Part 34

2.8K 143 1
                                    

Pak Malik berdiri dan membiarkan Nindy masuk. Hati perempuan itu berdegup kencang.

Sepanjang perjalanan perasaan Nindy tak karuan. Apa yang sebaiknya aku dilakukan?

Nindy tak biasa seperti ini. Perempuan itu cukup ceria biasanya. Selalu saja ada hal yang bisa diperbincangkan dengan teman-temannya apabila mereka bertemu. Tetapi tidak dengan laki-laki yang sedang berada di sebelahnya ini. Laki-laki yang sedang menatap ke luar, melalui jendela yang berada tepat di sebelah Nindy.

"Snack?" Pak Malik membuka kotak snacknya dan menawarkan pada Nindy.

"Terima kasih, Pak," Nindy menunjukkan kotak miliknya.

Kaku sekali, Nindy ingin bicara apa saja, seandainya dia punya cukup keberanian.

"Mana pacar kamu?" Pak Malik bertanya tentang Ilman.

Nindy menoleh pada bosnya. Tak mengira harus membajas tentang itu saat ini.

"Di bis 1," Nindy menjawab singkat. Mana pacar Bapak? Seandainya Nindy bisa menanyakannya.

Hening.

Botol air mineral Nindy terjatuh. Bergegas Nindy meraihnya. Tangannya bersenggolan dengan tangan Pak Malik. Mereka saling menarik tangan, botol itu tak jadi tertangkap.

"Maaf," Pak Malik tampaknya menjadi sekaku Nindy.

Nindy mengambil botol tanpa mengeluarkan respon apapun.

Hampir setengah jam mereka tak bicara. Bis berhenti untuk mengisi bahan bakar.

"Saya turun dulu, Pak," Nindy berdiri dan membuat Pak Malik memggeser kakinya. Nindy sudah janjian dengan Ilman untuk membeli cemilan di mini market yang ada di pom bensin.

Keluar dari bis membuat Nindy bisa bernapas lega. Terasa sesak sekali di dalam. Berada di sebelah Pak Malik membuatnya bahkan harus mengatur napas.

Ilman sudah menunggunya, bus 1 menggantri di depan. Senyum merekah di bibir pacarnya itu. Senyum yang pasti bisa meluluhkan hati perempuan manapun. Mereka berdua segera menuju mini market.

Ketika Nindy naik, Pak Malik tak di sana. Nindy melihat sekeliling, bosnya itu tak ada di dalam bis. Pemandu perjalanan mengatakan bahwa bis sudah akan melanjutkan perjalanan. Di mana Pak Malik?

"Bos saya belum kembali," seketika Nindy berdiri dan berteriak pada pemandu di delat sopir.

Bis dihentikan, Nindy hendak turun untuk mencari.

Baru saja membuka pintu bis, seseorang dari luar bergegas hendak masuk. Keduanya nyaris bertabrakan.

Bos Baru Kamiحيث تعيش القصص. اكتشف الآن