Chapter 1

2.8K 271 81
                                    


Playlist

There's a place for us_Carry Underwood
.
.
.
.
.

Kabut tebal menutupi siang yang cerah, mengubahnya menjadi kegelapan yang membutakan setiap pupil yang bergerak.

Petir masih setia menukik memekakkan telinga, saat sepasang kaki kecil itu berlari menapaki jalanan yang tak terlihat tanpa peduli batu dan kayu yang beberapa kali menjatuhkannya.

Deru napas terdengar kencang sekencang larinya, sekencang sinar kilat di langit dan sekencang deru angin yang nyaris menyerupai topan.

"Ahk!" ringisnya saat kakinya tersangkut di tunggul kayu yang runcing.

"Ugk, darah," lirihnya saat berhasil membau cairan yang mengalir di luka kakinya walau tidak bisa melihatnya. Matanya melotot ketakutan ke arah belakang. Dalam keremangan masih dapat dilihat bahwa wajah itu pucat bak mayat. Bibirnya bergetar hebat saat merasakan aura kegelapan menguar kuat dari arah kegelapan di belakangnya. Indra pendengarnya menangkap suara geraman yang membuat tubuhnya kehilangan daya untuk bangkit. Matanya lemah penuh kepasrahan saat sepasang tangan mencekiknya kuat. Menahan aliran napasnya yang semakin menyiksa kesadarannya.

"Lep ... kan aku!" Suaranya terdengar putus. Dan suara tertawa mengerikan terdengar semakin menciutkan nyalinya. Dan sang pemilik tangan itu terlihat oleh mata kaburnya. Dia, sesosok makhluk berjubah hitam bertudung runcing dan tinggi sedang menatap garang dengan mata merahnya.

"Kenapa kau ... begini?" tanya gadis itu lagi. Dan tertawa memekakkan telinga kembali terdengar. Lalu mahluk berwujud wanita dengan style aneh itu mendekatkan wajahnya ke telinga gadis itu sambil tersenyum menakutkan.

"Kau! Tidak seharusnya ada di sini, gadis bodoh! Kau harusnya mati!" Dan tangan itu semakin kencang mencekiknya. Rasa sesak kehabisan napas menyiksa gadis itu dan pandangannya mulai kabur.

"Matilah kau!" seru wanita aneh itu sambil mengangkat tinggi-tinggi tongkatnya siap menusuk gadis di depannya.

"Tidak!!" Gadis berambut gelap itu memekik kuat saat terbangun dari tidurnya yang dihiasi mimpi mengerikan saat meja di depannya dipukul keras.

"Kau ketiduran Ms. Cronwell!" Aegle menatap goyah wajah garang di depannya karena otaknya masih melakukan loading.

"Sorry Mom. Aku tidak akan mengulanginya," ucap Aegle memelas.

"Lembar ujian?!" tukas wanita itu galak. Aegle menyerahkan kertas ujian yang basah dan kusut oleh air liurnya itu.

"What?! Ini apa, Aegle?!" Aegle menunduk malu terlebih saat tatapan seluruh kelas tertuju padanya.

"Temui saya di kantor saat istirahat!" ucap guru super galak itu sembari melangkah pergi dengan memegang kacamatanya yang nyari jatuh karena amarahnya. 

"Apa yang kulihat barusan? Itu terasa nyata. Ahk, leherku sangat sakit dan juga aku berkeringat seperti orang berlari," gumamnya pada diri sendiri.

The Consort ✔Where stories live. Discover now