Chapter 11

961 166 7
                                    


.
.
.
.
.

Suara bip di sensor yang dipasang para staf sensor di berbagai planet milik Glaxital City menjerit nyaring membuat kaget seisi kantor sensor pusat. Bianca yang dari tadi setia menunggu tidak percaya dengan yang ia dengar dan lihat.

"Oh my Godness!" teriak salah seorang staf membuat Bianca segera mendekatinya.

"Para siswa yang hilang sudah ditemukan tempatnya, Mom!"

"Catat koordinatnya dan kirim ke orang-orang ini!" tukas Bianca sembari memberikan selembar kertas kepada salah seorang staf disambut anggukan dari seluruh staf. Bianca meraih mantelnya dan meninggalkan kantor.

"Wah! Sangat hangat!"

"Aku tidak perlu mantelku walau salju datang!"

Bianca menghentikan langkahnya saat mendengar ocehan beberapa siswa di koridor sekolah. Penasaran dengan hal yang membuat keributan itu, Bianca langsung mencopot mantelnya dan mencoba berdiri di bawah jatuhan benda putih nan tipis dan indah itu.

"Hangat!" batinnya. Bianca benar-benar tidak percaya, salju dingin di hari yang hangat itu nyaris kembali seperti semula. Wajahnya yang tadi tegang kini terlihat lebih tenang dan seutas senyum tipis menghiasi wajahnya.

"Terima kasih telah kembali," batinnya lagi sembari melanjutkan langkahnya menuju kantor staf keamanan Glaxital Academy.

"Mom!" sambut para staf dengan wajah kaget melihat kedatangan Bianca yang nyaris tidak pernah terjadi sebelumnya. Bianca hanya mengangguk tanpa ekspresi di wajahnya.

"Ada keperluan mendesak apa yang memaksa anda ke mari, Mom?" tanya ketua staf keamanan menghampiri Bianca.

"Kau sudah menerimanya?" tanya Bianca balik.

"Anda yang mengirim koordinat itu?" tanya kepala staf faham dengan ucapan Bianca.

"Ya."

"Lalu?"

"Berapa banyak kau memiliki anggota yang siap mati dan sukarela perang untuk Glaxital City?" Wajah kepala staf itu sedikit berkerut karena bingung.

"Hmm ... tidak banyak, hanya berkisar 5 orang di setiap planet," jawab pria dengan seragam coklat-biru itu ragu.

"Hah?! Sangat sedikit! Apa cuma segitu yang benar-benar mencintai dunia ini?" ucap Bianca benar-benar tidak percaya. Kepala staf itu hanya menunduk tak mampu berkata apapun untuk membantah.

"Hubungi semuanya! Dan bila perlu pasang pengumuman bahwa kita menerima sukarelawan yang siap mati untuk negeri ini tanpa upah apapun."

"Untuk?"

"Untuk berperang ke Dangertown!" ucap Bianca tegas. Sontak wajah para staf menghitam kaget dan dihantui ketakutan. Siapa yang tak kenal Dangertown, planet yang dijuluki planet hitam oleh seluruh penghuni Glaxital City. Planet tanpa gravitasi dan planet yang bisa memanipulasi pikiran maupun kekuatan orang-orang yang lemah mentalnya. Dan beberapa sihir tak berfungsi dengan baik di sana. Belum lagi bangsa Gnome dan Troll yang menjadi penghuni abadi planet itu yang berserakan di seluruh planet dan siap memakan siapapun yang menginjakkan kaki di planet itu.

The Consort ✔Where stories live. Discover now