Chapter 6

1K 181 16
                                    


..
.
.
.
.
.
.

"Kenapa? Kenapa aku harus dikirim ke sini? Aku hanya menyakiti Hansel Alberto tapi kenapa harus seperti ini hukumannya? Aku mau pulang!" Aegle terisak dalamkerasnya suara jatuhan air. Suara pintu memaksanya menoleh dan suara langkah mendekatinya.

"Aegle! Kau baik-baik saja?!" Aegle mencoba tersenyum walau terpaksa karena ia tidak ingin Agnese mengkhawatirkannya. Agnese membantunya berdiri.

"Apa yang mengganggumu?" tanya Agnese sambil mengeringkan rambut di depan cermin kamar mandi. Aegle menatap gadis itu lalu kembali terisak.

"Ak-aku ... aku merindukan orang tuaku, Agnese. Aku ingin bertemu mereka." Aegle terisak dan Agnese menarik gadis itu kepelukannya.

"Kau tahu Aegle, aku juga merindukan mereka. Tapi aku juga memiliki kewajiban untuk ikut seleksi ini. Kau harus kuat, dan jangan bersedih! Agnese selalu di sini, di sisimu. Kita akan selalu bersama. Jika salah satu dari kita terlupa, kita harus saling mengingatkan satu sama lain akan janji hari ini dan keadaan ini. Kita akan selalu jadi teman selamanya." Aegle mengangguk dan memeluk teman barunya yang mampu menenangkan hatinya itu.

"Kita sahabat selamanya!" ucap keduanya sambil tersenyum.

Bulir air mata menetes dari kelopak yang masih betah tertutup itu. Baltran dengan setia menghapus jejak air bening itu ditemani Nieva yang sedikit terkantuk-kantuk karena malam sudah semakin larut. Aegle masih betah dengan pingsannya sejak sore tadi.

"Niev, pergilah tidur ke kasur sana! Kamar ini takkan diisi siapapun kecuali kalian berdua karena banyak kamar yang telah kosong mulai malam ini," ucap Baltran membangunkan Nieva.

"Lalu kau?"

"Aku baik-baik saja di sini. Aku hanya akan menjaganya dan akan pergi saat dia bangun."

"Tidak! Kau juga harus istirahat. Kelas akan dimulai besok dan kau tidak ingin hadir dengan mata panda, kan?" Baltran terkekeh kecil.

"Aku akan tidur, sekarang pergilah tidur atau aku manipulasi pikiranmu dan berbuat yang aneh-aneh, hah?!" ancam Baltran. Nieva segera lari menuju tempat tidur yang ia tiduri bersama Vanesa semalam dan menutup tubuhnya dengan selimut. Baltran tersenyum melihat tingkah Nieva yang menurutnya lucu walau itu sejenak sebelum ia kembali pokus memperhatikan Aegle.

Tiba-tiba suara bip muncul di layar LCD loker. Baik Baltran maupun Nieva segera bangkit dan melihatnya ternyata sebuah pesan.

"Selamat malam all student! Ini adalah daftar kelas kalian masing-masing. Carlos Casimiro Consort dan Carrola Clarinda Consort di kelas Ging Class ... Baltran Liu Gnome Class, Nieva Howard di Gu Class, David Frieden di Gu Class dan Aegle Cronwell di Gu Class. Thank you!"

Keduanya saling tatap.

"Kita berbeda kelas," ucap Nieva.

"Ya, syukulah kau dan Aegle satu kelas. Kau bisa menjaganya di sisimu." Nieva mengangguk dan kembali ke tempat tidurnya begitupun Baltran yang menjaga walau pada akhirnya tertidur di sebelah Aegle dengan posisi duduk. Dia tidak menyadari beberapa petugas masuk dan menyimpan sesuatu di loker milik Aegle dan Nieva yang mana mereka ada rekan satu kamar.

¤¤¤¤

"Harusnya kau habisi gadis itu! Dia benar-benar membuatku muak!" ucap Carrola geram sambil membanting semua penghuni mejanya. Carlos duduk tenang di kursinya.

The Consort ✔Where stories live. Discover now