Chapter 24

5.2K 911 259
                                    

〰️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

〰️

Ephemeral (n) lasting for a very short time.

〰️

Entah sudah berapa puluhan kali (Name) mondar-mandir di kamarnya. Kepalanya pusing memikirkan informasi yang baru saja dia terima dari Isabelle. Apakah Erwin sudah mengetahui bahwa hal ini akan terjadi sebelumnya? Tapi kenapa pria itu terlihat sangat tenang jika mengetahui hukuman apa yang akan diterimanya. Hukuman mati? Yang benar saja.

"Apa sekarang Erwin berada di markas Kepolisian Militer?" Gumam gadis itu.

Lalu bagaimana dengan teman-temannya yang berada satu regu dengan Levi? Apakah mereka berhasil bersembunyi?

Setelah berpikir panjang, akhirnya sebuah ide terlintas dalam otak (Name), "Aku akan menyelamatkan mereka." Ujarnya.

(Name) segera mengambil pakaian yang biasa dia kenakan untuk menyamar lalu mengambil beberapa peralatan yang mungkin bisa membantunya nanti. Setelah siap, gadis itu pergi menuju ke kamar Isabelle.

"Isabelle-san, aku akan pergi keluar untuk mencari informasi lebih jauh." Kata (Name).

Isabelle yang sebelumnya sedang termenung di atas kasurnya langsung mengalihkan kepalanya ke arah (Name).

"Tidak perlu (Name)-chan. Itu akan sangat berbahaya." Balas Isabelle sambil menghampiri (Name).

Jelas terlihat diwajah Isabelle, bahwa wanita itu tengah khawatir saat ini. (Name) tersenyum kecil melihat itu.

"Aku ini sudah terlatih sebagai prajurit, Isabelle-san. Jangan khawatir."

"Bagaimana jika ternyata Jean-bo sudah tertangkap. Apa aku harus kehilanganmu juga? Aku tidak bisa membayangkannya." Suara lirih yang dikeluarkan oleh Isabelle membuat (Name) terenyuh di tempatnya.

Apakah ini perasaan seorang anak yang tengah dikhawatirkan oleh ibunya? Meskipun faktanya Isabelle merupakan anak dari Aldric, hal tersebut tetap saja membuat (Name) merasakan kasih sayang seorang ibu.

(Name) langsung memeluk tubuh Isabelle erat, "Jika Jean tertangkap, maka akulah yang akan menyelamatkannya. Jangan khawatirkan aku." Bisik gadis itu lembut.

Isabelle membalas pelukan (Name) dengan lembut, "Kalau begitu berhati-hatilah. Kalian berdua harus pulang dengan selamat." Balas wanita paruh baya tersebut.

(Name) menganggukkan kepalanya lalu melepaskan pelukan mereka berdua, "Aku pergi dulu." Ujarnya.

"Jangan sampai terluka."

EPHEMERAL // Aot x ReadersWhere stories live. Discover now