Part 28

3.2K 162 1
                                    

Nindy masih di sana, membeku mendengarkan apa yang baru saja dikatakan bosnya. Pak Malik berhasil membuatnya galau. Entah apa maksud dari perkataan Pak Malik tadi. Nindy mematikan komputernya, mengambil tas, dan pulang ke rumah dengan banyak pertanyaan di benaknya.

Malam itu, Nindy sulit tertidur. Perempuan itu seharusnya bahagia karena seorang teman telah mengatakan suka padanya dan memintanya menjadi kekasih. Tetapi lebih daripada itu, yang memenuhi pikirannya saat ini adalah sikap laki-laki yang menjadi atasan di kantornya, laki-laki yang semenjak kehadirannya di kantor selalu membuat Nindy sulit. Pak Malik tak pernah akan menyukaiku. Dia tak punya alasan untuk melakukannya tetapi mengapa aku mendengar sesuatu yang aneh tadi?

Esok hari menjadi sesuatu yang dinanti sekaligus mengkhawatirkan bagi Nindy. Seperti apa perempuan itu harus melangkah selanjutnya?

Ilman berada di depan rumahnya. Sesuatu yang tak pernah diduga Nindy. Ketika membuka pagar, laki-laki itu sedang duduk di atas motornya dan tersenyum ketika Nindy melihatnya. 

"Ada apa pagi-pagi kemari?" Nindy bertanya pada Ilman.

"Menjemputmu," Ilman menjawab sambil tersenyum. Nindy tak tau harus bersikap seperti apa tetapi membiarkan laki-laki ini pergi dengan tangan hampa rasanya tidak pantas. Untuk kali ini saja.

"Oke. Aku sebenarnya kurang senang diperlakukan seperti ini tetapi untuk kali ini aku akan ikut denganmu," ujar Nindy. Perempuan itu bergegas kembali ke rumah dan menyampaikan pada ibunya dan segera menemui Ilman yang menunggu di depan pagar. Nindy sengaja buru-buru keluar dan belum berniat memperkenalkan Ilman kepada ibunya. 

Sesampainya mereka di kantor, keduanya disambut oleh beberapa teman yang sedang duduk di lobi di dekat mesin absen dan melihat mereka berdua masuk bersamaan.

"Ciee.." teman-temannya bersorak. Mereka hanya bisa tersipu.

Bos Baru KamiOnde histórias criam vida. Descubra agora