Chapter 16

891 152 6
                                    

.
.
.
.
.

"Wah!" Aegle tidak dapat merasakan bibirnya yang karena nyaris membeku akibat diterpa angin yang tercipta dari laju Griffin yang ditumpanginya.

"Waaaaaaaa!" Mushroom berteriak dengan mengantupkan matanya. Hewan itu takut ketinggian.

"Pengecut! Masa iya hewan takut ketinggian," cerca Aegle sambil membersihkan matanya yang terus-menerus berair.

"Aku tidak takut ... hanya ... gemetar," jawab Mushroom tak ingin menjatuhkan harga dirinya.

"Ya ya ya," gumam Aegle semakin mengeratkan pegangannya saat Oaken melakukan landing yang curam. Mata gadis itu membelalak saat melihat kawah curam dan pepohonan besar yang menyambut pendaratan mereka.

"Aaaaaaaa!" teriak Aegle diikuti Mushroom saat Oaken melakukan terbang zig-zag diantara pepohonan.

"Huh, akhirnya." Aegle pikir mereka akan berhenti saat air terjun yang tinggi menyambut mereka dari depan, tapi Oaken  kembali menaikkan intensitas kepakan sayapnya saat gunung dengan tebing yang curam itu akan dinaikinya.

"Oaken!!" Aegle tak memperdulikan bagaimana ekspresinya saat ini. Dia hanya berusaha menyelamatkan jantungnya dari ledakan saat organ vitalnya itu nyaris berhenti berdetak karena kaget yang luar biasa, walau pada kenyataannya wajahnya tidak lebih baik dari ekspresi orang yang lagi buang air besar yang sangat keras.

Setelah mengalami olahraga jantung yang langka, akhirnya Oaken melambat dan berhenti di sebuah gua hijau di dekat Air terjun yang sedikit lebih pendek dari bagian air terjun di bawahnya. Aegle turun dengan ekspresi pias dan menutup mulut menahan rasa mualnya lalu berlarian ke sana-sini dan akhirnya mengeluarkan isi perutnya di semak-semak yang dia yakin pantas untuk dikotori. Mushroom? Jangan tanya! Hewan kecil itu muntah bak orang hamil di semak yang tidak jauh dari Aegle.

"Ahk lega," gumam Aegle membersihkan bibirnya. Tapi sepertinya olahraga jantung gadis itu belum berakhir. Karena saat merasa lega akan isi perutnya, Aegle kembali dibuat melotot kaget sekalian tersungkur karena tak punya tenaga untuk menahan bobot tubuhnya saat tempat dia membuang muntah dan bersandar itu adalah 2 ekor Griffin yang tak kalah besar dari Oaken. Dan tampaknya hewan yang tengah tidur siang itu sedikit kesal dengan ulah yang dibuat Aegle. Itu terlihat dari geraman mematikan keduanya.

"Aaa maaf. Aku tidak ta-tahu kalau kalian ada di sana. Aku serius," ucap Aegle sambil terus mundur hingga tubuh mungilnya terjebak di batu besar dengan 2 Griffin yang berniat memangsanya.

"OAKEN!!" pekik Aegle ketakutan. Dan yang dipanggil akhirnya tiba menyelamatkannya dari tatapan mematikan milik 2 Griffin itu yang tiba-tiba tertawa ngakak. Baik Aegle maupun Mushroom menatap kedua hewan itu dengan tatapan kosong karena rasa kaget yang tidak bisa dijelaskan lagi.

"Dia tampak lucu saat ketakutan!"

"Ternyata dia hanya terlihat menakutkan saat marah saja, selebihnya dia terlihat bak kodok  yang imut."

"Benar! Dan itu membuatku ingin menjahilinya lebih lama lagi. Hahahaha!" Kedua Griffin itu terus berceloteh tentang tanggapan mereka akan Aegle yang menurut mereka menggemaskan. Aegle sendiri kembali merasa mual di perutnya saat mendengar kata kodok.

"Apa yang lucu dari seekor kodok?" bisik Mushroom dijawab Aegle dengan mengedikkan bahunya sembari menatap Oaken dengan tatapan penuh tanda tanya.

The Consort ✔Where stories live. Discover now