

"Kamu gemar pamer kemesraan di depan umum," jleb.. Nindy tau siapa yang bicara.

Perempuan itu menoleh ke arah sumber suara, mencoba memusatkan pandangannya pada sosok laki-laki yang hanya bisa mencela apapun yang dilakukannya itu.

"Seperti biasa, Bapak selalu sok tau," untuk kali ini biarlah Nindy bertindak kurang aja kembali. Kesabarannya sudah dikuras habis.

Bos Baru KamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang