Chapter 24

848 140 21
                                    


...
..
.
.
.

"Glade!" pekik Bianca kaget melihat Glade terbaring dengan perut dan leher bocor.

"Tolong!" teriak Bianca sambil menekan luka di perut Glade yang terus menatap ke arah kegelapan di mana pelaku penikamannya pergi. Rombongan Ciro yang baru tiba pun dibuat kaget saat cahaya senter mereka jatuh ke Glade yang bersimbah darah.

"Tuan!" teriak orang-orang itu menghampiri Glade yang sangat kesulitan bernapas.

"Bertahanlah!" ucap Bianca menahan tangisnya sambil terus menekan luka itu. Glade memberi Bianca isyarat untuk mendekat, dan wanita itu menurutinya.

"Ge-dung pam-eran ... di bawahnya ad-adalah Gua Gasper!" Ucapan Glade terhenti seiring dengan hilangnya kesadaran pria itu.

"Ayah!" Walau semua mata akhirnya menatapnya, Carlos tak peduli itu lagi, dia hanya ingin ayahnya tetap sadar.

"Ayo bawa dia ke ruangannya!" perintah Bianca.

Aegle berhasil melintasi atmosfer dan kembali ke Consort. Aegle benar-benar tak kuasa melihat banyaknya orang-orang Consort yang sudah terkena sihir hitam.

"Kita harus bergegas, Oaken!" perintah Aegle sambil memeluk kakeknya erat.

"Aegle!" teriak Nieva begitu melihat Aegle turun dari tunggangan Oaken di Balkom lantai 2. Aegle membiarkan kakeknya berjalan perlahan sedang dia berlari memeluk sahabatnya yang paling ia rindukan itu.

"Kupikir kau sudah pergi," lirih Nieva terisak di pelukan Aegle yang hanya tertawa haru dengan mata berkaca-kaca, terlebih dilihatnya pria pirang yang sangat dia kenal itu berjalan pincang ke arahnya.

"Baltran!" seru Aegle berlari memeluk pria yang membalas pelukannya lebih erat itu.

"Kakimu kenapa?"

"Saat kami akan menutup pintu aula utama, seorang undead melayangkan pedangnya ke arah Vanesa, tapi Baltran menghalaunya yang membuat pedang itu menembus kaki si bodoh ini," ucap Nieva menjelaskan. Baltran hanya nyengir malu.

"Apa kalau menyelamatkan aku berarti bodoh?" sambung Vanesa tak suka. Nieva melengos kesal, sedang Baltran menatap Aegle dengan tatapan bingung.

"Sini ku obati!" ajak Vanesa sambil menarik tangan Baltran. Namun Nieva menahannya dengan menarik tangan Baltran yang lain.

"Dia di sini saja!" tegas Nieva garang. Keduanya saling tatap dengan listrik kebencian. Baltran menatap Aegle dengan tatapan minta tolong.

"Sorry guys, Baltran dan aku masih ada yang ingin dibicarakan," ucap Aegle menarik Baltran dari keduanya dan berniat pergi, namun langkahnya terhenti saat melihat Carlos muncul dengan wajah kusut nya.

"Kau kembali," ucap Carlos memeluk Aegle erat. Baltran tak melepaskan tangannya Aegle dari genggamannya, malah menarik gadis itu mendekat ke arahnya. Kedua pria itu saling melotot adu paling garang, walau kebenarannya Aegle melihat mereka tak lebih dari anak kucing tersengat listrik karena benar-benar bertampang kusut.

"Carlos! Mama mencarimu!" panggil Carrola datang tiba-tiba.

"Mama?" tanya Aegle heran. Namun Carlos langsung pergi.

The Consort ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang