Chapter 15

895 153 7
                                    


.
.
.
.
.

"Kenapa Aegle diskors? Jangan katakan alasannya adalah kekacauan kemarin!" Bianca yang tidak setuju dengan keputusan wali kelas Gsee itu datang menghampiri wanita itu dengan raut geram.

"Ya, memang itu." Ursulina tak ada keraguan dalam ucapannya. Bianca tertawa kesal.

"Cabut hukuman itu! Gadis itu adalah penyelamat Glaxital dan Consort. Bagaimana mungkin kalian menyebutnya pembuat onar dan seenaknya memberi hukuman yang merugikan. Harusnya gadis itu diberi hadiah atas kepeduliannya pada planet ini!" ucap Bianca tak habis pikir dengan keputusan dewan guru.

"Aku tidak bisa melakukannya. Karena ini keputusan bersama."

"Bersama? Bersama apanya maksudmu?! Itu adalah keputusan sepihak dari kalian tanpa sepengetahuanku sebagai kepala sekolah."

"Seluruh guru dan yang mulia ratu Seina juga ada di sana."

"Apa? Ratu Seina? Sejak kapan dia ikut memutuskan urusan di Glaxital Academy? Aku tidak menerima keputusan ini walau itu permintaan ratu Seina sekalipun. Karena sudah menjadi hukumnya kalau orang kerajaan tidak memiliki hak mengatur di sekolah ini."

"Maka katakan padanya!" tantang Ursulina.

"Tentu, akan aku lakukan. Dan sampai saat itu, jangan berani membuat Aegle jauh dari sekolah ini!" ucap Bianca dengan tatapan penuh ancaman. Ursulina hanya menatap kepergian wanita itu dengan tatapan kosong.

"Ini membosankan!" keluh Aegle di sela-sela menyapu halaman tengah Glaxital Academy.

"Apa ini yang dimaksud bekerja dalam kesepian? Aku seperti pernah mendengar lagu itu dalam bahasa Indonesia," gumamnya seorang diri.

"Masak-masak sendiri, minum-minum sendiri. Cuci baju sendiri tidur pun sendiri. Kerja bakti sendiri, gumam-gumam sendiri, nyanyi pun sendiri dan gila - gila sendiri." Aegle mengganti lirik lagu sesuai hatinya. Dan saat itu juga gadis itu kembali melihat sekelilingnya dan hembusan napas penuh kebosanan terdengar saat dia melihat sampah yang berserakan tak kunjung habis.

"Bukankah Bianca mengatakan untuk membersihkan ini secara gotong royong? Lalu ke mana semua orang saat aku sibuk mengais di sini?! Huh!" Keluhan tidak pernah berhenti dari bibir tipis pualam itu. Tiba-tiba ide usil menghampirinya.

"Bagaimana kalau dengan kekuatan," gumamnya sembari mengarahkan ke lima jemarinya ke arah sampah yang berceceran.

"Fokus Aegle!" bisiknya untuk dirinya sendiri sambil menutup mata lalu membukanya dan sampah-sampah itu terbang ke mana arah tangannya bergerak. Rasa bangga karena mulai bisa mengontrol pikirannya membuat Aegle tak henti-hentinya tertawa. Sampah-sampah mulai terkumpul di tempat pengumpulan. Aegle berputar-putar sambil terus menggumamkan lagu kesenangannya.

"And we dance and we dance in an endless flow ...." Gumaman itu terus berlanjut seiring dia terus mengangkat sampah dengan main controlnya.

"Kau akan dihukum lebih parah kalau ketahuan menggunakan kekuatan, bodoh!" Aegle yang kaget akan kehadiran orang lain menjadi kelabakan dan seketika membuang sampah tepat ke wajah orang yang mengagetkannya.

"What are you doing!" Carlos memekik kesal sambil membersihkan wajahnya yang terkena dedaunan kotor.

"So-sorry, aku tidak tahu ada orang lain yang mau ke mari," ucap Aegle sambil membantu membersihkan wajah Carlos yang seketika ditepis pria itu.

The Consort ✔Kde žijí příběhy. Začni objevovat