Chapter 9

1K 174 10
                                    


.
.
.
.
.
.
.

Gadis kecil itu terus berlari walau suhu udara kian dingin. Tujuannya adalah wanita yang memegang payung di depan sana. Wanita yang selalu menjadi motivasi dirinya dalam melangkah. Tapi kuatnya terpaan angin senja membuatnya jatuh dan membentur batu tajam di jalan yang ia tapaki.

"Aegle! Cepatlah Nak! Kau akan terlambat pulang hari ini!" teriak wanita dengan mantel tebal itu. Aegle meringis dan mulai menangis.

"Ak-aku tidak bisa bangkit, Mom! Aku tidak punya kekuatan dan kakiku terlampau sakit!" jeritnya di antara deru angin.

"Aegle! Jangan lemah oleh luka yng kecil Nak! Jangan mudah putus asa! Hanya orang pengecut yang membiarkan tekadnya hancur oleh luka kecil, kau harus bangkit dan melihat Mom, Sayang! Mom membutuhkanmu!" ucap sang ibu dengan suara serak dan mulai kelabakan karena payungnya diterpa angin yang semakin kencang.

"Tapi lukanya perih!"

"Biarkan salju menghapus lukamu, Sayang!" teriak sang ibu dan tiba-tiba saja benda putih nan indah itu meluncur dari langit. Menerpa Aegle juga lukanya. Aegle melihat luka itu menutup dan dia bangkit berlari menuju ibunya. Namun, suara teriakan memanggil namanya membuatnya terjatuh. Dan ....

"Aghk!" Suara Aegle muncul ke kehidupan nyata. Nieva tersenyum senang gadis itu siuman setelah dinyatakan takkan bangun oleh sang dokter.

"Terima kasih telah bangun!" pekik Nieva terus menerus memeluk gadis yang masih setia dengan tampang bengongnya itu.

"Sungguh sebuah keajaiban kau terbangun lagi, Lady," ucap dokter itu kagum dengan kemauan hidup siswa di depannya.

"Salju, salju lah yang menyelamatkanku!" teriak Aegle sambil berlari ke luar ruangan itu dan menatap langit senja yang berkabut.

"Apa yang kau cari?" tanya Nieva bingung.

"Kata mereka ratu penyihir putih itu menjadi salju, berarti dia yang menyelamatkanku. Terima kasih yang mulia!" teriaknya riang sambil berlari menuju asrama. Nieva mulai cemas kalau sahabatnya itu tidak waras.

"Sal-ju? Hei Ae! Bagaimana bisa ada salju di musim panas? Apa kau mu ...." Ucapan Nieva berhenti saat beberapa salju jatuh bebas menghampirinya. Nieva meraihnya.

"Ini nyata! Ini salju!" teriak Nieva gantian. Dokter yang heran melihat teriakan Nieva pun ikut bergabung dengan gadis itu, menyentuh salju yang benar-benar nyata.

"Oh god, ini benar-benar salju. Aku sampai lupa kapan terakhir salju datang ke Glaxital City. Ini suatu berkah!" seru Dokter Philip dengan senyum bahagianya.

"Ya, ratu penyihir putih membawanya pergi dan gadis itu membawanya kembali," sahut Arsen, asisten sang dokter. Keduanya menatap Aegle dan Nieva yang saling kejar di bawah jatuhan salju tipis dengan tawa yang menghangatkan hati siapapun melihatnya. Tak terkecuali Glade dan Adriano yang menatap dari balkon lantai 3 ruangannya.

"Kau harus mencari tahu siapa gadis berambut gelap itu, Adriano! Bagaimana bisa dia membawa salju kembali?" ucap Glade disambut anggukan dari Adriano.

The Consort ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang