Chapter 2

1.5K 216 22
                                    


Playlist

Start_Gaho
.
.
.
.
.

"Ahkk!" pekik Aegle saat seseorang menariknya keluar dari kerumunan. Dan mulutnya tak bisa mengantup saat dihadapannya berdiri serigala hitam dengan mata menakutkan. Aegle ingin berlari tapi pemilik hewan itu menahannya.

"Glaxital Academy lewat sana!" tukas pria 30-an itu menunjuk ke arah kanan Aegle.

"Hah?!" gumam Aegle bingung. Tapi belum lagi mendapat jawaban, pria itu duluan mendorong Aegle menjauh.

"Glaxital Academy? Apa itu?" Aegle bergumam sendiri sambil terus berjalan fokus ke depan.

"Glaxital Academy adalah sekolah untuk anak-anak berbakat yang akan mengikuti seleksi untuk menjadi seseorang yang diutus ke Glaxital Incoss sebagai penyelamat negeri ini, kau tidak tahu itu?" Hampir saja jantung Aegle meledak saat seorang pria muda seusianya tiba-tiba berdiri di sisinya dan menjelaskan dengan suara keras.

"Kau, siapa?" tanya Aegle waspada terutama dengan kucing ras Norwegian Forest Cat yang berjalan gagah di sisi pria itu.

"Hei, harusnya aku bertanya begitu padamu. Kau siapa? Dan mengapa kau tidak tahu menahu tentang Glaxital Academy? Ahk, tunggu dulu, matamu hijau, kau anak mana? Dan kenapa ada di sini? Bakat apa yang kau punya? Lalu, apa kau punya mycop? Apa bentuknya dan mana dia?" Pemuda itu bertanya panjang lebar.

"Pria gila! Dia bertanya atau sedang menginterogasi aku? Malah bicaranya kaya KTX lagi." Aegle bergumam kesal dalam hatinya sambil memandang penuh selidik ke pemuda itu.

"Hoi, aku bertanya? Kau mendengarku tidak?" ucapnya sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Aegle yang spontan kaget dan menampar pria itu.

"What? Kau menamparku?"

"Kau seperti orang gila! Kau psyco!" Mata pria itu melotot saat mendengar cacian itu.

"Wah! Kau ...." Ucapan pria itu terhenti saat mendengar suara sirene pemberitahuan berbunyi dari jarak beberapa meter.

"Diberitahukan kepada seluruh siswa dari sekolah dan kota manapun yang berniat mengikuti seleksi di Glaxital Academy untuk segera menaiki kereta, karena ini adalah kereta terakhir dari hari terakhir penerimaan. Dan kereta akan berangkat!"

"Gawat," gumam pria itu sambil berlalu meninggalkan Aegle yang tetap diam dalam ketidakmengertiannya. Namun beberapa detik kemudian pria itu datang kembali dan menarik tangan Aegle.

"Oi gadis bodoh. Walaupun kau terpaksa ikut karena suruhan orang tuamu, harusnya kau mencoba dulu untuk ikut seleksi. Malah bengong di sini, seperti gadis gila saja," cerca pemuda itu sambil terus berlari dengan tangan yang menggenggam erat tangan Aegle yang tidak membantah sedikitpun. Aegle belum begitu sadar akan situasinya saat ini hingga tiba-tiba lari mereka berhenti.

"Naiklah!" Aegle menatap ke arah pria itu maksudkan. Sebuah kereta kuda dengan warna coklat tua yang minimalis dengan atap berwarna senada yang menenangkan juga kursi penumpang yang rapi membuat Aegle takjub. Rahangnya hampir saja jatuh saat melihat beberapa kereta kuda lainnya. Mereka semua ditarik oleh 4 ekor kuda yang berwarna coklat juga.

"Hoi! Kau tidak akan naik?" Aegle tersadar dan menoleh.

"Haruskah? Ini mau ke mana?" Pemuda itu mendengus kesal.

The Consort ✔Where stories live. Discover now