Chapter 20

832 152 19
                                    


Playlist

Who I am?

...
.
.
.

Baru saja kendaraan Keenamnya menyentuh lapisan pelindung planet gelap itu, sesuatu seakan sengaja menarik mereka hingga tersedot dan terbanting dengan keras ke permukaan planet. Mereka jatuh secara terpisah walau masih berdekatan.

"Kau tidak mengatakan ini sebelumnya!" Aegle marah ke Carlos sambil mengaduh kesakitan di arah bokongnya. Carlos hanya nyengir sungkan sedang teman-temannya berdiri sambil waspada pada lingkungan mereka yang nyaris tanpa cahaya.

"Ahkkk!" Keenam siswa itu seketika saling berdekatan dengan kuda-kuda waspada saat mendengar teriakan dan suara jatuhan sebuah benda besar.

"Aegle!" Seketika juga Aegle lega saat mendengar panggilan itu terlebih melihat beberapa hewan berlari menghampiri mereka. Itu para mycop yang diantar seekor griffin dan baru saja mendarat bebas layaknya mereka tadi.

"Siapa yang mampu menyingkirkan kabut ini? Setidaknya memperjelas mata kita saja," ucap Nieva menggosok matanya yang perih karena kabut yang sungguh tebal layaknya asap saat membakar kayu basah, sangat tajam menusuk mata. Dalila dan Aegle mencoba menggunakan kekuatan pengendalian udara mereka dengan menciptakan pusaran angin untuk mengisap kabut. Tapi pusaran angin malah menyerang keduanya hingga berputar-putar beberapa menit sebelum mendarat dengan kondisi muntah-muntah dan rambut seperti rambut singa.

"Te-tempat ini menakutkan," ucap Dalila setelah memuntahkan isi perutnya yang diputarnya sendiri. Aegle tak jauh darinya tampak tengah muntah dibantu Nieva yang memukul-mukul punggungnya.

"Tempat ini bisa menambahi kuatnya kekuatan juga bisa melemahkannya. Kita harus hati-hati," ucap Carlos memberi peringatan. Dengan terseok-seok Keenamnya melangkah menebus kabut dengan para mycop dan griffin di sisi mereka. Sesekali salah satu dari mereka terperosok ke lubang atau terjungkal oleh tunggul kayu.

"Berhenti!" bisik Gabino spontan membuat yang lain diam dan mendengar banyak derap kaki dari balik kegelapan.

"Kita harus super waspada," ucap Gabino. Baltran mengamit tangan Aegle, berusaha menjaga gadis itu. Namun Carlos langsung memutus genggaman itu karena geram.

"Ada apa?" tanya Baltran tak suka dengan ulah Carlos.

"Kau disuruh waspada bukan bermesraan," ucap Carlos enteng dan berdiri di antara Aegle dan Baltran yang memandangnya jengah. Lalu Gabino memberi instruksi untuk merayap, dan kelima temannya pun mengambil pose merayap dan merangkak maju.

"Gila!" ucap Keenamnya takjub dengan apa yang mereka lihat di depan. Di sana, di hadapan mereka berdiri gagah sebuah gedung yang super tinggi namun dengan pencahayaan minim dan lembab.

"Ap-apa itu?" tanya Nieva dan Baltran bersamaan.

"Aku bahkan tidak melihat puncaknya," gumam Baltran.

"Sepertinya istana penyihir hitam. Tapi kita tidak bisa masuk ke sana karena pengamanan ketat sekali," ucap Gabino berniat mundur.

The Consort ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang