Part 29

3.1K 156 1
                                    

Baru saja absen dan berbalik, masih di antara riuh teman-teman yang menyorakinya, Nindy menginjak kaki seseorang.

"Maaf, Pak " Nindy berucap dengan tulus. Wajah Pak Malik tampak tak senang. Aku sumgguh tak sengaja.

Pak Malik mendiamkannya, berlalu dan lanjut mengakses mesin absen. Nindy merasa tak enak hati tetapi apa yang bisa dilakukannya, dia memang tak hati-hati tadi tetapi tatapan sinis bosnya membuat Nindy masih merasa tak nyaman.

"Ke ruangan saya," suara Pak Malik membisik padanya sewaktu laki-laki itu melewatinya di lobi. Mungkin hanya Nindy yang bisa mendengarnya. Ada apa lagi?

Berada berdua saja di satu tempat dengan Pak Malik seringnya mendatangkan petaka, mereka selalu terlibat cekcok. Sebenarnya Nindy suka bersama dengan Pak Malik tetapi tak tahan apabila hanya keributan pada akhirnya yang mereka dapatkan. Kami mungkin memang tak cocok bersama. Nindy menekankan itu pada dirinya. Dengan Ilman tak pernah sesulit ini.

Setelah meletakkan tas di ruangannya, Nindy mendatangi ruangan Pak Malik.

"Duduk," ucap bosnya ketika Nindy baru saja masuk.

"Kamu pacaran dengan Ilman?" tanya Pak Malik, matanya menatal mata Nindy. Nindy menyukai itu sekaligus tidak menyukainya. Nindy tak mau ribut lagi dengan pemilik mata dingin ini. Sejak kapan urusan pribadi bawahan menjadi masalah bagi atasan?

Nindy bingung harus menjawab apa.
Lama terdiam menimbang-nimbang jawaban yang tepat.

"Kenapa? Tidak berani berterus terang? Sebagai atasan, saya hanya menunjukkan sedikit kepedulian," ucap laki-laki di hadapannya itu.

Nindy ternyata keliru, berharap Pak Malik bertanya karena mungkin saja laki-laki itu cemburu pada Ilman. Hanya pura-pura peduli ternyata. Tak mungkin seorang atasan yang kompeten seperti dia menyukai bawahan rendah sepertiku.

"Ya, benar, kami memang sepasang kekasih," Nindy mengucapkannya sambil menatap mata Pak Malik. Senyum sinis terpasang di wajah Nindy. No hope.

Nindy keluar setelah sekian lama menunggu di ruangan itu tanpa kejelasan. Pak Malik larut dalam kesibukannya dan tidak mempedulikan Nindy.

Bos Baru KamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang