Part 20

3.6K 177 0
                                    

Pak Malik berdiri dan melangkahkan kakinya ke depan. Semua pasang mata tertuju padanya, termasuk Nindy. Ini kali pertama perempuan itu melihat Pak Malik melakukan presentasi. Nindy melihat wajah itu, dibingkai dengan kacamata dengan gagang cokelat membuat wajahnya terkesan lebih tua dari usianya tetapi Nindy pernah melihat bosnya tanpa menggunakan kacamata tersebut dan seketika itu hati Nindy bergetar.

Nindy sadar, jatuh cinta tak sesederhana itu. Pak Malik belum terlalu dikenalnya. Bosnya itu memang belum menikah tetapi siapa yang tau kalau mungkin saja dia sudah memiliki kekasih. Sesuatu yang tentu saja bukan urusannya. Hal yang tidak mungkin ini sebaiknya tidak dimulai.

Pak Malik menjelaskan dengan singkat dan jelas tentang apa saja yang ditawarkan kantornya untuk dipilih BPS. Laki-laki itu tampak menawan dengan kemeja biru dan dasi bermotif kotak-kotak biru tua yang dikenakannya. Sesekali dibenarkannya letak kacamata dengan menyentuh bagian kacamata di atas hidung mancungnya yang runcing. Nindy bisa benar-benar terpesona kalau terlalu lama memperhatikan bosnya itu.

Segera dialihkannya pandangan pada ponsel yang sedari tadi hanya digenggamnya. Nindy mencari-cari hal menarik untuk mengalihkan perhatian.

Tidak beberapa lama, suara tepuk tangan mengejutkan Nindy. Presentasi selesai, Pak Malik berjalan ke arahnya dan duduk di sebelahnya.

Mereka dijamu makan siang setelah rapat selesai. Pembicaraan tentang pekerjaan berlanjut sambil makan. BPS akan bekerja sama dengan mereka untuk melatih pegawainya. meningkatkan soft skill dalam memberikan pelayanan kepada customer, sesuatu yang memang menjadi kompetensi kantornya.

"Kamu berniat kerja gak?" Tiba-tiba Pak Malik bertanya sesaat setelah mereka masuk mobil. Nada suaranya tinggi. Pandangannya tertuju ke jalan. sama sekali tidak melihat orang yang diajaknya bicara.

Bos Baru KamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang